|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Supaya kita yang percaya kepada-Nya dibimbing untuk memiliki kasih yang tulus kepada Tuhan. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Memebentuk Kasih Yang Tulus |
|
Memebentuk Kasih Yang Tulus |
|
Selasa, 24 Januari 2017 |
|
|
|
|
|
Memebentuk Kasih Yang Tulus |
|
Ibrani 2:9; Yesaya 53:2 |
|
|
|
|
|
|
Sekarang ini kita hidup pada zaman teknologi canggih. Manusia dimanjakan dengan teknologi sehingga segala sesuatunya menjadi serba cepat, akurat dan sangat menyenangkan. Semua menjadi enak, mudah dan selalu memiliki daya tarik. Semakin hari banyak orang secara pelan-pelan meninggalkan yang tradisional karena dianggap “ribet” dan tidak praktis. Sehingga masyarakat modern sekarang ini menjadi masyarakat yang menyukai segala sesuatu yang serba instan, enak, gampang dan menyenangkan. Itulah kehidupan di zaman ini, kita semua dipola untuk menjadi seperti itu. Tetapi kita perlu mengingat bahwa manusia pertama jatuh dalam dosa karena tertarik pada sesuatu yang enak untuk dimakan dan sedap dipandang [Kej.3:6], mau cepat, enak, gampang, menjadi seperti Allah tahu yang baik dan yang jahat.
Jika kita perhatikan di dalam surat Ibrani 2:9 sangat sinkron dengan Yesaya 53:2 bahwa Yesus tidak selalu menarik. Daya tarik Yesus tidak terletak pada yang lahiriah. Apanya yang menarik secara lahiriah dari-Nya? Pada waktu tertentu Yesus dikatakan lebih rendah dari malaikat, demi kasih karunia bagi manusia berdosa Yesus harus mengalami...selengkapnya » |
Sekarang ini kita hidup pada zaman teknologi canggih. Manusia dimanjakan dengan teknologi sehingga segala sesuatunya menjadi serba cepat, akurat dan sangat menyenangkan. Semua menjadi enak, mudah dan selalu memiliki daya tarik. Semakin hari banyak orang secara pelan-pelan meninggalkan yang tradisional karena dianggap “ribet” dan tidak praktis. Sehingga masyarakat modern sekarang ini menjadi masyarakat yang menyukai segala sesuatu yang serba instan, enak, gampang dan menyenangkan. Itulah kehidupan di zaman ini, kita semua dipola untuk menjadi seperti itu. Tetapi kita perlu mengingat bahwa manusia pertama jatuh dalam dosa karena tertarik pada sesuatu yang enak untuk dimakan dan sedap dipandang [Kej.3:6], mau cepat, enak, gampang, menjadi seperti Allah tahu yang baik dan yang jahat.
Jika kita perhatikan di dalam surat Ibrani 2:9 sangat sinkron dengan Yesaya 53:2 bahwa Yesus tidak selalu menarik. Daya tarik Yesus tidak terletak pada yang lahiriah. Apanya yang menarik secara lahiriah dari-Nya? Pada waktu tertentu Yesus dikatakan lebih rendah dari malaikat, demi kasih karunia bagi manusia berdosa Yesus harus mengalami maut [lihat Ibr 2:9]. Yang nampak pada Yesus adalah kesederhanaan dan cara hidupnya yang merendahkan diri.
Saudara kekasih, Yesus tidak pernah menjanjikan kepada kita sesuatu yang serba instan dan enak. Dia tidak pernah menjanjikan bahwa mengikut Yesus pasti kaya raya, berhasil, bebas dari persoalan, hidup penuh mujizat dan hidup bebas dari sakit penyakit. Seandainya Yesus mau yang seperti itu, tidak perlu gereja menginjil pasti akan banyak orang berduyun-duyun percaya Yesus. Gereja otomatis penuh dengan sendirinya. Tetapi pertanyaannya, mengapa Yesus tidak mau menggunakan jalan pintas yang enak dan gampang untuk menyelamatkan manusia? Karena hal itu tidak mendidik sedikitpun. Yesus yang merendahkan diri serendah-rendahnya, menderita dan mengalami maut [sangat tidak menarik] adalah cara-Nya untuk mengalahkan dosa untuk membebaskan kita dari dosa maut. Supaya kita yang percaya kepada-Nya dibimbing untuk memiliki kasih yang tulus kepada Tuhan. Kasih yang tulus kepada Tuhan akan meninggalkan dosa dalam pertobatannya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|