|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Pengorbanan dengan penuh ketulusan akan berbuahkan sukacita. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kasih Dan Pengorbanan |
|
Kasih Dan Pengorbanan |
|
Selasa, 03 Februari 2015 | Tema: Love In Action |
|
|
|
|
|
Kasih Dan Pengorbanan |
|
Yohanes 15:12-15 |
|
|
|
|
|
|
Kisah nyata yang menceritakan sekelompok tahanan perang yang bekerja di Jawatan Kereta Api Birma selama Perang Dunia II ditulis dalam buku To End All Wars, karya Ernest Gordon. Merupakan kisah yang tak terlupakan karena adegan itu juga difilmkan dengan judul yang sama. Hari itu seperti biasa, setelah pekerjaan selesai maka semua peralatan dikumpulkan dan dihitung. Ketika kekelompok tahanan itu akan dibubarkan, tiba-tiba sang tentara berteriak bahwa ada sebuah sekap telah hilang. Maka tentara itu sambil mondar mandir di hadapan para tahanan sambil berteriak siapa pencurinya. Dan tentara itu bersikeras pasti ada tahanan yang yang telah mencuri dan menjualnya kepada orang-orang Thailand. Tentara itu sambil menunjukkan kemarahannya yang tinggi berteriak “semua harus mati”. Untuk menunjukkan bahwa ia benar-benar marah, ia mengangkat senapannya menaruh di bahunya dan membidik, siap menembak orang pertama di hadapanya karena tidak ada yang mengakuinya.
Pada saat itulah sang Argyll (julukan untuk tentara Skotlandia) maju ke depan, berdiri dengan tegak dan penuh hormat, dan berkata dengan tenang, “Akulah pelakunya.” Akhirnya tentara Jepang itu melampiaskan seluruh kemarahan dan kebenciannya yang telah memuncak dengan cara menendang, memukul, meninju tahanan yang tidak berda...selengkapnya » |
Kisah nyata yang menceritakan sekelompok tahanan perang yang bekerja di Jawatan Kereta Api Birma selama Perang Dunia II ditulis dalam buku To End All Wars, karya Ernest Gordon. Merupakan kisah yang tak terlupakan karena adegan itu juga difilmkan dengan judul yang sama. Hari itu seperti biasa, setelah pekerjaan selesai maka semua peralatan dikumpulkan dan dihitung. Ketika kekelompok tahanan itu akan dibubarkan, tiba-tiba sang tentara berteriak bahwa ada sebuah sekap telah hilang. Maka tentara itu sambil mondar mandir di hadapan para tahanan sambil berteriak siapa pencurinya. Dan tentara itu bersikeras pasti ada tahanan yang yang telah mencuri dan menjualnya kepada orang-orang Thailand. Tentara itu sambil menunjukkan kemarahannya yang tinggi berteriak “semua harus mati”. Untuk menunjukkan bahwa ia benar-benar marah, ia mengangkat senapannya menaruh di bahunya dan membidik, siap menembak orang pertama di hadapanya karena tidak ada yang mengakuinya.
Pada saat itulah sang Argyll (julukan untuk tentara Skotlandia) maju ke depan, berdiri dengan tegak dan penuh hormat, dan berkata dengan tenang, “Akulah pelakunya.” Akhirnya tentara Jepang itu melampiaskan seluruh kemarahan dan kebenciannya yang telah memuncak dengan cara menendang, memukul, meninju tahanan yang tidak berdaya itu. Namun tahanan itu tetap tegap dan penuh hormat walaupun darah mengucur di wajahnya. Bahkan setelah dia mati terkapar pun masih diinjak sampai tentara Jepang itu kelelahan. Setelah semua selesai, ketika di rumah jaga dan peralatan itu di hitung lagi ternyata tidak ada yang hilang. Tentara itu salah hitung. Sang prajurit muda itu tidak mencuri, namun ia rela berkorban untuk teman-temannya. Walaupun ia tidak bersalah
Masih adakah zaman sekarang ada orang yang mau berkorban untuk orang lain, bahkan nyawanya demi kelangsungan hidup orang lain? Yesus berkata (ayat 13), “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang menyerahkan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” Itulah ekspresi kasih yang paling agung. Ya, kasih sejati tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri. Sebaliknya, kasih sejati senantiasa berusaha memberikan keuntungan bagi orang yang dikasihi. Bila perlu, kasih sejati akan rela mengorbankan segala sesuatu, bahkan nyawanya sendiri bagi orang yang dikasihinya.
Sebagai seorang yang telah menerima kasih kristus, hendaknya kasih itu juga melekat pada setiap kehidupan kita sebagai bukti kita meresponi kasih Kristus dalam hidup kita. Ingatlah, sebagaimana Kristus telah mengasihi kita, kita pun harus mengasihi sesama kita. Sebagaimana Kristus rela berkorban demi keselamatan kita, kita pun harus rela berkorban demi keselamatan sesama kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|