|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jika Saudara bersedia untuk memulai dan melakukannya, Tuhan Yesus siap menolong dan memberkati.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Keterbatasan Dan Kesibukan |
|
Keterbatasan Dan Kesibukan |
|
Rabu, 04 Februari 2015 | Tema: Love In Action |
|
|
|
|
|
Keterbatasan Dan Kesibukan |
|
Markus 6:30-44 |
|
|
|
|
|
|
Berbicara soal kasih terkait erat dengan pengorbanan, baik itu waktu, pikiran, tenaga, uang, barang, dll. Demikianlah hendaknya kasih terwujud nyata dalam kehidupan ini. Namun banyak orang lambat melakukan tindakan kasih atau menunda melakukannya karena menunggu waktu yang dipandangnya tepat, sementara seseorang yang segera harus ditolong dalam kondisi sangat kritis. Biasanya ada dua pertimbangan sebagai alasan untuk menundanya, misalnya: menunggu saat kelimpahan, dan menunggu kesempatan waktu luang.
Ketika baru saja Yesus mengajar orang banyak, kurang lebih lima ribu orang di tempat lapang, murid-murid memohon supaya Yesus memerintahkan orang banyak itu untuk segera pulang karena hari sudah semakin gelap dan sepi, supaya juga mereka dapat membeli makanan di sekitar kampung terdekat. Tetapi Yesus menolak permohonan murid-murid, Yesus minta supaya orang banyak itu diberi makan. Kemudian murid-murid memberikan keberatan karena uang kas hanya ada 200 dinar yang tentu jika digunakan untuk membeli makanan masih jauh dari cukup. Kemudian Yesus mulai beraksi dibantu dengan murid-muridnya memberi makan 5000 orang secara ajaib hanya dengan lima roti dan dua ikan. Orang banyak itu makan sampai kenyang.
Saudara yang kekasih, bukanka...selengkapnya » |
Berbicara soal kasih terkait erat dengan pengorbanan, baik itu waktu, pikiran, tenaga, uang, barang, dll. Demikianlah hendaknya kasih terwujud nyata dalam kehidupan ini. Namun banyak orang lambat melakukan tindakan kasih atau menunda melakukannya karena menunggu waktu yang dipandangnya tepat, sementara seseorang yang segera harus ditolong dalam kondisi sangat kritis. Biasanya ada dua pertimbangan sebagai alasan untuk menundanya, misalnya: menunggu saat kelimpahan, dan menunggu kesempatan waktu luang.
Ketika baru saja Yesus mengajar orang banyak, kurang lebih lima ribu orang di tempat lapang, murid-murid memohon supaya Yesus memerintahkan orang banyak itu untuk segera pulang karena hari sudah semakin gelap dan sepi, supaya juga mereka dapat membeli makanan di sekitar kampung terdekat. Tetapi Yesus menolak permohonan murid-murid, Yesus minta supaya orang banyak itu diberi makan. Kemudian murid-murid memberikan keberatan karena uang kas hanya ada 200 dinar yang tentu jika digunakan untuk membeli makanan masih jauh dari cukup. Kemudian Yesus mulai beraksi dibantu dengan murid-muridnya memberi makan 5000 orang secara ajaib hanya dengan lima roti dan dua ikan. Orang banyak itu makan sampai kenyang.
Saudara yang kekasih, bukankah kita sering berpikiran seperti murid-murid Yesus ketika kita sedang diperhadapkan dengan soal memberi sebagai wujud nyata kasih? “Mana mungkin aku harus menolong orang dengan keterbatasanku. Yang aku punya hanya sedikit.” Sementara yang lain berpikir, “Aku sibuk sekali, untuk mengurus diri sendiri dan keluargaku saja hampir tidak ada waktu. Bagaimana mungkin aku harus memikirkan orang lain?”
Saudara kekasih, dua alasan di atas untuk menunda-nunda mewujudkan tindakan kasih rupanya juga mendominasi kehidupan banyak orang saat ini, termasuk juga banyak orang Kristen. Masalah keterbatasan dan kesibukan. Kecukupan tetapi tidak sempat, sementara yang lain memiliki kemauan untuk mengasihi, ‘tetapi yang ada padaku hanya sedikit’. Tidak mungkin bisa menolong orang lain. Namun Yesus akan menolong kita dengan cara-cara yang ajaib jika kita bersedia untuk menolong orang lain dengan apa yang ada pada kita. Sekarang persoalannya adalah kita bersedia memulai untuk melakukan atau tidak. Jika kita bersedia untuk melakukannya, Tuhan Yesus siap menolong dan memberkati kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|