|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Hanya orang bodoh yang mau kembali kepada kehidupan lama yang penuh kegelapan dan dosa.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Manusia Terowongan |
|
Manusia Terowongan |
|
Selasa, 30 September 2014 | Tema: Church Identity |
|
|
|
|
|
Manusia Terowongan |
|
Filipi 1:12-26 |
|
|
|
|
|
|
Selama 16 tahun John Kovacs menjadi ”penghuni terowongan”. John Kovacs tinggal di sebuah terowongan rel kereta api bawah tanah yang tak dipakai di New York, bersama beberapa orang lainnya. Orang-orangpun sering menyebutnya dengan “Si Manusia Terowongan”. Ketika Amtrak membeli terowongan itu dan mempersiapkannya untuk dibuka kembali, John terpaksa mencari tempat tinggal di atas terowongan.
Menurut Surat Kabar “The New York Times”, John Kovacs menjadi orang pertama yang terpilih untuk sebuah program baru yang dirancang untuk ”mengubah tunawisma menjadi penghuni rumah yang menetap”. Setelah menghabiskan sepertiga hidupnya di terowongan rel kereta api, John Kovacs meninggalkan kehidupan bawah tanahnya dan menjadi petani organik di New York bagian utara. Dia pernah berkata, ”Udara di luar sini terasa lebih baik. Saya tidak akan merindukan kehidupan lama saya. Saya tak akan kembali ke sana lagi.”
Bila kita merenungkan kisah di atas, kita akan menyadari bahwa setiap kita yang telah menjadi orang Kristiani memiliki pengalaman yang serupa. Kita telah dipilih untuk meninggalkan keberadaan kita yang gelap dan sangat kotor untuk diangkat dan mendapat kehidupan dan pekerjaan yan...selengkapnya » |
Selama 16 tahun John Kovacs menjadi ”penghuni terowongan”. John Kovacs tinggal di sebuah terowongan rel kereta api bawah tanah yang tak dipakai di New York, bersama beberapa orang lainnya. Orang-orangpun sering menyebutnya dengan “Si Manusia Terowongan”. Ketika Amtrak membeli terowongan itu dan mempersiapkannya untuk dibuka kembali, John terpaksa mencari tempat tinggal di atas terowongan.
Menurut Surat Kabar “The New York Times”, John Kovacs menjadi orang pertama yang terpilih untuk sebuah program baru yang dirancang untuk ”mengubah tunawisma menjadi penghuni rumah yang menetap”. Setelah menghabiskan sepertiga hidupnya di terowongan rel kereta api, John Kovacs meninggalkan kehidupan bawah tanahnya dan menjadi petani organik di New York bagian utara. Dia pernah berkata, ”Udara di luar sini terasa lebih baik. Saya tidak akan merindukan kehidupan lama saya. Saya tak akan kembali ke sana lagi.”
Bila kita merenungkan kisah di atas, kita akan menyadari bahwa setiap kita yang telah menjadi orang Kristiani memiliki pengalaman yang serupa. Kita telah dipilih untuk meninggalkan keberadaan kita yang gelap dan sangat kotor untuk diangkat dan mendapat kehidupan dan pekerjaan yang baru. Seandainya kita dapat melihat kehidupan kita yang terdahulu sejelas John Kovacs melihat kehidupan lamanya, maka kita pun akan sadar bahwa tak ada yang bermanfaat dalam kegelapan, dan tak ada alasan untuk kembali ke sana. Kita akan memilih untuk menjalani hidup yang baru bersama dengan Kristus. Hidup yang telah ditebus dan telah dimerdekakannya.
Rasul Paulus juga menyadari tentang perihal sukacita hidup bersama dengan Yesus. Saat Paulus ada dalam penjara, dia merasakan bagaimana sulitnya hidup dalam tekanan, namun dia tetap bersukacita di dalam Yesus. Paulus sadar bahwa penderitaan yang dialaminya tidak sebanding dengan pengorbanan yang telah Yesus berikan bagi umat manusia. Oleh karena itulah Rasul Paulus berkata, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah ...” (Filipi 1:21-22). Melalui perkataan tersebut dia berpesan, bahwa ketika kita telah ditebus menjadi umat pilihan Allah, maka hidup kita harus meninggalkan kehidupan yang lama, dan masuk dalam hidup yang baru bersama dengan Yesus. Yang artinya kita berkomitmen untuk memberikan yang terbaik kepada Yesus dan memberitakan tentang Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat. Tidak ada kata terlambat untuk melakukannya. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|