|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Pengalaman perjumpaan pribadi dengan Allah pasti akan menolong kita untuk mengenal-Nya lebih dalam lagi dan tentu saja akan mengubah hidup kita.” |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Mengalami Allah Dalam Hidup Kita |
|
Mengalami Allah Dalam Hidup Kita |
|
Selasa, 31 Januari 2017 |
|
|
|
|
|
Mengalami Allah Dalam Hidup Kita |
|
1 Samuel 3:1-21 |
|
|
|
|
|
|
Ibu Siti bercerita kepada anaknya bagaimana Tuhan Yesus menyembuhkan dirinya dengan mujizat dari penyakit kanker rahim yang hampir saja merengut nyawanya ketika dokter yang mengobati sudah angkat tangan. Dalam keadaan yang hilang pengharapan bu Siti hanya berdoa singkat, “Tuhan Yesus jika saya diberi kesempatan untuk hidup sembuhkanlah. Apabila saya harus berpulang ke alam kematian, ya ambil saja nyawaku supaya saya tidak menderita lebih lama.” Tiba-tiba ada sinar terang meliputi ruangan di mana bu Siti di rawat. Ada seorang yang berpakaian putih persis seorang dokter berdiri di ujung ranjang dekat kaki dan berkata, “Ibu, hari ini engkau akan sembuh dan engkau akan menjadi saksi-Ku atas mujizat yang Ku-lakukan.” Ibu Siti belum mengenal siapa Tuhan Yesus sebenarnya meskipun dirinya sudah menjadi orang Kristen sejak kecil. Tetapi dari peristiwa yang dialami selama dirawat di rumah sakit, ibu Siti mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus.
Renungan kita hari ini berbicara tentang seorang anak muda bernama Samuel. Dia berasal dari keluarga seorang beriman dan dilahirkan oleh ibunya melalui suatu pergumulan yang serius dengan Allah [1 Samuel 1]. Sejak kecil Samuel sudah dititipkan kepada Imam Eli untuk menjadi hamba-Nya. Pengalaman ibunya dengan Allah dan peng...selengkapnya » |
Ibu Siti bercerita kepada anaknya bagaimana Tuhan Yesus menyembuhkan dirinya dengan mujizat dari penyakit kanker rahim yang hampir saja merengut nyawanya ketika dokter yang mengobati sudah angkat tangan. Dalam keadaan yang hilang pengharapan bu Siti hanya berdoa singkat, “Tuhan Yesus jika saya diberi kesempatan untuk hidup sembuhkanlah. Apabila saya harus berpulang ke alam kematian, ya ambil saja nyawaku supaya saya tidak menderita lebih lama.” Tiba-tiba ada sinar terang meliputi ruangan di mana bu Siti di rawat. Ada seorang yang berpakaian putih persis seorang dokter berdiri di ujung ranjang dekat kaki dan berkata, “Ibu, hari ini engkau akan sembuh dan engkau akan menjadi saksi-Ku atas mujizat yang Ku-lakukan.” Ibu Siti belum mengenal siapa Tuhan Yesus sebenarnya meskipun dirinya sudah menjadi orang Kristen sejak kecil. Tetapi dari peristiwa yang dialami selama dirawat di rumah sakit, ibu Siti mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus.
Renungan kita hari ini berbicara tentang seorang anak muda bernama Samuel. Dia berasal dari keluarga seorang beriman dan dilahirkan oleh ibunya melalui suatu pergumulan yang serius dengan Allah [1 Samuel 1]. Sejak kecil Samuel sudah dititipkan kepada Imam Eli untuk menjadi hamba-Nya. Pengalaman ibunya dengan Allah dan pengalaman imam Eli sebagai mentor, tidak menjamin Samuel mengenal Allah. Pada akhirnya Samuel sendiri harus mengalami perjumpaan dengan Allah.
Ada tiga hal yang bisa kita pelajari dari Samuel tentang mengalami Allah melalui hidupnya. 1. Samuel mengalami panggilan Allah [ayat 10]. Di sini Allah secara langsung menjumpai Samuel dan memanggil namanya dengan jelas sampai berulang-ulang hingga Samuel mengerti bahwa itu suara Allah. 2. Allah menyampaikan maksud-Nya kepada Samuel [ayat 11-14]. Kemudian Allah menyampaikan pesannya kepada Samuel tentang apa yang hendak dilakukan di masa depan melalui hidupnya. 3. Samuel meneruskan pesan itu kepada imam Eli [ayat 15-19]. Samuel menyampaikan pesan Allah secara utuh kepada Imam Eli sehingga akhirnya pesan tersebut juga sampai kepada seluruh bangsa Isrel. Dari sini kita bisa belajar bahwa setiap kali seseorang mengalami perjumpaan dengan Allah, pasti Dia ingin menyampaikan pesan dan maksud-Nya, dan orang tersebut memiliki tanggungjawab untuk menyampaikan pesan tersebut kepada orang lain.
Pernahkan kita mengalami pengalaman perjumpaan dengan Allah? Jika belum, ambillah waktu untuk berdoa dan mintalah pengalaman itu kepada Allah. Niscaya Allah akan mengabulkan doa kita sehingga kita mengenal Allah tidak hanya dari katanya orang saja, namun secara pribadi kita mengalami pengalaman perjumpaan dengan Allah secara nyata seperti Samuel.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|