|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Kehadiran Allah mampu membebaskan kehidupan kita dari tembok pembatas maupun belenggu kehidupan yang menjerat hidup kita. Sehingga kita memiliki kesempatan untuk bersaksi tentang perbuatan Allah dan memuliakan Allah.” |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kehadiran Allah Membawa Kebebasan |
|
Kehadiran Allah Membawa Kebebasan |
|
Kamis, 18 Februari 2016 | Tema: Tuhan Hadir di Bait KudusNya |
|
|
|
|
|
Kehadiran Allah Membawa Kebebasan |
|
Kisah Para Rasul 5:17-25 |
|
|
|
|
|
|
Saat bapak Susanto berbaring lemah di rumah karena penyakit liver yang dideritanya, ia sadar bahwa penyakit yang dialami merupakan akibat dari pola hidup yang salah dan sembrono. Ia segera mohon ampun dan mohon belas kasihan dari Tuhan Yesus agar diberi kesembuhan dan kebebasan dari penyakit yang dialaminya. Ketika tenaga medis tidak lagi sanggup untuk menyembuhkan penyakitnya, maka harapan satu-satunya hanyalah kepada Tuhan Yesus. Ketika bapak Susanto dalam keadaan kritis karena penyakit itu, kehadiran dan pertolongan Allah datang dalam hidupnya tepat pada waktunya untuk menyembuhkan dan membebaskannya dari penyakit, sehingga sembuh secara total dan bisa hidup normal seperti sedia kala. Bapak Susanto pun bisa kembali bekerja dan aktif dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.
Renungan kita hari ini berkisah tentang pengalaman rasul Petrus dalam penjara karena berita Injil yang disampaikan di Bait Allah. Rasul Petrus ditangkap dan dipenjarakan sebagai reaksi iri hati dari Imam Besar dan beberapa kelompok orang Yahudi dari mazhab Saduki [ayat 17]. Dengan memenjarakan rasul Petrus, mereka berpikir bahwa pelayanan pemberitaan Injil akan terhambat dan tidak bisa berlanjut lagi. Maka di dalam penjara, rasul Petrus dijaga dengan ketat sampai beberapa lapis penjaga dan pintu yan...selengkapnya » |
Saat bapak Susanto berbaring lemah di rumah karena penyakit liver yang dideritanya, ia sadar bahwa penyakit yang dialami merupakan akibat dari pola hidup yang salah dan sembrono. Ia segera mohon ampun dan mohon belas kasihan dari Tuhan Yesus agar diberi kesembuhan dan kebebasan dari penyakit yang dialaminya. Ketika tenaga medis tidak lagi sanggup untuk menyembuhkan penyakitnya, maka harapan satu-satunya hanyalah kepada Tuhan Yesus. Ketika bapak Susanto dalam keadaan kritis karena penyakit itu, kehadiran dan pertolongan Allah datang dalam hidupnya tepat pada waktunya untuk menyembuhkan dan membebaskannya dari penyakit, sehingga sembuh secara total dan bisa hidup normal seperti sedia kala. Bapak Susanto pun bisa kembali bekerja dan aktif dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.
Renungan kita hari ini berkisah tentang pengalaman rasul Petrus dalam penjara karena berita Injil yang disampaikan di Bait Allah. Rasul Petrus ditangkap dan dipenjarakan sebagai reaksi iri hati dari Imam Besar dan beberapa kelompok orang Yahudi dari mazhab Saduki [ayat 17]. Dengan memenjarakan rasul Petrus, mereka berpikir bahwa pelayanan pemberitaan Injil akan terhambat dan tidak bisa berlanjut lagi. Maka di dalam penjara, rasul Petrus dijaga dengan ketat sampai beberapa lapis penjaga dan pintu yang harus dilewati. Namun kehadiran Allah yang diwakili para malaikat tidak dapat dibatasi oleh para penjaga dan pintu yang berlapis. Kehadiran Allah mampu menembus batas penjara dan membebaskan rasul Petrus dari penjara, sementara pintu penjara dan para penjaga tetap dalam posisinya [ayat 19-20]. Kehadiran Allah membawa perubahan, membawa pembebasan, membawa mujizat yang tidak mungkin dilakukan dan dipikirkan oleh manusia. Tujuannya, supaya pekerjaan Allah dalam pemberitaan Injil terus berlanjut dan nama Allah dimuliakan.
Bagaimana dengan diri kita saat ini? Apakah kehadiran Allah dalam hidup kita benar-benar berarti atau justru biasa-biasa saja atau malah tidak merasakan apa-apa lagi? Marilah kita belajar dari rasul Petrus di mana kehadiran Allah benar-benar membebaskan hidup dari segala penderitaan, masalah yang kita hadapi, penyakit kita. Serta memberikan kesempatan kepada kita untuk memuliakan Allah, melayani Allah, dan melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya atas kehidupan kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|