|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Berbaik hatilah pada orang lain. Karena berarti kita sedang menabung kebaikan untuk kita, yang akan kita tuai di dunia atau di surga |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Bp. Widodo Gunawan |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Membeli Kasih Menuai Kebahagiaan |
|
Membeli Kasih Menuai Kebahagiaan |
|
Rabu, 16 Januari 2019 |
|
|
|
|
|
Membeli Kasih Menuai Kebahagiaan |
|
Mazmur 126:5 |
|
|
|
|
|
|
Di sebuah daerah tinggal seorang saudagar kaya raya. Dia punya seorang hamba yang baik dan setia. Satu kali sang tuan menyuruh hambanya pergi ke sebuah perkampungan untuk menagih hutang. ’Hutang mereka sudah jatuh tempo,’ kata sang tuan. ’Baik, Tuan,’ sahutnya. ’Pesan apa lagi?’ ’Belikan sesuatu yang aku belum punyai,’ pesan tuannya. Akhirnya si hamba menyelesaikan tugasnya. Ia teringat pesan tuannya, ’Belikan sesuatu yang belum aku miliki.’ ’Apa, ya?’ tanya si hamba dalam hati. ’Tuanku sangat kaya, semua sudah dia punyai?’
Akhirnya, dia menemukan jawabannya. “MEMBELI KASIH” Dia kembali ke perkampungan tadi. Lalu dia berikan lagi uang yang sudah ditagihya. ’Tuanku mengasihi kalian.’ katanya. Para penduduk sangat gembira. Mereka memuji kemurahan hati sang tuan. Ketika dia pulang dan melaporkan apa yang telah dilakukannya, sang tuan menggeleng-geleng kepala. ’Benar-benar bodoh,’ omelnya.
Waktu berlalu. Terjadilah hal yang tidak disangka-sangka; pergantian pemimpin karena pemb...selengkapnya » |
Di sebuah daerah tinggal seorang saudagar kaya raya. Dia punya seorang hamba yang baik dan setia. Satu kali sang tuan menyuruh hambanya pergi ke sebuah perkampungan untuk menagih hutang. ’Hutang mereka sudah jatuh tempo,’ kata sang tuan. ’Baik, Tuan,’ sahutnya. ’Pesan apa lagi?’ ’Belikan sesuatu yang aku belum punyai,’ pesan tuannya. Akhirnya si hamba menyelesaikan tugasnya. Ia teringat pesan tuannya, ’Belikan sesuatu yang belum aku miliki.’ ’Apa, ya?’ tanya si hamba dalam hati. ’Tuanku sangat kaya, semua sudah dia punyai?’
Akhirnya, dia menemukan jawabannya. “MEMBELI KASIH” Dia kembali ke perkampungan tadi. Lalu dia berikan lagi uang yang sudah ditagihya. ’Tuanku mengasihi kalian.’ katanya. Para penduduk sangat gembira. Mereka memuji kemurahan hati sang tuan. Ketika dia pulang dan melaporkan apa yang telah dilakukannya, sang tuan menggeleng-geleng kepala. ’Benar-benar bodoh,’ omelnya.
Waktu berlalu. Terjadilah hal yang tidak disangka-sangka; pergantian pemimpin karena pemberontakan membuat usaha sang tuan bangkrut. Intinya sang tuan jatuh melarat. Dia terlunta meninggalkan rumahnya. Hanya si hamba setia yang ikut serta, akhirnya mereka tiba di sebuah kampung, para penduduknya menyambut mereka dengan riang dan hangat; mereka menyediakan tumpangan dan makanan buat sang tuan. ’Siapakah dan mengapa mereka berbaik hati menolongku?’ tanya sang tuan. ’Dulu tuan pernah menyuruh saya menagih hutang kepada para penduduk miskin kampung ini,’ jawab si bodoh. ’Tuan berpesan agar uang yang terkumpul saya belikan sesuatu yang belum tuan punyai. Ketika itu saya berpikir, tuan sudah memiliki segala sesuatu. Satu-satunya hal yang belum tuanku punyai adalah KASIH di hati mereka. Maka saya membagikan uang itu kepada mereka atas nama tuan.’
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|