|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Mengenal Allah dengan benar berarti mengerti siapakah kita di hadapan Allah; sekaligus mengerti siapa Dia bagi kita. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Let God Be God |
|
Let God Be God |
|
Kamis, 10 Maret 2016 | Tema: Kristus Sebagai Kepala Gereja |
|
|
|
|
|
Let God Be God |
|
Kejadian 1:26-27; Keluaran 32:4-6 |
|
|
|
|
|
|
“Sam, apa maksudnya bahwa manusia itu diciptakan menurut gambar Allah?” tanya Benay kepada sahabat karibnya. Sambey berpikir sejenak lalu berkata, “Hm.. Kamu jawab pertanyaanku dulu ya? Bisakah manusia menciptakan allah menurut gambar manusia itu sendiri?” Benay pun berpikir sejenak lalu berkata, “Kamu ini lho malah bikin bingung. Mana ada manusia menciptakan allah menurut gambarnya? Lagian aku bertanya bukannya dijawab tapi kok kamu malah balas bertanya?” Sambey terkekeh melihat sahabatnya yang sedang setengah jengkel. “Ben, justru jawabannya ada pada pertanyaanku itu”, jawab Sambey, “Allah memang menciptakan manusia menurut gambar-Nya. Tetapi setelah itu manusia pun bisa dan suka menciptakan allah menurut gambarnya sendiri.” Benay mendengarkan dengan penuh perhatian tetapi tampaknya belum dapat memahami penjelasan Sambey.
“Patung anak lembu emas yang pernah dibuat oleh bangsa Israel adalah contoh bagaimana manusia suka menciptakan allah menurut gambarnya”, kata Sambey. Wajah Benay berubah cerah pertanda ia mulai dapat memahami. “Wah, benar juga pendapatmu itu Sam” kata Benay. Sambey menganggukkan kepala dengan antusias. “Wah, aku jadi ngeri, Sam!” kata Benay, “Keinginan manusia itu bisa begitu liar. Sampai-sampai membuatnya lupa diri dengan menciptakan karikatur...selengkapnya » |
“Sam, apa maksudnya bahwa manusia itu diciptakan menurut gambar Allah?” tanya Benay kepada sahabat karibnya. Sambey berpikir sejenak lalu berkata, “Hm.. Kamu jawab pertanyaanku dulu ya? Bisakah manusia menciptakan allah menurut gambar manusia itu sendiri?” Benay pun berpikir sejenak lalu berkata, “Kamu ini lho malah bikin bingung. Mana ada manusia menciptakan allah menurut gambarnya? Lagian aku bertanya bukannya dijawab tapi kok kamu malah balas bertanya?” Sambey terkekeh melihat sahabatnya yang sedang setengah jengkel. “Ben, justru jawabannya ada pada pertanyaanku itu”, jawab Sambey, “Allah memang menciptakan manusia menurut gambar-Nya. Tetapi setelah itu manusia pun bisa dan suka menciptakan allah menurut gambarnya sendiri.” Benay mendengarkan dengan penuh perhatian tetapi tampaknya belum dapat memahami penjelasan Sambey.
“Patung anak lembu emas yang pernah dibuat oleh bangsa Israel adalah contoh bagaimana manusia suka menciptakan allah menurut gambarnya”, kata Sambey. Wajah Benay berubah cerah pertanda ia mulai dapat memahami. “Wah, benar juga pendapatmu itu Sam” kata Benay. Sambey menganggukkan kepala dengan antusias. “Wah, aku jadi ngeri, Sam!” kata Benay, “Keinginan manusia itu bisa begitu liar. Sampai-sampai membuatnya lupa diri dengan menciptakan karikatur allah seperti itu. Mereka membuat berhala, memujanya, menaruh harapan pada buatan tangannya sendiri.” “Betul Ben!” kata Sambey semangat, “Dan lebih gawat lagi karikatur-karikatur allah itu dapat kita paksakan pada Allah sendiri. Pikiran dan nafsu kita dapat menciptakan allah menurut kehendak kita.” “Wah, tambah ngeri aku, Sam!” kata Benay, “Jika itu yang terjadi, bisa-bisa bukan kita yang menghamba pada Allah tetapi sebaliknya, tanpa kita sadari justru menjadikan Allah hamba kita.”
Sambey membenarkan pendapat sahabatnya itu. Ia pun mulai dapat merasakan kengerian yang dirasakan Benay. Pikirannya digelayuti dengan berbagai kemungkinan mengenai orang-orang yang bisa jadi tanpa disadari telah menciptakan allah menurut gambarnya sendiri. Mereka ini orang-orang yang hanya mau berkat-berkat Allah saja. Tidak suka diajar untuk menjadi murid-murid Kristus. Mereka mudah kecewa dan balik berontak kepada Allah ketika kesulitan hidup datang. Mereka hanya menyukai tanda-tanda keajaiban dan mujizat, tetapi menolak bertumbuh dalam iman dan pengenalan akan Allah. Dalam kengerian yang belum sirna, Sambey berdoa dalam hatinya: “Let God be God. Engkaulah Allah pencipta, kami ini ciptaan-Mu. Engkaulah Tuhan, kami ini hamba-Mu. Segala kemuliaan hanya bagi-Mu”
Jemaat yang terkasih, marilah kita belajar mengenal Allah melalui Alkitab. Dalam pengenalan itu sadarilah bahwa kita ini umat yang telah ditebus-Nya dari kutuk dosa melalui Kristus Yesus. Betapa mahabesar Dia dan betapa kecilnya kita ini di hadapan-Nya. Berhati-hatilah agar jangan kita menciptakan allah menurut kemauan kita sendiri yang sebenarnya hanya untuk memuaskan keinginan kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|