Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu .... [Lukas 6:38]
Selasa, 24 Maret 2015 | Tema: Menebar Benih Kebaikan
Kasih Yang Tak Terucapkan
Amsal 11:24-25
Memberi. Kalau ada orang yang bertanya apa kesukaan Ibu, itulah jawabku. Aku hanya sempat serumah dengan Ibu hingga usia sepuluh tahun. Namun sepanjang yang kuingat, Ibu sangat suka memberi sampai-sampai terkadang aku yang saat itu masih kecil merasa kesal karenanya. Saat itu kondisi keuangan kami cukup untuk hidup secara sederhana saja. Ibu sangat selektif dalam mengabulkan permintaanku. Kerap kali aku harus menahan diri untuk tidak meminta ini dan itu sebab aku tak ingin menyulitkan Ibu dan menyulut kemarahannya.
Berbeda dengan kondisi kami, keadaan ekonomi para Paman dan Bibi saat itu lebih baik daripada kami. Inilah yang membuatku tak habis pikir. Mengapa Ibu selalu berkeras untuk mengeluarkan uang mendahului para saudaranya untuk membayar ini dan itu apabila mereka pergi bersama? Bukankah itu akan memberatkan kami?
Demikian juga ketika usaha dagang Ibu mulai berkembang dan memerlukan para pegawai baru. Sikap Ibu terhadap para pegawainya pun serupa. Gaji yang cukup tinggi, bonus, pemberian-pemberian spontan ... sem...selengkapnya »
Memberi. Kalau ada orang yang bertanya apa kesukaan Ibu, itulah jawabku. Aku hanya sempat serumah dengan Ibu hingga usia sepuluh tahun. Namun sepanjang yang kuingat, Ibu sangat suka memberi sampai-sampai terkadang aku yang saat itu masih kecil merasa kesal karenanya. Saat itu kondisi keuangan kami cukup untuk hidup secara sederhana saja. Ibu sangat selektif dalam mengabulkan permintaanku. Kerap kali aku harus menahan diri untuk tidak meminta ini dan itu sebab aku tak ingin menyulitkan Ibu dan menyulut kemarahannya.
Berbeda dengan kondisi kami, keadaan ekonomi para Paman dan Bibi saat itu lebih baik daripada kami. Inilah yang membuatku tak habis pikir. Mengapa Ibu selalu berkeras untuk mengeluarkan uang mendahului para saudaranya untuk membayar ini dan itu apabila mereka pergi bersama? Bukankah itu akan memberatkan kami?
Demikian juga ketika usaha dagang Ibu mulai berkembang dan memerlukan para pegawai baru. Sikap Ibu terhadap para pegawainya pun serupa. Gaji yang cukup tinggi, bonus, pemberian-pemberian spontan ... semua itu diberikannya dengan senang hati. Saat itu pun aku belum mengerti, mengapa Ibu melakukannya.
Lambat laun barulah kupahami, memberi adalah bahasa cinta yang dipakai Ibu untuk menyampaikan bahwa ia menyayangi saudara-saudaranya. Memberi adalah bahasa kasih untuk menyampaikan bahwa ia sangat peduli dengan kesejahteraan para pegawainya. Ibu memang tak pandai berkata-kata. Tak pandai mengekspresikan perasaan. Namun itu tak menghalanginya untuk mewujudkan kasih melalui kesukaannya dalam memberi.
Puluhan tahun berlalu. Sampai saat ini Ibu masih senang memberi. Usaha dagangnya berjalan baik. Memberi tak pernah membuatnya berkekurangan. Tuhan memberkatinya sehingga Ibu dapat terus menyatakan kasihnya yang tak terucapkan dengan cara memberi.