SEPEKAN TERAKHIR
  Jumat, 29 Maret 2024   -HARI INI-
  Kamis, 28 Maret 2024
  Rabu, 27 Maret 2024
  Selasa, 26 Maret 2024
  Senin, 25 Maret 2024
  Minggu, 24 Maret 2024
  Sabtu, 23 Maret 2024
POKOK RENUNGAN
“Kerjakanlah segala hal yang dipercayakan kepada kita dengan sungguh, benar, dan takut akan Tuhan, maka Ia yang setia akan memberikan upah yang layak untuk kita.”
DITULIS OLEH
Dkn. Sujoko Liem
Renungan Lain oleh Penulis:
Home  »  Renungan  »  Kisah Senja ’Mbah Sentot’
Kisah Senja ’Mbah Sentot’
Rabu, 19 Agustus 2015 | Tema: Bermental Prajurit Berhati Hamba
Kisah Senja ’Mbah Sentot’
2 Timotius 2:4, 11-13
Sentot Sumarjo, demikian nama asli dari kakek tua yang akrab dipanggil ‘Mbah Sentot’. Mbah Sentot merupakan tentara veteran berpangkat Sersan yang hidup dan berjuang pada masa kemerdekaan Indonesia. Mbah Sentot bukanlah seorang perwira militer yang nama dan fotonya tercatat dalam buku-buku sejarah kemerdekaan, namun ia hanyalah salah satu veteran berpangkat rendah yang ikut menjadi pelaku sejarah kemerdekaan Indonesia. Saat ini Mbah Sentot menikmati masa tuanya bersama istri, anak-anak, dan cucu-cucunya di sebuah kota kecil yang bernama ‘Grabag’, di kabupaten Magelang.

Kalau kita berkunjung kerumahnya, kita dapat melihat beberapa benda militer seperti helm baja, pisau bayonet, beberapa penghargaan militer, dan beberapa foto kejayaan masa mudanya. Yang menarik pula dari Mbah Sentot, ia akan terus menerus menceritakan kisah-kisah perjuangan yang telah dilaluinya bersama teman-teman pejuang di medan pertempuran. Yang saya ingat, Mbah Sentot pernah bertutur: “TNI pada zaman dulu berjuang bukan sekedar untuk mendapatkan pekerjaan, namun murni untuk meraih cita-cita kemerdekaan dan berdirinya NKRI. Kami benar-benar berkorban. Setiap hari kami meninggalkan istri, anak-anak dan keluarga. Kami tidak digaji, makan seadanya, tidak punya tempat tinggal yang menetap, bahkan banya...selengkapnya »
FOLLOW OUR INSTAGRAM
RENUNGAN HARIAN
29 Mrt '24
29 Mrt '24
29 Mrt '24
Copyright © 2012 All rights reserved. Designed and Developed by GIA Dr. Cipto Semarang