|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku! [Mazmur 141:3] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kartu Merah |
|
Kartu Merah |
|
Selasa, 31 Mei 2016 | Tema: Umat Yang Kudus |
|
|
|
|
|
Kartu Merah |
|
Yakobus 3:1-12 |
|
|
|
|
|
|
FIFA [Federation Internationale De Football Association] yang bertindak sebagai badan induk organisasi sepakbola dunia, dalam bukunya yaitu Laws Of The Game, membuat berbagai peraturan untuk permainan sepakbola. Di dalam pasal 12 buku tersebut tertera aturan tentang pelanggaran dan kelakuan tidak sopan dalam permainan sepakbola beserta dengan hukumannya. Salah satu tindakan yang tergolong sebagai pelanggaran adalah saat seorang pemain menggunakan mulutnya secara sembarangan. Kategori yang termasuk dalam tindakan menggunakan mulut secara sembarangan adalah seperti meludahi orang lain, berkata-kata kasar, melecehkan, rasis, serta menghina orang lain. Hukuman bagi pelanggaran ini terbagi menjadi dua, yaitu kartu kuning dan katu merah. Hukuman yang paling berat adalah kartu merah. Saat seorang pemain mendapat kartu merah, maka pemain tersebut harus keluarkan dari lapangan dan tidak berhak mengikuti lagi sisa jalannya pertandingan. Apakah cukup sampai di situ? Tidak! Otoritas yang berwenang akan mengusut tuntas tentang seberapa berat peanggaran akibat ucapan tersebut. Apabila itu tergolong ringan, maka pemain tersebut harus menerima sanksi tidak dapat ikut di pertandingan tersebut dan pertandingan lainnya sesuai ketentuan masing-masing daerah. Apabila itu tergolong berat, maka akan ada sangsi tambahan berupa skorsing, denda, hingga larangan aktif dalam dunia sepakbola sa...selengkapnya » |
FIFA [Federation Internationale De Football Association] yang bertindak sebagai badan induk organisasi sepakbola dunia, dalam bukunya yaitu Laws Of The Game, membuat berbagai peraturan untuk permainan sepakbola. Di dalam pasal 12 buku tersebut tertera aturan tentang pelanggaran dan kelakuan tidak sopan dalam permainan sepakbola beserta dengan hukumannya. Salah satu tindakan yang tergolong sebagai pelanggaran adalah saat seorang pemain menggunakan mulutnya secara sembarangan. Kategori yang termasuk dalam tindakan menggunakan mulut secara sembarangan adalah seperti meludahi orang lain, berkata-kata kasar, melecehkan, rasis, serta menghina orang lain. Hukuman bagi pelanggaran ini terbagi menjadi dua, yaitu kartu kuning dan katu merah. Hukuman yang paling berat adalah kartu merah. Saat seorang pemain mendapat kartu merah, maka pemain tersebut harus keluarkan dari lapangan dan tidak berhak mengikuti lagi sisa jalannya pertandingan. Apakah cukup sampai di situ? Tidak! Otoritas yang berwenang akan mengusut tuntas tentang seberapa berat peanggaran akibat ucapan tersebut. Apabila itu tergolong ringan, maka pemain tersebut harus menerima sanksi tidak dapat ikut di pertandingan tersebut dan pertandingan lainnya sesuai ketentuan masing-masing daerah. Apabila itu tergolong berat, maka akan ada sangsi tambahan berupa skorsing, denda, hingga larangan aktif dalam dunia sepakbola sampai pada tuntutan pidana.
Jika hidup ini adalah ibarat pertandingan sepakbola, kita adalah para pemainnya dan Tuhan bertindak sebagai sang pengadil. Apakah kita mau menjadi “pemain” yang mendapat “kartu merah” dari Tuhan dan kemudian dihukum berat hanya gara-gara mulut kita? Mulut bagaikan pedang bermata dua. Adakalanya mulut, melalui setiap perkataan yang baik, membuat kita terlihat bijaksana dan terhormat. Namun dengan yang mulut yang sama pula, oleh karena perkataan yang tidak menjadi berkat, membuat kita menjadi pribadi yang direndahkan.
Karena itu tidaklah berlebihan bila Yakobus memperingatkan tentang kekuatan lidah. Yakobus mengatakan bahwa lebih mudah mengekang seekor kuda, mengendalikan sebuah kapal yang besar, dan menjinakkan segala jenis binatang seperti burung, binatang melata, dan binatang-binatang laut daripada mengendalikan lidah [ay. 3-8]. Dia menyebut lidah sebagai ’api’ yang dinyalakan oleh api neraka [ay. 6], dan ’sesuatu yang buas, tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan’ [ay. 8]. Alangkah bijaksana bila setiap hari kita berdoa, ’Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku’ [Mazmur 141:3]. Mintalah agar Tuhan mengkuduskan mulut kita sehingga perkataan kita menjadi berkat bagi sesama dan memuliakan-Nya. Ingat, jagalah mulut kita agar “kartu merah” dari Tuhan tidak diberikan bagi kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|