“Hidup takut akan Allah merupakan salah satu nilai Kerajaan Allah, apabila diterapkan dalam diri dan keluarga kita akan menghasilkan hikmat dan pengetahuan yang sangat berguna bagi hidup kita di zaman ini.”
Kamis, 21 Januari 2016 | Tema: KerajaanMu Datanglah
Keluarga Takut akan Allah
Mazmur 128
Keluarga bapak Pranoto sangat sederhana. Dia berprofesi sebagai guru negeri di sebuah SD di desa Ngadisari lereng gunung Bromo Probolinggo. Keluarga ini percaya Tuhan Yesus melalui perjumpaan yang ajaib dalam peristiwa mujizat kesembuhan dari sakit paru-paru akut. Sejak disembuhkan sampai sekarang bapak Pranoto aktif melayani dan menerapkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam keluarganya. Oleh masyarakat sekitarnya keluarga ini dikenal sebagai keluarga yang takut akan Allah. Hal ini diwujudkan dalam mendidik anak-anaknya dan juga anak-anak didiknya di bangku sekolah yang sebagian besar non-Kristen. Dia juga tidak segan-segan berbagi kiat keberhasilan usaha sampingannya sebagai petani dan peternak sapi kepada warga sekitarnya. Selain itu dia juga mendukung kursus ketrampilan yang dikelola gereja di desanya untuk memajukan generasi muda. Melalui sikap hidup keluarga inilah banyak anak yang menerapkan hidup takut akan Allah dan menjadi berkat dalam hidup keluarganya.
Melalui renungan ini kita diingatkan bahwa setiap orang yang hidup takut akan Allah, terutama di mulai dari seorang kepala keluarga, maka keluarganya akan mengalami kebahagiaan dan berkat Allah [ayat 1]. Takut akan Allah merupakan salah satu nilai kehidupan dalam Kerajaan Allah yang harus dihidupi oleh mereka yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Takut akan Allah akan membawa kehidupan kita, baik s...selengkapnya »
Keluarga bapak Pranoto sangat sederhana. Dia berprofesi sebagai guru negeri di sebuah SD di desa Ngadisari lereng gunung Bromo Probolinggo. Keluarga ini percaya Tuhan Yesus melalui perjumpaan yang ajaib dalam peristiwa mujizat kesembuhan dari sakit paru-paru akut. Sejak disembuhkan sampai sekarang bapak Pranoto aktif melayani dan menerapkan nilai-nilai Kerajaan Allah dalam keluarganya. Oleh masyarakat sekitarnya keluarga ini dikenal sebagai keluarga yang takut akan Allah. Hal ini diwujudkan dalam mendidik anak-anaknya dan juga anak-anak didiknya di bangku sekolah yang sebagian besar non-Kristen. Dia juga tidak segan-segan berbagi kiat keberhasilan usaha sampingannya sebagai petani dan peternak sapi kepada warga sekitarnya. Selain itu dia juga mendukung kursus ketrampilan yang dikelola gereja di desanya untuk memajukan generasi muda. Melalui sikap hidup keluarga inilah banyak anak yang menerapkan hidup takut akan Allah dan menjadi berkat dalam hidup keluarganya.
Melalui renungan ini kita diingatkan bahwa setiap orang yang hidup takut akan Allah, terutama di mulai dari seorang kepala keluarga, maka keluarganya akan mengalami kebahagiaan dan berkat Allah [ayat 1]. Takut akan Allah merupakan salah satu nilai kehidupan dalam Kerajaan Allah yang harus dihidupi oleh mereka yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Takut akan Allah akan membawa kehidupan kita, baik secara pribadi maupun secara keluarga, lebih mengutamakan Kerajaan Allah, yaitu hal-hal yang bersifat kekal dibandingkan ha- hal yang bersifat sementara.
Hidup takut akan Allah menurut Kitab Amsal akan menghasilkan hikmat dan pengetahuan sebagaimana tertulis dalam Amsal 1:1-7. Dengan hikmat dan pengetahuannya, mereka dapat mengembangkan ilmunya dan menolong banyak orang. Mereka bisa berbagi ilmu bagi kepentingan banyak orang. Bagaimana dengan kehidupan pribadi dan keluarga kita, sudahkah nilai takut akan Allah kita terapkan dalam keluarga maupun dalam mendidik anak-anak kita? Sudahkah nilai takut akan Allah itu juga diterapkan dalam pekerjaan atau bisnis kita? Itulah sebabnya Mazmur 145:13 menyebutkan bahwa Kerajaan Allah adalah Kerajaan segala abad, sebab Allah menanamkan nilai takut akan Allah kepada semua manusia dalam setiap generasi. [YAS]