|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Menyia-nyiakan karunia berarti menghilangkannya.
|
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Ribkah E. Christanti |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menghilangkan ”Karunia” |
|
Menghilangkan ”Karunia” |
|
Kamis, 22 Januari 2015 | Tema: Lebih Baik Dari Kemarin |
|
|
|
|
|
Menghilangkan ”Karunia” |
|
2 Korintus 6:1 |
|
|
|
|
|
|
Seorang tokoh bernama Jean Baptiste Lamarck (1744 1829), dalam sebuah teori evolusinya, melihat adanya kecenderungan makhluk sederhana berubah menjadi makhluk yang lebih kompleks dengan prinsip adanya proses perubahan menuju kesempurnaan. Perubahan menjadi sempurna ini menurut Lamarck karena harus beradaptasi pada lingkungannya. Proses adaptasi ini dijelaskan Lamarck melalui dua hal. Pertama, adanya proses use (menggunakan) dan disuse (tidak menggunakan) dari bagian-bagian tubuh organisme, bergantung pada kebutuhannya. Artinya, menurut Lamarck, organ tubuh yang digunakan secara luas untuk menghadapi lingkungan akan berkembang lebih besar, sedangkan bagian tubuh yang kurang digunakan akan mengalami penyusutan. (http://sikna.wordpress.com/2012/01/15/teori-teori-evolusi-menurut-ahli/).
Dari potongan artikel di atas, ada sebuah pengertian sederhana yang menurut saya sangat menarik. Dalam teori itu dikatakan, bagian tubuh yang sering digunakan akan semakin sempurna, sedangkan yang jarang digunakan akan mengalami penyusutan. Menurut saya teori ini relevan dengan kehidupan di sekitar kita. Misalnya, sebuah pisau jika jarang digunakan pasti akan tumpul; jika kita lebih banyak beraktifitas dengan tangan kanan, maka kita pun akan kesulitan jika harus menggunakan tangan kiri, ...selengkapnya » |
Seorang tokoh bernama Jean Baptiste Lamarck (1744 1829), dalam sebuah teori evolusinya, melihat adanya kecenderungan makhluk sederhana berubah menjadi makhluk yang lebih kompleks dengan prinsip adanya proses perubahan menuju kesempurnaan. Perubahan menjadi sempurna ini menurut Lamarck karena harus beradaptasi pada lingkungannya. Proses adaptasi ini dijelaskan Lamarck melalui dua hal. Pertama, adanya proses use (menggunakan) dan disuse (tidak menggunakan) dari bagian-bagian tubuh organisme, bergantung pada kebutuhannya. Artinya, menurut Lamarck, organ tubuh yang digunakan secara luas untuk menghadapi lingkungan akan berkembang lebih besar, sedangkan bagian tubuh yang kurang digunakan akan mengalami penyusutan. (http://sikna.wordpress.com/2012/01/15/teori-teori-evolusi-menurut-ahli/).
Dari potongan artikel di atas, ada sebuah pengertian sederhana yang menurut saya sangat menarik. Dalam teori itu dikatakan, bagian tubuh yang sering digunakan akan semakin sempurna, sedangkan yang jarang digunakan akan mengalami penyusutan. Menurut saya teori ini relevan dengan kehidupan di sekitar kita. Misalnya, sebuah pisau jika jarang digunakan pasti akan tumpul; jika kita lebih banyak beraktifitas dengan tangan kanan, maka kita pun akan kesulitan jika harus menggunakan tangan kiri, dll. Rupanya hal yang sama pun akan terjadi dengan karunia yang Tuhan sudah percayakan kepada kita. Bukankah karunia itu diberikan atas dasar kehendak Tuhan bagi mereka yang dipercaya untuk mendapatkannya (Roma 12:6-8; I Korintus 12:8-11)?
Karunia yang Tuhan berikan menuntut ketaatan dan komitmen kita untuk hidup kudus. Jika kita mendapatkan karunia kesembuhan, karunia untuk melayani, menasihati, bernubuat, kemurahan hati, melayani, mengajar, memimpin, mengadakan mujizat, dll, namun kita sering mengabaikannya, memendamnya karena malu dan takut, malas untuk melakukannya, terlalu sibuk dengan jadwal kita untuk melaksanakan karunia itu atau menggunakannya untuk motivasi selain kemuliaan Tuhan, maka berhati-hatilah! Ini berarti kita sedang menyia-nyiakan karunia Tuhan. Kita sedang “menghilangkan” karunia itu. Bukankah ini berarti kita sedang tidak menghargai Sang Pemberi Karunia? Bukankah ini berarti kita sedang mendukakan dan mengkhianati kepercayaan-Nya? Bukankah kita sedang menjadi orang paling malang? Jika tahun lalu kita masih melakukan hal itu, perbaikilah di tahun ini. Maksimalkan karunia Tuhan sehingga karunia itu makin “sempurna” dan memuliakan Sang Pemberi Karunia. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|