Sudahkah kita bersedia menjadi alat-alat kebenaran yang dipakai oleh Allah, Bapa kita? Ataukah kita masih menjadi alat-alat ketidakbenaran oleh dosa yang terus masih menguasai kita?
Selasa, 22 November 2016 | Tema: Mencapai Kedewasaan Sesusi Kepenuhan Kristus
Kuasa Keilahian Yang Menyeluruh
Roma 6:1-14
Bukti bahwa kita telah mengalami penyaliban dengan Yesus adalah kita memiliki keserupaan yang pasti dengan-Nya. Roh Kudus yang diberikan dalam diri kita menata kembali kehidupan pribadi kita di hadapan Allah. Kebangkitan Yesus adalah bukti kemuliaan Allah untuk menyatakan hidup kepada kita dan sejak itu pengalaman hidup kita harus dibangun di atas landasan hidup-Nya. Kita dapat memiliki hidup kebangkitan-Nya sekarang ini yang akan terlihat dengan sendirinya melalui kekudusan.
Apa yang dipaparkan dalam perikop Roma 6:1–14 oleh Rasul Paulus menunjuk kepada kita setelah memutuskan untuk disatukan dengan Yesus Kristus dalam kematian-Nya. Hidup kebangkitan Yesus akan menembus setiap bagian kehidupan kemanusiaan kita. Dan kuasa kemanusiaan lama [dosa] kita sudah tidak lagi berkuasa atas kita. Untuk itu diperlukan kemahakuasaan Allah - kuasa keilahian yang menyeluruh - untuk menjalani hidup baru sebagai anak-anak Tuhan dalam tubuh “daging” manusia. Dari sinilah nyata bahwa Roh Tuhan [Roh Kudus] menguasai kehidupan kita ketika kita memutuskan untuk menyatakan “manusia lama” [warisan dosa] dengan kematian Yesus Kristus. Dia [Yesus Kristus] mengambil alih semuanya bagian kita adalah berjalan dalam terang dan mematuhi semua yang dinyatakan-Nya kepada kita. Hasilnya ...selengkapnya »
Bukti bahwa kita telah mengalami penyaliban dengan Yesus adalah kita memiliki keserupaan yang pasti dengan-Nya. Roh Kudus yang diberikan dalam diri kita menata kembali kehidupan pribadi kita di hadapan Allah. Kebangkitan Yesus adalah bukti kemuliaan Allah untuk menyatakan hidup kepada kita dan sejak itu pengalaman hidup kita harus dibangun di atas landasan hidup-Nya. Kita dapat memiliki hidup kebangkitan-Nya sekarang ini yang akan terlihat dengan sendirinya melalui kekudusan.
Apa yang dipaparkan dalam perikop Roma 6:1–14 oleh Rasul Paulus menunjuk kepada kita setelah memutuskan untuk disatukan dengan Yesus Kristus dalam kematian-Nya. Hidup kebangkitan Yesus akan menembus setiap bagian kehidupan kemanusiaan kita. Dan kuasa kemanusiaan lama [dosa] kita sudah tidak lagi berkuasa atas kita. Untuk itu diperlukan kemahakuasaan Allah - kuasa keilahian yang menyeluruh - untuk menjalani hidup baru sebagai anak-anak Tuhan dalam tubuh “daging” manusia. Dari sinilah nyata bahwa Roh Tuhan [Roh Kudus] menguasai kehidupan kita ketika kita memutuskan untuk menyatakan “manusia lama” [warisan dosa] dengan kematian Yesus Kristus. Dia [Yesus Kristus] mengambil alih semuanya bagian kita adalah berjalan dalam terang dan mematuhi semua yang dinyatakan-Nya kepada kita. Hasilnya adalah mencapai kepenuhan Kristus.
Setelah kita membuat keputusan penting tentang dosa, maka akan mudah bagi kita “memandang” bahwa saya benar-benar ‘telah mati bagi dosa’ karena saya menentukan hidup Yesus di dalam diri saya sepanjang waktu [ayat 11]. Seperti halnya tentang kekudusan hanya ada satu, yaitu di dalam diri Yesus. Dan kekudusan Yesus-lah yang telah diberikan kepada kita. Bapa menaruh kekudusan Anak-Nya di dalam diri kita dan kita menjadi bagian dari suatu tatanan kehidupan rohani yang baru, yang bersedia setiap waktu untuk dipakai oleh Allah Bapa menjadi alat-alat kebenaran.