|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Orang beriman akan mendapat karunia perbuatan-perbuatan benar yang akan dikenakan pada hari perkawinan Anak Domba. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kebenaran |
|
Kebenaran |
|
Rabu, 04 Januari 2017 |
|
|
|
|
|
Kebenaran |
|
1 Korintus 1:30 |
|
|
|
|
|
|
Di dunia ini banyak orang berbicara tentang kebenaran karena menurutnya kebenaran adalah satu-satunya menuju kedamaian dan keseimbangan di tengah masyarakat. Misalnya saja semua kejadian terjadi karena adanya norma-norma yang mengikat bersama. Jika ada yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku maka menimbulkan masalah. Yang sesuai dengan norma itulah masyarakat mengatakan sebagai kebenaran. Tetapi persoalanya adalah norma atau ideologi bisa menjadi relatif ketika terlalu banyak kelompok masyarakat. Contohnya, para teroris menganggap bahwa apa yang dipikirkan dan yang dilakukan itu kebenaran sekalipun mengorbankan banyak orang. Sementara di masyarakat luas ada yang menentang para teroris tetapi mungkin juga ada yang sepaham dengan mereka. Itu baru paham soal mau masuk sorga saja berbeda-beda. Tentunya masih banyak hal di masyarakat yang mengandung “kebenaran” relatif.
Tetapi bagi kita, orang percaya dalam Kristus Yesus, mempercayai bahwa kebenaran itu datang hanya dari Allah yang di dalam Yesus Kristus saja. 1 Korintus 1:30 mengatakan “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita, Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita”. Bahwa Yesus Kristus membenarkan dan menguduskan kita. Membenarkan berar...selengkapnya » |
Di dunia ini banyak orang berbicara tentang kebenaran karena menurutnya kebenaran adalah satu-satunya menuju kedamaian dan keseimbangan di tengah masyarakat. Misalnya saja semua kejadian terjadi karena adanya norma-norma yang mengikat bersama. Jika ada yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku maka menimbulkan masalah. Yang sesuai dengan norma itulah masyarakat mengatakan sebagai kebenaran. Tetapi persoalanya adalah norma atau ideologi bisa menjadi relatif ketika terlalu banyak kelompok masyarakat. Contohnya, para teroris menganggap bahwa apa yang dipikirkan dan yang dilakukan itu kebenaran sekalipun mengorbankan banyak orang. Sementara di masyarakat luas ada yang menentang para teroris tetapi mungkin juga ada yang sepaham dengan mereka. Itu baru paham soal mau masuk sorga saja berbeda-beda. Tentunya masih banyak hal di masyarakat yang mengandung “kebenaran” relatif.
Tetapi bagi kita, orang percaya dalam Kristus Yesus, mempercayai bahwa kebenaran itu datang hanya dari Allah yang di dalam Yesus Kristus saja. 1 Korintus 1:30 mengatakan “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita, Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita”. Bahwa Yesus Kristus membenarkan dan menguduskan kita. Membenarkan berarti kita diperdamaikan dengan Allah Bapa, sedangkan menguduskan berarti di dalam hati kita dituntun oleh kuasa kebenaran-Nya untuk terus- menerus melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan kehendak Allah. Hal ini akan terjadi ketika seseorang memiliki iman di dalam Kristus Yesus karena kita semua yakin bahwa manusia dibenarkan oleh iman bukan karena berbagai perbuatan yang muncul dari hikmat manusia [band. Roma 3:28].
Saudara kekasih Tuhan, kebenaran itu akan “diinfuskan” ke dalam diri kita sehingga akan mempengaruhi seluruh manusia kita ini, yaitu tubuh, jiwa dan roh. Tubuh kita akan menuju kepada semua perbuatan baik. Jiwa kita yang terdiri dari pikiran dan hasrat akan memikirkan hal-hal yang kudus dan roh kita akan selalu memiliki hati nurani untuk selaras dengan kehendak Tuhan dan menurutinya. Ketika kita beriman di dalam Kristus Yesus yang adalah kebenaran Allah, maka “diinfuskan” kebenaran itu sehingga benar yang dikatakan dalam Wahyu 19:8 bahwa orang beriman dalam Kristus akan mendapat karunia memakai kain lenan halus. Apa itu kain lenan halus? Yaitu perbuatan-perbuatan yang benar. Dengan kata lain orang beriman mendapat karunia perbuatan-perbuatan benar dari Tuhan dan itu merupakan syarat mutlak untuk menyongsong mempelai laki-laki dalam pesta perjamuan kawin Anak Domba. Sehingga di luar Kristus bukanlah kebenaran sejati.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|