|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi. [1 Timotius 6:18]
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menikmati Dan Berbagi |
|
Menikmati Dan Berbagi |
|
Rabu, 25 Maret 2015 | Tema: Menebar Benih Kebaikan |
|
|
|
|
|
Menikmati Dan Berbagi |
|
1 Timotius 6:6-10,18 |
|
|
|
|
|
|
Seorang pengusaha yang menjual perusahaan konstruksi jalan miliknya mengejutkan para karyawannya dengan membagi rata sepertiga keuntungan perusahaan kepada mereka. Dari 550 karyawan yang ada, masing-masing mendapat bagian sebesar 128 juta dollar. Bahkan beberapa karyawan yang sudah berpengalaman mendapat tambahan satu juta dollar dan semuanya bebas pajak. Sang pemilik perusahaan itu berkata, ’Saya ingin berbagi kebahagiaan karena saya memang sangat bahagia. Para karyawan telah bekerja begitu keras dan saya ingin bersikap adil.’
Firman Tuhan memang tidak mengutuk kekayaan, namun dengan tegas firman Tuhan menyatakan larangan agar kita tidak semata-mata terfokus kepada uang. Tuhan melarang kita menjadikan uang sebagai sumber, fokus utama, kebanggaan dan keamanan kita [Matius 6:24, Lukas 12:15]. Seringkali kita menjadikan uang atau harta benda sebagai tuhan bagi diri kita. Itu berarti menempatkannya sebagai berhala yang kita sembah. Tanpa sadar kita telah diperbudak oleh uang/harta benda kita. Kebanyakan manusia lambat laun mulai menempatkan harta di posisi yang terutama dalam hidup, menggantikan Tuhan.
Oleh karena itu terkadang Allah tidak mempercayakan uang/harta kep...selengkapnya » |
Seorang pengusaha yang menjual perusahaan konstruksi jalan miliknya mengejutkan para karyawannya dengan membagi rata sepertiga keuntungan perusahaan kepada mereka. Dari 550 karyawan yang ada, masing-masing mendapat bagian sebesar 128 juta dollar. Bahkan beberapa karyawan yang sudah berpengalaman mendapat tambahan satu juta dollar dan semuanya bebas pajak. Sang pemilik perusahaan itu berkata, ’Saya ingin berbagi kebahagiaan karena saya memang sangat bahagia. Para karyawan telah bekerja begitu keras dan saya ingin bersikap adil.’
Firman Tuhan memang tidak mengutuk kekayaan, namun dengan tegas firman Tuhan menyatakan larangan agar kita tidak semata-mata terfokus kepada uang. Tuhan melarang kita menjadikan uang sebagai sumber, fokus utama, kebanggaan dan keamanan kita [Matius 6:24, Lukas 12:15]. Seringkali kita menjadikan uang atau harta benda sebagai tuhan bagi diri kita. Itu berarti menempatkannya sebagai berhala yang kita sembah. Tanpa sadar kita telah diperbudak oleh uang/harta benda kita. Kebanyakan manusia lambat laun mulai menempatkan harta di posisi yang terutama dalam hidup, menggantikan Tuhan.
Oleh karena itu terkadang Allah tidak mempercayakan uang/harta kepada kita karena kita cenderung menahannya, sementara Allah meminta kita membagikannya. Para pengikut Yesus haruslah ’kaya dalam perbuatan baik, suka memberi dan membagi’ [1 Timotius 6:18]. Harapan Tuhan bagi umatnya adalah supaya setiap kita tidak terikat dengan segala harta di dunia ini. Harta yang didapat selama kita hidup di dunia ini tidak lebihnya seperti sebuah titipan. Alah adalah sumber dari segala harta tersebut, dan Allah ingin untuk kita mengelola “titipan” harta itu dengan baik, serta mau untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Rasul Paulus berpesan agar orang-orang percaya bekerja dengan tangan mereka sendiri, ’untuk melakukan yang baik, supaya [mereka] dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan’ [Efesus 4:28]. Inilah prinsip untuk mengelola kekayaan, yaitu bagikanlah kekayaan Anda untuk menolong orang lain. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|