|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau...”
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kasih Dan Setia |
|
Kasih Dan Setia |
|
Rabu, 05 Februari 2014 | Tema: The Power of Love |
|
|
|
|
|
Kasih Dan Setia |
|
Amsal 3:3-5 |
|
|
|
|
|
|
Pernahkan Anda memperhatikan cara katak berenang? Ya, tepat sekali. Kaki belakang menginjak dan menendang, kaki depan mengibaskan dengan kuat ke kanan dan kiri, sementara kepalanya mengarah ke atas. Kira-kira seperti itu. Ternyata cara katak berenang ini tidak saja menjadi salah satu gaya dalam olah raga renang, tetapi juga menjadi “gaya hidup” manusia zaman sekarang ini. Lho kok bisa? Ya, coba perhatikan, dunia ini selalu menawarkan kenikmatan bagi manusia. Katakan saja kekuasaan, kejayaan, kesuksesan, kekayaan, dan sebagainya. Semua itu tentu sangat menyenangkan bagi manusia, sehingga ada orang yang mengatakan kejarlah itu, yaitu “sorga dunia”. Manusia berlomba-lomba untuk mendapatkan semua itu. Kenikmatan duniawi bagaikan magnet yang memiliki daya tarik yang sangat kuat, sehingga manusia banyak yang tergila-gila untuk mendapatkannya. Tidak sedikit orang mengambil jalan pintas untuk meraihnya.
Demi keberhasilan dan kenikmatan dunia, banyak orang “menggunakan” jurus katak berenang: menginjak dan menendang di bawahnya, menyikut semua yang ada sejajar di kanan-kirinya dan kepalanya mengarah ke depan menjilat yang ada di atasnya. Itulah jurus yang paling “ampuh” untuk mendapatkan kedudukan dan kekuasaan. Memang gambaran ilustrasi ini sangat kasar dan tidak enak dibaca,...selengkapnya » |
Pernahkan Anda memperhatikan cara katak berenang? Ya, tepat sekali. Kaki belakang menginjak dan menendang, kaki depan mengibaskan dengan kuat ke kanan dan kiri, sementara kepalanya mengarah ke atas. Kira-kira seperti itu. Ternyata cara katak berenang ini tidak saja menjadi salah satu gaya dalam olah raga renang, tetapi juga menjadi “gaya hidup” manusia zaman sekarang ini. Lho kok bisa? Ya, coba perhatikan, dunia ini selalu menawarkan kenikmatan bagi manusia. Katakan saja kekuasaan, kejayaan, kesuksesan, kekayaan, dan sebagainya. Semua itu tentu sangat menyenangkan bagi manusia, sehingga ada orang yang mengatakan kejarlah itu, yaitu “sorga dunia”. Manusia berlomba-lomba untuk mendapatkan semua itu. Kenikmatan duniawi bagaikan magnet yang memiliki daya tarik yang sangat kuat, sehingga manusia banyak yang tergila-gila untuk mendapatkannya. Tidak sedikit orang mengambil jalan pintas untuk meraihnya.
Demi keberhasilan dan kenikmatan dunia, banyak orang “menggunakan” jurus katak berenang: menginjak dan menendang di bawahnya, menyikut semua yang ada sejajar di kanan-kirinya dan kepalanya mengarah ke depan menjilat yang ada di atasnya. Itulah jurus yang paling “ampuh” untuk mendapatkan kedudukan dan kekuasaan. Memang gambaran ilustrasi ini sangat kasar dan tidak enak dibaca, tetapi itulah kiranya yang cocok untuk menggambarkan kehidupan manusia yang diluar kasih Tuhan yang diwarnai ketidakjujuran dan menghalalkan segala cara.
Saudara, kasih dan setia di dalam Tuhan adalah kekuatan besar yang mampu memberikan berkat dan dampak yang mengubahkan bagi kehidupan kita. Banyak orang mengatakan bahwa kasih setia adalah semacam komoditi yang tak laku dijual pada zaman sekarang ini, sehingga banyak orang (ada juga orang Kristen) yang tidak lagi memiliki dan mempertahankan kasih setia di dalam Tuhan. Memang kasih setia dalam Tuhan yang kita praktekkan dalam kehidupan ini sangat menuntut kesabaran, pengorbanan dan kejujuran sehingga tidak mudah untuk mencapai keberhasilan. Namun Sekalipun kita hidup berada dalam gelapnya dunia ini maka, “Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|