|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Pokok untuk direnungkan:
Selamat atau binasa adalah konsekuensi dari keputusan kita dalam meresponi teguran. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Ribkah E. Christanti |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Mau Selamat Atau Binasa? |
|
Mau Selamat Atau Binasa? |
|
Selasa, 24 Juni 2014 | Tema: The Burning Spirit |
|
|
|
|
|
Mau Selamat Atau Binasa? |
|
2 Samuel 12:1-14 |
|
|
|
|
|
|
Dalam sebuah segmen acara televisi swasta terdapat sebuah judul yang begitu miris, yaitu tentang pembunuh muda, yaitu anak-anak yang telah melakukan pembunuhan di usia yang masih muda. Dalam versi acara tersebut, disebutkan beberapa anak, mulai usia 5 tahun sampai usia remaja, membunuh dengan beberapa alasan. Salah satunya ada seorang anak yang tega menghabisi kedua orangtuanya hanya karena sakit hati ditegur ayahnya untuk tidak terus menerus bermain game. Menurut saya, sangat disayangkan sekali, hanya karena hal sepele, dia melakukan respon yang di luar batas.
Tentang teguran, Alkitab banyak sekali mencatat kisah beberapa tokoh. Diantaranya teguran Tuhan kepada Daud melalui nabi Natan. Dalam 2 Samuel 11 dikisahkan kesalahan yang dibuat Daud. Namun ketika Tuhan menegur Daud, yang waktu itu adalah seorang raja yang besar, dikagumi oleh bangsanya maupun bangsa lain, ia meresponinya dengan rendah hati dan menyesali perbuatannya. Daud mau menerima konsekuensi dosa yang telah dilakukannya. Dan Tuhan tetap menyatakan janji-Nya kepada Daud dan keturunannya (2 Samuel 7:1-17).
Kisah lain adalah tentang Ahab. Berkali-kali Tuhan menegur Ahab melalui nabi-nabi-Nya (1 Raja-Raja ...selengkapnya » |
Dalam sebuah segmen acara televisi swasta terdapat sebuah judul yang begitu miris, yaitu tentang pembunuh muda, yaitu anak-anak yang telah melakukan pembunuhan di usia yang masih muda. Dalam versi acara tersebut, disebutkan beberapa anak, mulai usia 5 tahun sampai usia remaja, membunuh dengan beberapa alasan. Salah satunya ada seorang anak yang tega menghabisi kedua orangtuanya hanya karena sakit hati ditegur ayahnya untuk tidak terus menerus bermain game. Menurut saya, sangat disayangkan sekali, hanya karena hal sepele, dia melakukan respon yang di luar batas.
Tentang teguran, Alkitab banyak sekali mencatat kisah beberapa tokoh. Diantaranya teguran Tuhan kepada Daud melalui nabi Natan. Dalam 2 Samuel 11 dikisahkan kesalahan yang dibuat Daud. Namun ketika Tuhan menegur Daud, yang waktu itu adalah seorang raja yang besar, dikagumi oleh bangsanya maupun bangsa lain, ia meresponinya dengan rendah hati dan menyesali perbuatannya. Daud mau menerima konsekuensi dosa yang telah dilakukannya. Dan Tuhan tetap menyatakan janji-Nya kepada Daud dan keturunannya (2 Samuel 7:1-17).
Kisah lain adalah tentang Ahab. Berkali-kali Tuhan menegur Ahab melalui nabi-nabi-Nya (1 Raja-Raja 18:18; 20:35-43; 21:17-19). Namun apa yang dilakukan Ahab? Ia justru mengingkari kesalahannya. Bahkan seringkali ia berbuat lebih banyak hal yang tidak disukai Tuhan. Pada akhir hidupnya, Ahab meninggal dengan cara yang tidak terhormat (1 Raja-Raja 22:34-40). Mana yang mau kita pilih ketika kita mendapat teguran Tuhan atas kesalahan kita? Dengan rendah hati mengaku di hadapan Tuhan, bertobat dan diselamatkan? Atau mengeraskan hati, bahkan terus mengulangi kesalahan dengan berbuat yang mendukakan hati Tuhan dan akan dibinasakan? |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|