|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Matius 25:40)
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kebanggaan Sebuah Pengorbanan |
|
Kebanggaan Sebuah Pengorbanan |
|
Senin, 21 April 2014 | Tema: The Glory of Sacrifice |
|
|
|
|
|
Kebanggaan Sebuah Pengorbanan |
|
2 Korintus 11:25-31 |
|
|
|
|
|
|
Seorang anak perempuan sedang bermain di kebun rumahnya, tiba-tiba datang seekor ular yang sangat berbisa menggigit kakinya. Dia berteriak kesakitan sehingga terdengar oleh kakaknya yang sedang mengerjakan pekerjaan rumah. Sang kakak berlari menuju ke tempat adiknya berada dan langsung memukul ular dengan batu sampai mati. Tanpa ragu dia menempelkan mulut ke luka bekas gigitan ular dan mengisap darahnya agar racun tidak masuk ke dalam tubuh adiknya.
Setelah membebat lukanya, dia mengantar adiknya ke rumah sakit untuk perawatan selanjutnya. Ketika sampai di rumah sakit, sang kakak kejang-kejang dan tidak tertolong nyawanya. Dia meninggal karena di mulutnya terdapat luka sehingga racun yang dihisapnya masuk ke dalam tubuhnya.
Sebelum meninggal, ada seorang yang bertanya kepadanya, “Apakah engkau menyesal menolong adikmu?” Dengan tersenyum dia berkata, “Saya bangga bisa menyelamatkan adik saya walaupun harus lewat sebuah pengorbanan.”
Rasul Paulus dalam perjalanan pelayanannya menyampaikan berita Injil mengalami berbagai penderitaan. Lima kali disesah, tiga kali didera, satu kali dilempari batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam terkatung-katung di tengah...selengkapnya » |
Seorang anak perempuan sedang bermain di kebun rumahnya, tiba-tiba datang seekor ular yang sangat berbisa menggigit kakinya. Dia berteriak kesakitan sehingga terdengar oleh kakaknya yang sedang mengerjakan pekerjaan rumah. Sang kakak berlari menuju ke tempat adiknya berada dan langsung memukul ular dengan batu sampai mati. Tanpa ragu dia menempelkan mulut ke luka bekas gigitan ular dan mengisap darahnya agar racun tidak masuk ke dalam tubuh adiknya.
Setelah membebat lukanya, dia mengantar adiknya ke rumah sakit untuk perawatan selanjutnya. Ketika sampai di rumah sakit, sang kakak kejang-kejang dan tidak tertolong nyawanya. Dia meninggal karena di mulutnya terdapat luka sehingga racun yang dihisapnya masuk ke dalam tubuhnya.
Sebelum meninggal, ada seorang yang bertanya kepadanya, “Apakah engkau menyesal menolong adikmu?” Dengan tersenyum dia berkata, “Saya bangga bisa menyelamatkan adik saya walaupun harus lewat sebuah pengorbanan.”
Rasul Paulus dalam perjalanan pelayanannya menyampaikan berita Injil mengalami berbagai penderitaan. Lima kali disesah, tiga kali didera, satu kali dilempari batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam terkatung-katung di tengah laut, sering diancam bahaya banjir, bahaya penyamun, bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya dari saudara palsu, berjerih lelah dan bekerja keras, sering tidak tidur, lapar, dahaga, kedinginan dan ketelanjangan. Apakah dia menyesal? Tidak, Dia bangga karena pengorbanan yang dialaminya mendatangkan kemuliaan Allah sebab nama Tuhan dipuji selama-lamanya (ayat 31). Karena kerinduannya untuk dipersekutukan dalam penderitaan-Nya dan menjadi serupa dengan Kristus dalam kematian-Nya tergenapi (Filipi 3:10).
Apabila kita mengingat pengorbanan-Nya, apakah cukup kita hanya mengucap syukur dan berterima kasih? Rindukah kita untuk mentaati perintah-Nya dan mau berkorban bagi orang yang membutuhkan pelayanan kita? Kita bisa mengorbankan tenaga, waktu, pikiran, keuangan kita bagi orang sekitar kita yang membutuhkan pertolongan. Kita bangga karena pengorbanan kita bagi orang lain, oleh Tuhan dianggap sama dengan pengorbanan bagi-Nya dan bangga karena kita bisa serupa dengan Kristus dalam penderitaan-Nya. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|