|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Hormati karunia orang lain, dan saling mendoakan agar tercipta bangunan Tubuh Kristus yang utuh |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Kepompong Kupu-Kupu |
|
Kepompong Kupu-Kupu |
|
Senin, 05 September 2016 | Tema: Jemaat Yang Tersusun Rapi |
|
|
|
|
|
Kepompong Kupu-Kupu |
|
Roma 12:4-6 |
|
|
|
|
|
|
Ketika saya masih tinggal di desa, di depan rumah tumbuh pohon alpukat. Setahun sekali selalu dipenuhi dengan ulat yang kemudian menjadi kepompong sebelum menjadi kupu-kupu. Seringkali saya mengambil beberapa kepompong dan menyimpannya di atas jendela rumah. Suatu hari lubang kecil muncul dari salah satu kepompong. Saya ambil kepompong itu dan mengamati bagaimana si kupu-kupu berjuang melewati lubang kecil kepompong. Kemudian kupu-kupu yang belum sempurna itu berhenti keluar dari dalam kepompong itu. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya saya mengambil gunting memutuskan untuk membantunya. Saya potong sisa kulit luar kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Kupu-kupu itu memiliki tubuh yang indah dan lucu. Tubuh gembung dan kecil dengan sayap mengkerut.
Setiap pulang sekolah, saya selalu mengamati dan berharap sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya saat terbang. Ternyata Semuanya tak pernah terjadi. Kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap masih mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Ini semua karena perbuatan saya. Sebenarnya kepompong itu berguna untuk menghambat supaya kupu kupu itu berjuang melewati loban...selengkapnya » |
Ketika saya masih tinggal di desa, di depan rumah tumbuh pohon alpukat. Setahun sekali selalu dipenuhi dengan ulat yang kemudian menjadi kepompong sebelum menjadi kupu-kupu. Seringkali saya mengambil beberapa kepompong dan menyimpannya di atas jendela rumah. Suatu hari lubang kecil muncul dari salah satu kepompong. Saya ambil kepompong itu dan mengamati bagaimana si kupu-kupu berjuang melewati lubang kecil kepompong. Kemudian kupu-kupu yang belum sempurna itu berhenti keluar dari dalam kepompong itu. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya saya mengambil gunting memutuskan untuk membantunya. Saya potong sisa kulit luar kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Kupu-kupu itu memiliki tubuh yang indah dan lucu. Tubuh gembung dan kecil dengan sayap mengkerut.
Setiap pulang sekolah, saya selalu mengamati dan berharap sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya saat terbang. Ternyata Semuanya tak pernah terjadi. Kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap masih mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Ini semua karena perbuatan saya. Sebenarnya kepompong itu berguna untuk menghambat supaya kupu kupu itu berjuang melewati lobang kecil dengan cara memaksa cairan tubuhnya pindah ke sayapnya. Perbuatan saya ini sepertinya baik, ternyata sama sekali tidak membawa manfaat bagi kupu-kupu tersebut.
Dalam sebuah organisasi, persekutuan, gereja, kadang terjadi seperti yang saya lakukan, yaitu membuat pengamatan yang salah terhadap orang lain. Bahkan membuat sebuah pemaksaan yang sebenarnya tidak baik bagi orang lain. Menganggap orang lain tidak becus dalam tugas dan menganggap diri sendiri yang paling baik dan benar. Rasul Paulus dalam 1 Korintus 12:18 menjelaskan bahwa masing-masing anggota memiliki karunia yang berbeda, semua tersusun rapi untuk pembangunan tubuh Kristus, yaitu Jemaat. Karunia yang berbeda-beda itu telah Tuhan berikan sesuai dengan kemampuan masing-masing [Efesus 4:7]. Masing-masing karunia saling melengkapi, terikat menjadi satu dengan masing-masing bagian pelayanan agar bertumbuh bersama dalam satu tubuh Kristus [Efesus 4:16]. Kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk bertumbuh secara instan, tetapi mendorong mereka yang lemah agar mampu bertumbuh secara sehat dan normal dalam pertumbuhan sebagai tubuh Kristus yang utuh. Agar tubuh Kristus tersusun rapi, marilah saling menghormati karunia orang lain, saling mendoakan dan mendorong yang lemah, serta menggunakan karunia masing-masing untuk melayani Tuhan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|