|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Setiap kita adalah terang kristus yang berjalan, maka jadilah terang di manapun kita berada. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menaklukkan Kepada Kristus |
|
Menaklukkan Kepada Kristus |
|
Sabtu, 10 Oktober 2015 | Tema: Menjangkau Yang Terhilang |
|
|
|
|
|
Menaklukkan Kepada Kristus |
|
Yosua 2 |
|
|
|
|
|
|
Kata-kata ‘Vini, Vidi, Vici’ merupakan kalimat yang sangat populer hingga sekarang. Karena kata-kata ini menjadi penyemangat bagi orang-orang yang menyukai tantangan demi sebuah keberhasilan. Karena kalimat ini berarti saya datang, saya melihat, saya menaklukkan. Dan mengandung arti kemenangan yang mudah dan mutlak. Kalimat ini merupakan pesan yang di sampaikan oleh seorang tokoh Gaius Julius Caesar [100 SM - 44 SM]. Ia adalah seorang jendral, pemimpin, politikus, dan diktator Romawi. Karena kehebatannya ia berhasil menjadi penguasa terhebat dunia Romawi. Ia seorang yang ambisius untuk menaklukkan guna memperluas wilayah Romawi sebelum ia mati terbunuh. Dan kalimat di atas merupakan pesan yang ia sampaikan kepada Senat Romawi atas kemenanganya terhadap Pharnaces II dari Pontus dalam pertempuran Zela.
Sebelum kalimat muncul melalui Julius Caesar, Yosua dalam cerita Alkitab memiliki semangat yang luar biasa sebagai penakluk. Strategi dalam menaklukkan yang dilakukan Yosua membuktikan bahwa ia seorang yang memiliki kemauan tinggi untuk menjadi pemenang. Strategi Yosua dalam menaklukkan Yerikho, yaitu pertama, mendatangi [ayat 1-5]. Yosua menyuruh pengintai untuk mendatangi Yerikho untuk mencari tempat untuk berpijak dan informasi yang jelas tentang daerah itu. Kedua, m...selengkapnya » |
Kata-kata ‘Vini, Vidi, Vici’ merupakan kalimat yang sangat populer hingga sekarang. Karena kata-kata ini menjadi penyemangat bagi orang-orang yang menyukai tantangan demi sebuah keberhasilan. Karena kalimat ini berarti saya datang, saya melihat, saya menaklukkan. Dan mengandung arti kemenangan yang mudah dan mutlak. Kalimat ini merupakan pesan yang di sampaikan oleh seorang tokoh Gaius Julius Caesar [100 SM - 44 SM]. Ia adalah seorang jendral, pemimpin, politikus, dan diktator Romawi. Karena kehebatannya ia berhasil menjadi penguasa terhebat dunia Romawi. Ia seorang yang ambisius untuk menaklukkan guna memperluas wilayah Romawi sebelum ia mati terbunuh. Dan kalimat di atas merupakan pesan yang ia sampaikan kepada Senat Romawi atas kemenanganya terhadap Pharnaces II dari Pontus dalam pertempuran Zela.
Sebelum kalimat muncul melalui Julius Caesar, Yosua dalam cerita Alkitab memiliki semangat yang luar biasa sebagai penakluk. Strategi dalam menaklukkan yang dilakukan Yosua membuktikan bahwa ia seorang yang memiliki kemauan tinggi untuk menjadi pemenang. Strategi Yosua dalam menaklukkan Yerikho, yaitu pertama, mendatangi [ayat 1-5]. Yosua menyuruh pengintai untuk mendatangi Yerikho untuk mencari tempat untuk berpijak dan informasi yang jelas tentang daerah itu. Kedua, melihat [ayat 6-11]. Yosua tidak hanya mendatangi, tetapi juga melihat secara langsung seberapa besar kekuatan musuh. Agar ketika menyerang mampu menghadapinya dengan kekuatan yang lebih. Ketiga, menaklukkan [Yosua 2:22-24]. Sekarang tidak hanya datang dan melihat, tetapi kesungguhan dan usaha nyata untuk memenangkannya. Para pengejar tidak menemukannya dan para pengintai kembali dengan selamat. Kalimat luar biasa yang diucapkan para pengintai [ayat 24] adalah ‘Tuhan telah menyerahkan seluruh negeri ini kepada kita, bahkan seluruh penduduk negri itu gemetar menghadapi kita’.
Julius Caesar dan Yosua memenangkan banyak daerah dengan penuh semangat. Lalu bagaimana kita sebagai prajurit Kristus? Kitapun juga harus mempunyai jiwa sang “penakluk” seperti yang dimiliki Yosua, yaitu pertama, sebagai orang percaya kita harus pergi untuk mendatangi dan mewartakan terang kristus [Yohanes 13:34-35]. Kedua, melihat jiwa-jiwa yang haus dan membutuhkan kasih Allah yang perlu dijangkau bagi Tuhan [Matius 28:19-20]. Ketiga, menaklukkan. Kita yang berada dalam Kristus harus menaklukkan semua yang duniawi dan bersifat kedagingan agar hidup kita terus diubahkan oleh terang Kristus, sehingga setiap orang yang melihat hidup kita memperoleh rahmat untuk percaya kepada Kristus melalui cara hidup kita [Efesus 4:2]. “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit” [Matius 9:37]. Siapakah yang siap menjadi pekerja? Yaitu kita semua. Dengan cara mendatangi, melihat jiwa, dan membawanya [menaklukkan] kepada Kristus. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|