|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Berbahagialah orang yang merenungkan firman Tuhan serta melakukannya dalam hidupnya. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Melakukan Firman-Nya |
|
Melakukan Firman-Nya |
|
Kamis, 07 September 2017 |
|
|
|
|
|
Melakukan Firman-Nya |
|
Yehezkiel 33:23-33 |
|
|
|
|
|
|
Film animasi Doraemon merupakan sebuah film animasi buatan Jepang yang cukup terkenal di Indonesia. Orang dewasa yang lahir di tahun 80an hingga anak-anak masa kini pasti tidak asing mendengar nama Doraemon. Di dalam film tersebut dikisahkan tentang sebuah robot kucing dari abad masa depan yang diutus ke zaman sekarang untuk menolong seorang anak yang bernama Nobita. Guna menolong Nobita, Doraemon menggunakan berbagai peralatan canggih dari masa depan yang tersimpan di kantong ajaibnya. Alat-alat canggih tersebut mempunyai berbagai macam fungsi yang dapat membantu berbagai keluh kesah Nobita.
Jika mengamati film ini secara rutin, maka kita akan menemukan kesamaan pola cerita dari film animasi ini. Pola cerita film animasi Doraemon selalu diawali dari Nobita yang mendapat masalah dan kemudian ia meminta bantuan kepada Doraemon untuk mengeluarkan alat yang dapat mengatasi masalah atau penderitaan yang dialaminya. Setelah Nobita merengek meminta bantuan kepada Doraemon, karena merasa kasihan, maka Doraemon mengeluarkan alatnya. Pada saat alat canggih dikeluarkan, pasti Doraemon memberi penjelasan panjang lebar tentang cara pemakaian alat tersebut. Pola selanjutnya dari film ini adalah meskipun Nobita terlihat seperti mendengarkan penjelasan dan peringatan dari Doraem...selengkapnya » |
Film animasi Doraemon merupakan sebuah film animasi buatan Jepang yang cukup terkenal di Indonesia. Orang dewasa yang lahir di tahun 80an hingga anak-anak masa kini pasti tidak asing mendengar nama Doraemon. Di dalam film tersebut dikisahkan tentang sebuah robot kucing dari abad masa depan yang diutus ke zaman sekarang untuk menolong seorang anak yang bernama Nobita. Guna menolong Nobita, Doraemon menggunakan berbagai peralatan canggih dari masa depan yang tersimpan di kantong ajaibnya. Alat-alat canggih tersebut mempunyai berbagai macam fungsi yang dapat membantu berbagai keluh kesah Nobita.
Jika mengamati film ini secara rutin, maka kita akan menemukan kesamaan pola cerita dari film animasi ini. Pola cerita film animasi Doraemon selalu diawali dari Nobita yang mendapat masalah dan kemudian ia meminta bantuan kepada Doraemon untuk mengeluarkan alat yang dapat mengatasi masalah atau penderitaan yang dialaminya. Setelah Nobita merengek meminta bantuan kepada Doraemon, karena merasa kasihan, maka Doraemon mengeluarkan alatnya. Pada saat alat canggih dikeluarkan, pasti Doraemon memberi penjelasan panjang lebar tentang cara pemakaian alat tersebut. Pola selanjutnya dari film ini adalah meskipun Nobita terlihat seperti mendengarkan penjelasan dan peringatan dari Doraemon, namun ia seringkali mengabaikan penjelasan Doraemon dan memakai alat tersebut dengan sembarangan atau sesuka hatinya. Nobita terlihat memperhatikan penjelasan, namun ternyata faktanya justu bertolak belakang. Ending dari pola film ini pasti selalu berakhir dengan nasib tragis yang dialami oleh Nobita. Nobita akan mengalami hal yang buruk sebagai akibat dia tidak mendengarkan penjelasan dari Doraemon dan bertindak dengan sembarangan.
Orang-orang pada zaman Yehezkiel mirip sekali dengan pribadi Nobita dalam kisah di atas. Mereka suka mendengarkan para nabi berbicara tentang petunjuk-petunjuk Allah. Mereka hadir di sana untuk mendengarkan, tetapi mereka tetap saja hidup dalam kejahatan dan tidak menghiraukan peringatan-peringatan yang diberikan dengan sungguh-sungguh. Yehezkiel 33:32 menyebutkan, “… mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka sama sekali tidak melakukannya”. Mereka terlihat hadir untuk mendengar, namun mereka tidak menjalankannya di dalam hidup mereka. Atau lebih tepatnya mereka tidak menghiraukan firman itu. Tepat seperti yang dinubuatkan oleh para nabi, bangsa Babel datang dan menjadikan mereka bangsa tawanan. Hingga kemudian mereka menyadari bahwa mereka telah melakukan kesalahan besar, yakni mendengarkan firman Allah tanpa mau melakukannya. Namun sudah terlambat bagi mereka untuk mencegah datangnya hukuman Allah.
Ratusan kali atau bahkan ribuan kali kita pernah membaca dan mendengarkan firman Tuhan melalui berbagai media. Itu adalah hal yang baik, namun mendengar atau membaca firman saja belum cukup. Kita harus sampai pada tahap melakukan firman-Nya. Merenungkan dan melakukan firman-Nya, itulah yang disukai Tuhan. Selamat membaca, mendengar, merenungkan serta melakukan Firman-Nya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|