|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surge.” [Matius 5:16] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Memilih Sang Kapten |
|
Memilih Sang Kapten |
|
Kamis, 14 April 2016 | Tema: Imamat Yang Rajani |
|
|
|
|
|
Memilih Sang Kapten |
|
1 Tesalonika 1 |
|
|
|
|
|
|
Bagaimana cara memilih seorang pemain untuk dijadikan kapten dalam sebuah tim sepak bola? Kapten dalam sebuah tim sepak bola memiliki peran yang cukup vital. Kapten ditugaskan untuk memimpin anggota timnya untuk berlaga di lapangan saat pertandingan berlangsung. Dia harus mampu untuk menjembatani hubungan antara pemain dengan pelatih, sehingga apa yang “dikehendaki” oleh sang pelatih dapat diterjemahkan oleh para pemain di atas lapangan saat berlaga. Kapten juga berperan untuk menyatukan sebuah tim, selain itu kapten juga menjadi sosok “simbol” bagi tim di hadapan tim lain. Oleh karena itu dalam memilih seorang kapten, pelatih tidak bisa “asal comot” mengambil asal-asalan dari pemain yang ada. Seorang pemain dapat terpilih menjadi kapten bagi timnya, tidak hanya semata-mata karena skill bermainnya yang baik, namun juga karena kepribadiannya. Seorang kapten harus menunjukkan kepribadian yang baik dan dewasa di manapun dia berada, baik di dalam maupun di luar lapangan. Singkatnya, seorang kapten harus dapat menjadi teladan bagi pemain lainnya. Pelatih akan memilih pemain yang dapat diteladani dan disegani oleh pemain lainnya untuk dijadikan sebagai kapten.
Di dalam pelayanannya, rasul Paulus memberi contoh tentang pentingnya me...selengkapnya » |
Bagaimana cara memilih seorang pemain untuk dijadikan kapten dalam sebuah tim sepak bola? Kapten dalam sebuah tim sepak bola memiliki peran yang cukup vital. Kapten ditugaskan untuk memimpin anggota timnya untuk berlaga di lapangan saat pertandingan berlangsung. Dia harus mampu untuk menjembatani hubungan antara pemain dengan pelatih, sehingga apa yang “dikehendaki” oleh sang pelatih dapat diterjemahkan oleh para pemain di atas lapangan saat berlaga. Kapten juga berperan untuk menyatukan sebuah tim, selain itu kapten juga menjadi sosok “simbol” bagi tim di hadapan tim lain. Oleh karena itu dalam memilih seorang kapten, pelatih tidak bisa “asal comot” mengambil asal-asalan dari pemain yang ada. Seorang pemain dapat terpilih menjadi kapten bagi timnya, tidak hanya semata-mata karena skill bermainnya yang baik, namun juga karena kepribadiannya. Seorang kapten harus menunjukkan kepribadian yang baik dan dewasa di manapun dia berada, baik di dalam maupun di luar lapangan. Singkatnya, seorang kapten harus dapat menjadi teladan bagi pemain lainnya. Pelatih akan memilih pemain yang dapat diteladani dan disegani oleh pemain lainnya untuk dijadikan sebagai kapten.
Di dalam pelayanannya, rasul Paulus memberi contoh tentang pentingnya menjadi teladan. Pola memberi teladan ini diberikan Paulus seperti yang dikisahkan di dalam 1 Tesalonika 1. Teladan yang ditunjukkannya bersama Silwanus dan Timotius mendorong orang-orang yang baru percaya di Tesalonika untuk meniru [mengikut] mereka. Sementara orang-orang yang baru percaya di Tesalonika itu menderita bagi Kristus dengan sabar dan tabah. Mereka bertiga selanjutnya menjadi teladan bagi orang-orang yang baru percaya di Makedonia dan Akhaya dan mendorong mereka untuk lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah.
Teladan kita dapat membawa pengaruh yang luar biasa dalam mengenalkan orang kepada Kristus. Pada saat Kristus “memilih” kita, di saat itu juga Kristus memandatkan kepada kita untuk dapat hidup menjadi teladan bagi orang lain. Kita dipanggil-Nya untuk dapat memimpin dan membawa banyak orang untuk mengenal Yesus dan memuliakan nama-Nya. Yesus berkata, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” [Matius 5:16]. Hidup kita adalah untuk memuliakan nama-Nya. Kita dapat memuliakan nama Tuhan, saat hidup kita dapat menjadi teladan bagi semua orang. Sudahkah hidup kita menjadi teladan?
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|