|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kasih yang rela berkorban hanya mungkin kita lakukan apabila kita mau menaati Firman dan mengenal lebih dalam kebutuhan orang lain. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kasih Rela Berkorban |
|
Kasih Rela Berkorban |
|
Jumat, 06 Februari 2015 | Tema: Love In Action |
|
|
|
|
|
Kasih Rela Berkorban |
|
Lukas 10:25-37 |
|
|
|
|
|
|
Saat hari Jumat mas Dono pergi ke Salatiga dengan menggunakan bus umum. Ternyata siang itu penumpang bus sangat padat, sehingga sebagian besar penumpang harus rela berdiri demi mempercepat waktu sampai ke tujuan. Di tengah perjalanan, naiklah seorang wanita paruh baya dengan seorang anak kecil. Selang beberapa waktu setelah bus itu berjalan, ternyata tidak ada seorang penumpang pun yang rela menyerahkan tempat duduknya kepada wanita itu. Akhirnya mas Dono mempersilahkan mereka duduk dan dia berdiri meskipun perjalanannya masih jauh. Dengan rela dia memberikan tempat duduknya, meskipun sebenarnya dia ingin istirahat setelah lelah bekerja.
Nats renungan hari ini berkisah tentang orang Samaria yang baik hati. Suatu kisah tentang kasih, bukan hanya dalam perkataan tetapi juga dalam perbuatan. Tuhan Yesus sengaja mempergunakan contoh seorang Samaria karena pada zaman itu seorang Samaria dikenal sebagai seorang yang tidak mengenal Allah. Hidupnya dianggap sebagai orang kafir oleh orang Yahudi maupun para ahli Taurat. Sedangkan para imam dan ahli Taurat adalah orang-orang yang dianggap sudah mengenal Tuhan dan hukum-hukum-Nya. Keduanya dihadapkan pada permasalahan yang sama, yaitu seorang yang tidak mereka kenal, menjadi korban kejahatan, tergeletak di tengah...selengkapnya » |
Saat hari Jumat mas Dono pergi ke Salatiga dengan menggunakan bus umum. Ternyata siang itu penumpang bus sangat padat, sehingga sebagian besar penumpang harus rela berdiri demi mempercepat waktu sampai ke tujuan. Di tengah perjalanan, naiklah seorang wanita paruh baya dengan seorang anak kecil. Selang beberapa waktu setelah bus itu berjalan, ternyata tidak ada seorang penumpang pun yang rela menyerahkan tempat duduknya kepada wanita itu. Akhirnya mas Dono mempersilahkan mereka duduk dan dia berdiri meskipun perjalanannya masih jauh. Dengan rela dia memberikan tempat duduknya, meskipun sebenarnya dia ingin istirahat setelah lelah bekerja.
Nats renungan hari ini berkisah tentang orang Samaria yang baik hati. Suatu kisah tentang kasih, bukan hanya dalam perkataan tetapi juga dalam perbuatan. Tuhan Yesus sengaja mempergunakan contoh seorang Samaria karena pada zaman itu seorang Samaria dikenal sebagai seorang yang tidak mengenal Allah. Hidupnya dianggap sebagai orang kafir oleh orang Yahudi maupun para ahli Taurat. Sedangkan para imam dan ahli Taurat adalah orang-orang yang dianggap sudah mengenal Tuhan dan hukum-hukum-Nya. Keduanya dihadapkan pada permasalahan yang sama, yaitu seorang yang tidak mereka kenal, menjadi korban kejahatan, tergeletak di tengah jalan, dan membutuhkan bantuan orang lain. Ternyata mereka yang dikatakan seorang ahli agama hanya berbicara tentang kasih yang rela berkorban. Tidak mau melakukan sesuatu dengan berbagai macam alasan untuk membenarkan dirinya. Di akhir kisahnya, Tuhan Yesus kembali menegaskan siapakah yang dianggap sesama manusia yang sesungguhnya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan kita telah diajarkan dan belajar tentang hidup saling mengasihi, memperhatikan, dan rela berkorban demi orang lain. Apakah hal tersebut sudah kita lakukan ataukah masih sebatas wacana saja? Marilah kita melakukan perbuatan kasih dengan kerelaan berkorban. Kali ini mengorbankan sedikit waktu kita untuk coba mengenal jemaat lain. Tidak mungkin kita mengasihi dalam perbuatan dan pengorbanan tanpa lebih dahulu mengenal mereka. Mulailah dari minggu ini setelah ibadah kita menyapa mereka yang ada di sekitar kita. Hal ini penting untuk menumbuhkan dan melatih kepekaan kita terhadap sesama manusia seperti halnya mas Dono dan orang Samaria. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|