|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Keberanian iman percaya kita kepada Allah mampu mengalahkan ketakutan kita dalam menghadapi musuh atau tantangan nyata di dunia kerja di mana Allah menempatkan kita.”
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Keberanian Iman Mengalahkan Rasa Takut |
|
Keberanian Iman Mengalahkan Rasa Takut |
|
Senin, 25 Agustus 2014 | Tema: No Fear |
|
|
|
|
|
Keberanian Iman Mengalahkan Rasa Takut |
|
Daniel 6:11-24 |
|
|
|
|
|
|
Pak Wiryo pegawai negeri ekselon 4 adalah orang desa yang lugu dan jujur. Meskipun sudah pensiun tetap dipercaya sebagai bendahara yang dipercaya pemerintah untuk membayar seluruh gaji pegawai pemkot di mana dia bekerja. Berlandaskan iman yang diyakininya, pak Wiryo tidak pernah merasa takut dalam melakukan pekerjaannya. Berulangkali dia diancam, diperdaya melalui guna-guna agar keuangan yang dipercayakan kepadanya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu yang dapat mendatangkan keuntungan termasuk bagi dirinya sendiri. Namun pak Wiryo tetap bersikukuh untuk tidak melakukannya meskipun harus menghadapi berbagai macam tekanan dan ancaman dari pihak tertentu yang ingin menguasai pekerja dan memanfaatkan hal ini.
Nats kita hari ini berbicara tentang seorang pemimpin muda yang penuh dedikasi dan integritas bernama Daniel, orang Israel di pembuangan yang mendapatkan kepercayaan besar dari Raja Darius, bangsa Media Persia. Sebagai pemimpin yang dipercaya penuh oleh raja, Daniel bekerja dengan jujur, baik dan benar berdasarkan iman percayanya kepada Allah. Ketika Daniel menghadapi masalah dan tantangan serius dalam pekerjaannya, dia tetap mengungkapkan pergumulannya kepada Allah dan tidak mengandalkan kemampuannya sendiri. Resiko yang harus ditanggung cukup berbahaya b...selengkapnya » |
Pak Wiryo pegawai negeri ekselon 4 adalah orang desa yang lugu dan jujur. Meskipun sudah pensiun tetap dipercaya sebagai bendahara yang dipercaya pemerintah untuk membayar seluruh gaji pegawai pemkot di mana dia bekerja. Berlandaskan iman yang diyakininya, pak Wiryo tidak pernah merasa takut dalam melakukan pekerjaannya. Berulangkali dia diancam, diperdaya melalui guna-guna agar keuangan yang dipercayakan kepadanya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu yang dapat mendatangkan keuntungan termasuk bagi dirinya sendiri. Namun pak Wiryo tetap bersikukuh untuk tidak melakukannya meskipun harus menghadapi berbagai macam tekanan dan ancaman dari pihak tertentu yang ingin menguasai pekerja dan memanfaatkan hal ini.
Nats kita hari ini berbicara tentang seorang pemimpin muda yang penuh dedikasi dan integritas bernama Daniel, orang Israel di pembuangan yang mendapatkan kepercayaan besar dari Raja Darius, bangsa Media Persia. Sebagai pemimpin yang dipercaya penuh oleh raja, Daniel bekerja dengan jujur, baik dan benar berdasarkan iman percayanya kepada Allah. Ketika Daniel menghadapi masalah dan tantangan serius dalam pekerjaannya, dia tetap mengungkapkan pergumulannya kepada Allah dan tidak mengandalkan kemampuannya sendiri. Resiko yang harus ditanggung cukup berbahaya bagi keselamatan jiwanya. Hatinya yang melekat kepada Allah membuat Daniel tidak gentar sedikitpun meskipun harus berhadapan dengan singa-singa yang sengaja dibuat lapar untuk membinasakannya.
Dampak dari sikap Daniel telah menimbulkan simpati raja, hal ini terbukti bahwa raja sangat sedih akibat keputusannya yang gegabah. Raja juga merasa bersalah dan akan kehilangan orang terbaiknya apabila singa-singa peliharaannya benar-benar memakan Daniel. Maka sepanjang malam sejak Daniel dimasukkan ke dalam gua singa, raja tidak bisa tidur nyenyak dan terus berpuasa karena merasa bersalah menghukum orang yang hidup benar dan mengabdi kepadanya dengan tulus iklas. Semua kekuatiran dan ketakutan raja Darius akhirnya sirna ketika Daniel didapati masih hidup dan singa-singa tidak memangsanya. Maka Allah bangsa Israel menjadi termasyur di seluruh kerajaan Media Persia (ayat 27-29).
Bagaimana dengan kehidupan kita? Adakah didapati seorang beriman seperti Daniel di bidang pekerjaan sekuler yang sedang kita kerjakan? Apakah yang menjadi andalan kita dalam bekerja saat ini: kekuatan kita, kepandaian kita, kemampuan kita atau atasan kita? Apakah Allah mendapatkan tempat di dalam hidup dan pekerjaan kita? Biarlah kisah Daniel ini memberi inspirasi yang menyegarkan bagi kehidupan kita di dunia kerja sehingga Allah dipermuliakan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|