|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Bertekun dan bersehati dalam doa merupakan rahasia bagi siapapun yang selalu menantikan janji Bapa di sorga sebagaimana tertulis dalam Firman Allah.” |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menanti Janji Bapa |
|
Menanti Janji Bapa |
|
Kamis, 08 Juni 2017 |
|
|
|
|
|
Menanti Janji Bapa |
|
Kisah Para Rasul 1:6-14 |
|
|
|
|
|
|
Ketika Baruna lulus ujian SMA, orangtuanya berjanji akan memberi hadiah sebuah sepeda motor di mana nantinya dapat digunakan untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi. Sejak itu hatinya bersukacita namun juga bertanya-tanya apakah mungkin orangtuanya membiayai kuliah sekaligus membelikan sebuah sepeda motor. Sambil menanti janji tersebut, Baruna mengikuti ujian masuk di Undip Fakultas Hukum. Dia juga mengurus SIM C di Polantas sebagai syarat untuk mengendarai sepeda motor. Beberapa waktu kemudian Baruna diterima sebagai mahasiswa Undip Fakultas Hukum dan semua biaya kuliah dapat terbayar penuh. Ketika masa kuliah baru dijalani dua bulan, akhirnya Baruna mendapat sepeda motor baru.
Demikian halnya dengan para murid Tuhan Yesus. Ketika Sang Guru hendak terangkat ke sorga meninggalkan mereka, Dia berpesan kepada para murid supaya jangan tinggalkan kota Yerusalem sebelum apa yang telah dijanjikan Bapa terpenuhi di dalam kehidupan mereka sebagaimana tertulis dalam nats renungan hari ini. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari kehidupan para murid saat mereka menantikan janji Bapa di sorga.
Pertama, mereka be...selengkapnya » |
Ketika Baruna lulus ujian SMA, orangtuanya berjanji akan memberi hadiah sebuah sepeda motor di mana nantinya dapat digunakan untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi. Sejak itu hatinya bersukacita namun juga bertanya-tanya apakah mungkin orangtuanya membiayai kuliah sekaligus membelikan sebuah sepeda motor. Sambil menanti janji tersebut, Baruna mengikuti ujian masuk di Undip Fakultas Hukum. Dia juga mengurus SIM C di Polantas sebagai syarat untuk mengendarai sepeda motor. Beberapa waktu kemudian Baruna diterima sebagai mahasiswa Undip Fakultas Hukum dan semua biaya kuliah dapat terbayar penuh. Ketika masa kuliah baru dijalani dua bulan, akhirnya Baruna mendapat sepeda motor baru.
Demikian halnya dengan para murid Tuhan Yesus. Ketika Sang Guru hendak terangkat ke sorga meninggalkan mereka, Dia berpesan kepada para murid supaya jangan tinggalkan kota Yerusalem sebelum apa yang telah dijanjikan Bapa terpenuhi di dalam kehidupan mereka sebagaimana tertulis dalam nats renungan hari ini. Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari kehidupan para murid saat mereka menantikan janji Bapa di sorga.
Pertama, mereka berkumpul bersama-sama di suatu tempat [ayat 12]. Berkumpul bersama merupakan gaya hidup para murid sejak zaman Tuhan Yesus baik saat diajar maupun saat mereka sebelum dan sesudah diutus untuk melakukan tugas pelayanannya. Apalagi saat mereka sedang menghadapi tantangan kehidupan sejak ditinggal Tuhan Yesus naik ke sorga.
Kedua, mereka bertekun dan bersehati bersama dalam doa [ayat 14]. Bertekun dan bersehati dalam doa merupakan cara yang mereka pilih untuk menantikan janji Bapa. Rupanya bertekun dalam doa merupakan rahasia kehidupan mereka saat menantikan janji Bapa sampai janji tersebut benar-benar terwujud. Tidak terpikirkan dalam benak mereka sampai berapa lama mereka melakukannya tetapi yang pasti mereka dengan taat melakukannya sampai janji Bapa mereka terima.
Bagi kita, murid Kristus, yang hidup zaman ini, masihkah kita memiliki kebiasaan untuk berkumpul bersama, bertekun dan bersehati dalam doa? Kadang kala kita sudah meninggalkan kebiasaaan untuk bertekun dalam doa. Kita lebih sering memakai akal kita; mengandalkan apa yang telah kita miliki saat menghadapi persoalan dalam hidup kita. Milikilah ketekunan dalam doa baik saat hidup kita aman dan nyaman maupun saat kita menghadapi masalah. Mari kita membiasakan diri memiliki pengharapan yang hanya bergantung kepada janji Bapa di sorga.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|