|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Ketika kita tidak memberikan kemuliaan setinggi-tingginya kepada Allah, sesungguhnya kita sedang memuliakan diri kita sendiri. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menghormati Yang Maha Mulia |
|
Menghormati Yang Maha Mulia |
|
Sabtu, 13 Februari 2016 | Tema: Tuhan Hadir di Bait KudusNya |
|
|
|
|
|
Menghormati Yang Maha Mulia |
|
Wahyu 4:9-11 |
|
|
|
|
|
|
Ketika masih duduk di bangku kuliah, saya berkesempatan mengunjungi keraton Ngayogjokarto sebagai salah satu kegiatan kuliah pada waktu itu. Dosen mengajak para mahasiswa berkunjung ke keraton agar para mahasiswa yang berasal dari daerah seindonesia mengetahui kehidupan yang ada dalam masyarakat keraton. Saya bersyukur sekali sebab ketika kami datang suasana keraton sedang ada hajatan seperti hari jadi keraton di mana suasananya begitu semarak. Dan yang lebih menyenangkan lagi kita bisa menjumpai Sri Sultan Hamengkubuwono X secara langsung yang saat itu sedang melihat-lihat pada abdi dalem mengerjakan tugasnya.
Yang menarik buat saya adalah ketika Sri Sultan sedang menyapa mereka [para abdi dalem], spontan mereka langsung sujud dan memberikan penghormatan kepada Sri Sultan sampai beliau berlalu dari hadapan mereka. Sepanjang tempat yang dilalui selalu ada penghormatan bagi Sri Sultan. Rasa hormat inilah yang membuat suasana kerajaan begitu kental. Rasa hormat kepada sang raja sangat dijunjung tinggi. Meskipun sedang melakukan pekerjaan, mereka meninggalkan pekerjaannya dan memberi hormat kepada sang raja. Siapapun yang ada di dalam lingkungan keraton, mereka selalu me...selengkapnya » |
Ketika masih duduk di bangku kuliah, saya berkesempatan mengunjungi keraton Ngayogjokarto sebagai salah satu kegiatan kuliah pada waktu itu. Dosen mengajak para mahasiswa berkunjung ke keraton agar para mahasiswa yang berasal dari daerah seindonesia mengetahui kehidupan yang ada dalam masyarakat keraton. Saya bersyukur sekali sebab ketika kami datang suasana keraton sedang ada hajatan seperti hari jadi keraton di mana suasananya begitu semarak. Dan yang lebih menyenangkan lagi kita bisa menjumpai Sri Sultan Hamengkubuwono X secara langsung yang saat itu sedang melihat-lihat pada abdi dalem mengerjakan tugasnya.
Yang menarik buat saya adalah ketika Sri Sultan sedang menyapa mereka [para abdi dalem], spontan mereka langsung sujud dan memberikan penghormatan kepada Sri Sultan sampai beliau berlalu dari hadapan mereka. Sepanjang tempat yang dilalui selalu ada penghormatan bagi Sri Sultan. Rasa hormat inilah yang membuat suasana kerajaan begitu kental. Rasa hormat kepada sang raja sangat dijunjung tinggi. Meskipun sedang melakukan pekerjaan, mereka meninggalkan pekerjaannya dan memberi hormat kepada sang raja. Siapapun yang ada di dalam lingkungan keraton, mereka selalu memberi penghormatan kepada raja.
Kehadiran raja bagi warga Yogjakarta merupakan kehormatan dan sangat istimewa sebab bagi mereka, seorang raja adalah pemilik atau penguasa. Oleh karenanya kehadirannya sangat dihormati. Ketika kita melihat kehadiran Allah dalam kitab Wahyu, yang dilakukan oleh segenap penghuni sorga adalah memberikan hormat, pujian dan pengagungan bagi Raja semesta Alam. Mereka tidak meninggikan dirinya sebagai seorang yang terhormat yang digambarkan seperti seorang yang datang ke tempat pesta untuk mendapatkan tempat yang terhormat. Namun sebaliknya, mereka meletakkan mahkotanya yang berbicara akan keakuan, kemuliaan dan keindahan di bawah kaki Tuhan, Pencipta langit dan bumi.
Mereka menyadari ketika mereka berhadapan dengan Tuhan mereka sesungguhnya tidak layak dan tidak ada artinya. Sebab kemuliaan hanya bagi Tuhan selama-lamanya. Seharusnya itu juga nampak dalam umat Tuhan ketika beribadah. Kita harus memiliki rasa hormat yang tinggi kepada Allah sebab Dia adalah raja di atas segala raja yang berkuasa. Jika kerajaan-kerajaan bisa berakhir pemerintahannya, maka Raja di atas segala raja, Yesus Kristus, tidak akan pernah berakhir pemerintahan-Nya. Dan oleh karena itu kita berikan penghormatan kepada-Nya untuknya selama-lamanya.
Ia selalu hadir dalam kehidupan kita, umat-Nya. Bagian kita adalah memberikan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Allah yang memang layak menerima segalanya. Kapanpun dan di manapun, mari kita selalu menghormati Allah dalam segala aspek hidup kita |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|