|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Selagi ada kesempatan untuk mengasihi dan memperhatikan, lakukanlah!”
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kasih Tak Sampai |
|
Kasih Tak Sampai |
|
Senin, 15 Desember 2014 | Tema: The Moment to Share Love |
|
|
|
|
|
Kasih Tak Sampai |
|
Matius 25:13 |
|
|
|
|
|
|
Suatu hari seorang hamba Tuhan menceritakan penyesalannya dalam sebuah kesaksian. Ia menyampaikan bahwa ia sangat menyesal karena janjinya untuk mengunjungi jemaatnya yang sakit tidak dapat ia penuhi, pasalnya jemaat yang seharusnya dikunjungi itu sudah pulang ke rumah Bapa di sorga sebelum ia mengunjunginya. Penyesalan itu sangat dalam dirasakannya karena beberapa hari sebelum jemaatnya meninggal, hamba Tuhan tersebut sudah berjanji akan mengunjunginya di rumah sakit. Namun akibat kesibukan pelayanan dan berbagai aktifitas yang dikerjakannya, jemaat yang sakit ini telah meninggal sebelum ia dapat mengunjunginya.
“Penyesalan pasti akan muncul di kemudian hari”. Pepatah inilah yang dialami oleh hamba Tuhan tersebut, dan mungkin juga kerapkali kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari. Ingin hati menyatakan kasih, namun kadang waktu dan kesempatan membatasi sehingga kita tidak dapat melaksanakan kasih itu dalam pelayanan kita, sehingga penyesalan demi penyesalan mengakumulasi yang kemudian berakibat pada perasaan bersalah yang sangat dalam.
Semua hal yang akan terjadi dalam hidup kita tidak akan diketahui oleh siapa pun (Matius 25:13), demikian dengan kedatangan Tuh...selengkapnya » |
Suatu hari seorang hamba Tuhan menceritakan penyesalannya dalam sebuah kesaksian. Ia menyampaikan bahwa ia sangat menyesal karena janjinya untuk mengunjungi jemaatnya yang sakit tidak dapat ia penuhi, pasalnya jemaat yang seharusnya dikunjungi itu sudah pulang ke rumah Bapa di sorga sebelum ia mengunjunginya. Penyesalan itu sangat dalam dirasakannya karena beberapa hari sebelum jemaatnya meninggal, hamba Tuhan tersebut sudah berjanji akan mengunjunginya di rumah sakit. Namun akibat kesibukan pelayanan dan berbagai aktifitas yang dikerjakannya, jemaat yang sakit ini telah meninggal sebelum ia dapat mengunjunginya.
“Penyesalan pasti akan muncul di kemudian hari”. Pepatah inilah yang dialami oleh hamba Tuhan tersebut, dan mungkin juga kerapkali kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari. Ingin hati menyatakan kasih, namun kadang waktu dan kesempatan membatasi sehingga kita tidak dapat melaksanakan kasih itu dalam pelayanan kita, sehingga penyesalan demi penyesalan mengakumulasi yang kemudian berakibat pada perasaan bersalah yang sangat dalam.
Semua hal yang akan terjadi dalam hidup kita tidak akan diketahui oleh siapa pun (Matius 25:13), demikian dengan kedatangan Tuhan pada kali yang ke-2. Oleh karena itu Alkitab mengajar kita untuk selalu berjaga-jaga, sehingga kita tidak akan menyesal jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Sebagai seorang pelayan Tuhan (rohaniawan, penatua, diaken, pengerja, dan lain-lain), saat ini kita dipercayakan untuk mengembalakan domba-domba Tuhan. Sebagai seorang orang tua (kakek, nenek, bapak, ibu), kita memiliki anak-anak, cucu-cucu, keponakan, yang Tuhan percayakan untuk digembalakan. Sebagai seorang anak, kita memiliki orangtua, kakek, nenek, dan yang lain yang Tuhan percayakan menjadi orang-orang yang kita kasihi. Orang-orang yang ada di sekeliling kita merupakan ladang pelayanan kita di mana kita memiliki tugas yang sama, yaitu untuk “saling mengasihi dan memperhatikan”. Oleh karena itu jika saat ini kita merasa bahwa hubungan kita dengan orang-orang yang pernah dan sangat mengasihi kita sedang renggang atau jauh, mari kita meningkatkan hubungan melalui perhatian yang penuh kasih. Selagi masih ada kesempatan, lakukan, supaya tidak ada penyesalan di kemudian hari. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|