|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Biarlah syair lagu “saya mau iring [ikut] Yesus sampai selama-lamanya” menjadi doa kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Dkn. Rachmat Sugianto |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Mengikut Dia |
|
Mengikut Dia |
|
Jumat, 27 Januari 2017 |
|
|
|
|
|
Mengikut Dia |
|
Matius 4:18-22 |
|
|
|
|
|
|
Pertama kali saya masuk sekolah di TK yang ada dalam pikiran saya hanyalah ikut-ikutan teman. Sebenarnya pada saat itu belum waktunya saya masuk sekolah, namun karena teman-teman di kampung semua sekolah, saya meminta supaya juga ikut sekolah. Di dalam kelas, yang saya ikuti hanya perintah dari guru. Biasanya guru menyuruh untuk mengangkat tangan ke atas, ke samping, dan ke depan. Setiap kali guru memerintahkan demikian, semua murid langsung menggerakkan tangan masing-masing mengikuti perintah guru tersebut. Bahkan dalam kondisi dan suasana yang ramai, guru memakai cara tersebut untuk menenangkan murid-muridnya. Tanpa berpikir panjang murid-murid langsung refleks melakukan perintah dari guru tersebut.
Demikian dengan keempat orang yang dijadikan murid-murid yang pertama oleh Tuhan Yesus. Mereka adalah Simon Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes. Mereka semua adalah seorang nelayan yang bekerja demi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Ketika mereka sedang menebarkan jala di danau Galilea, Sang Guru, yaitu Yesus Kristus memanggil dan mengajak mereka untuk dijadikan murid. Lantas apa yang muncul dalam pikiran mereka? Mungkin kita hanya bisa menduga kira-kira apa yang ada dalam benak mereka, namun yang jelas Alkitab mencatat bahwa mereka pun segera meninggalkan jalanya da...selengkapnya » |
Pertama kali saya masuk sekolah di TK yang ada dalam pikiran saya hanyalah ikut-ikutan teman. Sebenarnya pada saat itu belum waktunya saya masuk sekolah, namun karena teman-teman di kampung semua sekolah, saya meminta supaya juga ikut sekolah. Di dalam kelas, yang saya ikuti hanya perintah dari guru. Biasanya guru menyuruh untuk mengangkat tangan ke atas, ke samping, dan ke depan. Setiap kali guru memerintahkan demikian, semua murid langsung menggerakkan tangan masing-masing mengikuti perintah guru tersebut. Bahkan dalam kondisi dan suasana yang ramai, guru memakai cara tersebut untuk menenangkan murid-muridnya. Tanpa berpikir panjang murid-murid langsung refleks melakukan perintah dari guru tersebut.
Demikian dengan keempat orang yang dijadikan murid-murid yang pertama oleh Tuhan Yesus. Mereka adalah Simon Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes. Mereka semua adalah seorang nelayan yang bekerja demi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Ketika mereka sedang menebarkan jala di danau Galilea, Sang Guru, yaitu Yesus Kristus memanggil dan mengajak mereka untuk dijadikan murid. Lantas apa yang muncul dalam pikiran mereka? Mungkin kita hanya bisa menduga kira-kira apa yang ada dalam benak mereka, namun yang jelas Alkitab mencatat bahwa mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikut Dia [ay. 20, 22]. Tanpa ada tawar-menawar dengan Tuhan tentang apa yang akan mereka lakukan setelah mengikut Dia. Dengan sikap percaya bahwa yang memanggilnya adalah Guru yang sejati di mana mereka mendapatkan pengalaman pembelajaran yang benar dari sumber yang benar pula.
Jemaat yang terkasih, kadang dalam kehidupan kita sebagai orang percaya masih jauh dari kesempurnaan. Seringkali kita masih ogah-ogahan ketika ada panggilan untuk beribadah. Kita masih malas untuk menghadiri persekutuan. Apalagi kalau kita disuruh menjadi murid Kristus yang sejati. Apakah kita mau mengikuti Dia sebagai Guru? Dengan segala yang diperintahkan dan dikatakanNya, tanpa pikir-pikir dulu, tanpa tawar-menawar, tanpa adanya sunggut-sunggut? Memang bukan hal yang mudah, tetapi marilah kita belajar mau mendengar dan mengikut Dia dari hal yang paling sederhana. Karena dengan mengikut Dia, hati kita akan tenang dalam dekapan-Nya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|