|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Bagi kita semua, beriman dalam Yesus adalah panggilan untuk mewujudkan imannya dengan segala perbuatan baik atau kemurahan. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kemurahan Hati Adalah Panggilan |
|
Kemurahan Hati Adalah Panggilan |
|
Kamis, 23 Oktober 2014 | Tema: Goodness and Generousity |
|
|
|
|
|
Kemurahan Hati Adalah Panggilan |
|
Yakobus 2:17 |
|
|
|
|
|
|
Bapak Kristeno adalah seorang Kristen. Setiap hari Minggu dia tidak pernah absen beribadah ke gereja. Tidak hanya itu, dia pun sangat aktif terlibat dalam banyak kegiatan di gerejanya. Bapak Kristeno memiliki sikap hidup yang mencerminkan ajaran Yesus, seperti yang tersurat dan tersirat dalam Injil. Karena begitu mengasihi Tuhan, dia juga terpanggil dalam pelayanan kasih (sosial). Dia selalu berbagi dengan orang-orang yang tidak mampu, sehingga di kampungnya, bapak Kristeno sangat dikenal sebagai orang Kristen yang murah hati.
Begitu juga dengan bapak Syamsuri. Dia seorang non-Kristen. Tetapi bicara soal sosial, dia juga tidak kalah dengan kebanyakan orang Kristen, dengan bapak Kristeno misalnya. Bapak Syamsuri menyumbangkan banyak uangnya untuk membangun balai RT; membangun jalan; menyantuni tetangganya yang tidak mampu. Kehidupan sosialnya pun sangat luar biasa.
Lantas, apa yang membedakan kemurahan hati yang dilakukan seorang Kristen dan seorang non-Kristen? Mungkin kita berpikir dan bergumam dalam hati, “Ka...selengkapnya » |
Bapak Kristeno adalah seorang Kristen. Setiap hari Minggu dia tidak pernah absen beribadah ke gereja. Tidak hanya itu, dia pun sangat aktif terlibat dalam banyak kegiatan di gerejanya. Bapak Kristeno memiliki sikap hidup yang mencerminkan ajaran Yesus, seperti yang tersurat dan tersirat dalam Injil. Karena begitu mengasihi Tuhan, dia juga terpanggil dalam pelayanan kasih (sosial). Dia selalu berbagi dengan orang-orang yang tidak mampu, sehingga di kampungnya, bapak Kristeno sangat dikenal sebagai orang Kristen yang murah hati.
Begitu juga dengan bapak Syamsuri. Dia seorang non-Kristen. Tetapi bicara soal sosial, dia juga tidak kalah dengan kebanyakan orang Kristen, dengan bapak Kristeno misalnya. Bapak Syamsuri menyumbangkan banyak uangnya untuk membangun balai RT; membangun jalan; menyantuni tetangganya yang tidak mampu. Kehidupan sosialnya pun sangat luar biasa.
Lantas, apa yang membedakan kemurahan hati yang dilakukan seorang Kristen dan seorang non-Kristen? Mungkin kita berpikir dan bergumam dalam hati, “Kalau begitu sama saja antara jadi Kristen dan tidak. Buktinya tanpa menjadi murid Yesus pun, banyak orang bisa berbuat baik.” Tidak... pikiran seperti itu tidak tepat. Ada bedanya. Di dalam Yakobus 2:17 dikatakan, ”Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati.”
Perbuatan-perbuatan kita sebagai seorang Kristen, termasuk segala kemurahan hati, kita lakukan dengan sadar bahwa iman di dalam Tuhanlah yang mendorong semua perbuatan baik kita. Dengan demikian semua orang yang beriman di dalam nama Yesus Kristus, entah itu dia kaya, “setengah” kaya, ekonomi menengah, bahkan orang-orang Kristen ekonomi lemah pun terpanggil untuk “mengejawantahkan” imannya dalam segala perbuatan baik (kemurahan). Bagi kita, berbuat baik adalah panggilan semua orang yang percaya dalam Yesus, sehingga tidak ada motivasi sedikitpun untuk mencari keuntungan untuk diri sendiri. Memang itu tidak mudah, tetapi jika kita bisa, itu karena pertolongan Roh Kudus. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|