|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. [Roma 12:2] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menghidupi Kebenaran |
|
Menghidupi Kebenaran |
|
Rabu, 03 Februari 2016 | Tema: Tuhan Hadir di Bait KudusNya |
|
|
|
|
|
Menghidupi Kebenaran |
|
Efesus 4:20-32 |
|
|
|
|
|
|
Saulus seorang Ibrani dan termasuk golongan Farisi. Ia sangat memahami dan menaati hukum Taurat yang diyakininya sebagai sebuah kebenaran, sehingga ia menganggap orang yang tidak sepaham dengannya harus dibinasakan. Ia memasuki rumah demi rumah para pengikut Kristus, menyeret laki-laki maupun perempuan, menganiaya dan memasukkan mereka ke dalam penjara. Ia juga yang menyetujui Stefanus dirajam batu. Setelah perjumpaan dengan Kristus, terjadi perubahan dalam hidupnya. Apa yang dahulu ia anggap sebagai menghidupi kebenaran ternyata salah. Ia berbalik seratus delapan puluh derajat, meninggalkan kehidupan lama dan menjadi manusia baru yang menurut kehendak Allah.
Seseorang yang telah menerima Kristus sebagai Juru Selamat dan menerima pengajaran-Nya harus meninggalkan kehidupan manusia lama dan diperbaharui di dalam roh dan pikiran, mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Membuang dusta, tidak marah sampai matahari terbenam, tidak mencuri, tidak mengucapkan perkataan kotor. Membuang kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah. Jujur, perkataan yang baik dan membangun, ramah, pen...selengkapnya » |
Saulus seorang Ibrani dan termasuk golongan Farisi. Ia sangat memahami dan menaati hukum Taurat yang diyakininya sebagai sebuah kebenaran, sehingga ia menganggap orang yang tidak sepaham dengannya harus dibinasakan. Ia memasuki rumah demi rumah para pengikut Kristus, menyeret laki-laki maupun perempuan, menganiaya dan memasukkan mereka ke dalam penjara. Ia juga yang menyetujui Stefanus dirajam batu. Setelah perjumpaan dengan Kristus, terjadi perubahan dalam hidupnya. Apa yang dahulu ia anggap sebagai menghidupi kebenaran ternyata salah. Ia berbalik seratus delapan puluh derajat, meninggalkan kehidupan lama dan menjadi manusia baru yang menurut kehendak Allah.
Seseorang yang telah menerima Kristus sebagai Juru Selamat dan menerima pengajaran-Nya harus meninggalkan kehidupan manusia lama dan diperbaharui di dalam roh dan pikiran, mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Membuang dusta, tidak marah sampai matahari terbenam, tidak mencuri, tidak mengucapkan perkataan kotor. Membuang kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah. Jujur, perkataan yang baik dan membangun, ramah, penuh kasih mesra, saling mengampuni.
Sebagai murid Kristus, sudah selayaknya kita mengenakan manusia baru yang melakukan kehendak Tuhan dalam perkataan dan perbuatan kita sehari-hari. Janganlah kita memusuhi atau menghakimi orang lain, tetapi dengan perkataan dan perbuatan kita yang mencerminkan Kristus akan membawa mereka menerima-Nya sebagai Juru Selamat. Marilah kita menghidupi kebenaran tanpa dibatasi waktu dan tempat. Artinya kapan saja dan di mana saja kebenaran itu senantiasa mewarnai hidup kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|