|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Bekerjasama adalah menyenangkan dan akan memulihkan lebih banyak orang, bekerja sendiri pasti sangat melelahkan.” |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Mediator-Mediatornya Tuhan |
|
Mediator-Mediatornya Tuhan |
|
Jumat, 29 April 2016 | Tema: Imamat Yang Rajani |
|
|
|
|
|
Mediator-Mediatornya Tuhan |
|
Keluaran 18:14-17 |
|
|
|
|
|
|
Pusat Studi dan Pengembangan Perdamaian [PSPP] UKDW adalah sebuah lembaga bantuan hukum sebuah universitas kristen di Yogjakarta yang bergerak dalam bidang Mediasi Konflik dan Perdamaian. Lembaga ini memberikan pelayanan dalam bidang pelatihan-pelatihan Mediasi dan Transformasi Konflik, Pelatihan Simpul Pulih [Trauma Healing], Penanaman Cinta Damai, Spiritualitas Perdamaian, dll. Sejak tahun 1996 PSPP UKDW juga telah memberikan pelayanan-pelayanan praktis seperti pelatihan pemberdayaan untuk perdamaian, konsultasi dan mediasi konflik, penyembuhan trauma, dan pengurangan atau manajemen resiko bencana. Pelayanan praktis tersebut telah dilakukan di masyarakat Indonesia dengan berbagai macam latar belakang budaya dan agama di Papua, Timor, Ambon, Halmahera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Jawa, Sumatera, Nias, dan pulau-pulau lainnya di Indonesia, bahkan di Asia Pasifik. Tak terbilang jumlah mediator dan negosiator yang telah lahir dari pelatihan-pelatihan PSPP. Tak terbilang pula jumlah jiwa yang telah dipulihkan dari trauma akibat konflik dalam komunitas mereka.
Sebagai seorang imam, Musa pernah melakukan kesalahan dalam ketidaktahuannya. Ia berpikir bahwa ia sanggup seorang diri mengadili dan menyelesaikan semua masalah rakyat Israel yang jumlahnya berjuta-juta orang [a...selengkapnya » |
Pusat Studi dan Pengembangan Perdamaian [PSPP] UKDW adalah sebuah lembaga bantuan hukum sebuah universitas kristen di Yogjakarta yang bergerak dalam bidang Mediasi Konflik dan Perdamaian. Lembaga ini memberikan pelayanan dalam bidang pelatihan-pelatihan Mediasi dan Transformasi Konflik, Pelatihan Simpul Pulih [Trauma Healing], Penanaman Cinta Damai, Spiritualitas Perdamaian, dll. Sejak tahun 1996 PSPP UKDW juga telah memberikan pelayanan-pelayanan praktis seperti pelatihan pemberdayaan untuk perdamaian, konsultasi dan mediasi konflik, penyembuhan trauma, dan pengurangan atau manajemen resiko bencana. Pelayanan praktis tersebut telah dilakukan di masyarakat Indonesia dengan berbagai macam latar belakang budaya dan agama di Papua, Timor, Ambon, Halmahera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Jawa, Sumatera, Nias, dan pulau-pulau lainnya di Indonesia, bahkan di Asia Pasifik. Tak terbilang jumlah mediator dan negosiator yang telah lahir dari pelatihan-pelatihan PSPP. Tak terbilang pula jumlah jiwa yang telah dipulihkan dari trauma akibat konflik dalam komunitas mereka.
Sebagai seorang imam, Musa pernah melakukan kesalahan dalam ketidaktahuannya. Ia berpikir bahwa ia sanggup seorang diri mengadili dan menyelesaikan semua masalah rakyat Israel yang jumlahnya berjuta-juta orang [ay. 14-16]. Ia mengadili seorang diri. Ia menganggap hanya dia yang tahu tentang petunjuk yang benar dari Allah. Ia berdiri di hadapan bangsa Israel dari pagi hingga petang untuk menyelesaikan persoalan mereka. Ia sangat lelah, demikian juga bangsa itu. Musa hanya mengadili bangsa itu seorang diri saja. Oleh karena itu Yitro, mertuanya, menegur Musa bahwa tidak baik ia menjadi hakim seorang diri saja, melainkan Musa harus mempercayakan pengadilan itu kepada orang yang lain, yang cakap, yang takut akan Allah untuk membantu menyelesaikan setiap persoalan di antara rakyat bangsa Israel [ay. 17-23].
Sebagai Imamat yang rajani, Tuhan sebenarnya telah mengutus kita untuk menjadi imam-imam dalam keluarga, gereja, sekolah, masyarakat, dll, untuk menjadi pendoa syafaat bagi mereka dan menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi dalam kehidupan sesuai dengan kapasitas dan posisi yang Tuhan telah tempatkan. Hal ini harus kita sadari secara benar karena dengan demikian kita akan memahami fungsi kita sebagai imam dan raja dalam masyarakat. Sebagaimana PSPP UKDW Yogyakarta yang telah melahirkan banyak mediator dan negosiator serta memulihkan banyak orang, kita pun dipanggil untuk saling bekerjasama dan melibatkan banyak orang dalam pelayanan. Kita tidak mungkin dapat melayani jemaat dengan maksimal jika kita hanya berpikir dan bergerak sendiri. Kita perlu tanggap dalam setiap persoalan yang terjadi dengan kerjasama tim yang saling mendukung dan membangun sehingga pelayanan kita lebih maksimal dan lebih banyak jiwa yang akan dimenangkan bagi Tuhan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|