|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Rini Handoyo |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menjadi Beban atau Menjadi Berkat? |
|
Menjadi Beban atau Menjadi Berkat? |
|
Rabu, 15 Juli 2015 | Tema: Diberkati Untuk Menjadi Berkat |
|
|
|
|
|
Menjadi Beban atau Menjadi Berkat? |
|
Ester 4:14 |
|
|
|
|
|
|
Suatu pagi saya bangun dengan kepala yang terasa sangat berat, mata yang sulit untuk dibuka, tubuh yang limbung. Tentu saja saya bangun dengan kondisi seperti itu karena semalam-malaman tidak bisa tidur. Banyaknya tugas dan masalah yang harus diselesaikan membuat saya tidak bisa memejamkan mata. Pekerjaan di kantor, masalah di rumah, tugas-tugas dalam pelayanan terasa menjadi beban yang sangat berat. Sempat merasa frustasi dan sering terpikir untuk melepaskan semua tugas-tugas yang tiada habisnya. Puji syukur karena Bapa mengerti betul setiap detail dari kondisi fisik, mental, pikiran dan hati kita. Dia tuntun saya untuk melihat hidup Ester.
Ester ditempatkan Tuhan di sebuah istana, bukan karena wajah Ester yang cantik saja yang membawanya menjadi permaisuri, tapi terlebih karena Tuhan punya rencana, dan Tuhan membutuhkan kesediaan Ester untuk dipakai menjadi berkat bagi bangsanya. Ester dituntut menjadi alat untuk menyelamatkan bangsanya yang akan dimusnahkan oleh Haman dengan cara menghadap raja Ahasyweros untuk membatalkan rencana itu. Bukan hal yang mudah untuk bertemu dengan raja karena nyawa menjadi taruhannya. Ester bisa saja menolak tugas itu, tetapi dia menyad...selengkapnya » |
Suatu pagi saya bangun dengan kepala yang terasa sangat berat, mata yang sulit untuk dibuka, tubuh yang limbung. Tentu saja saya bangun dengan kondisi seperti itu karena semalam-malaman tidak bisa tidur. Banyaknya tugas dan masalah yang harus diselesaikan membuat saya tidak bisa memejamkan mata. Pekerjaan di kantor, masalah di rumah, tugas-tugas dalam pelayanan terasa menjadi beban yang sangat berat. Sempat merasa frustasi dan sering terpikir untuk melepaskan semua tugas-tugas yang tiada habisnya. Puji syukur karena Bapa mengerti betul setiap detail dari kondisi fisik, mental, pikiran dan hati kita. Dia tuntun saya untuk melihat hidup Ester.
Ester ditempatkan Tuhan di sebuah istana, bukan karena wajah Ester yang cantik saja yang membawanya menjadi permaisuri, tapi terlebih karena Tuhan punya rencana, dan Tuhan membutuhkan kesediaan Ester untuk dipakai menjadi berkat bagi bangsanya. Ester dituntut menjadi alat untuk menyelamatkan bangsanya yang akan dimusnahkan oleh Haman dengan cara menghadap raja Ahasyweros untuk membatalkan rencana itu. Bukan hal yang mudah untuk bertemu dengan raja karena nyawa menjadi taruhannya. Ester bisa saja menolak tugas itu, tetapi dia menyadari akan perannya sebagai penyalur berkat bagi bangsanya, dan dia melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya dengan sepenuh hati.
Ketika tugas-tugas, pekerjaan, masalah yang kita hadapi menjadi beban bagi kita, kita cenderung untuk menolak atau melakukan dengan terpaksa. Dan sudah pasti ketika segala sesuatu dilakukan dengan terpaksa tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik dan membuat kita menjadi stress. Tetapi kalau kita menyadari bahwa ketika Tuhan mengijinkan banyak tugas, pekerjaan ataupun masalah ada dalam kehidupan kita, itu bukan hanya kebetulan semata. Tapi ada maksud dan rencana di balik semua itu. Dan Allah ingin kita menjadi penyalur berkat melalui apapun yang kita lakukan. Seperti Ester yang tidak menjadikan tugasnya sebagai beban tetapi sebagai berkat untuk bangsanya, mari kita belajar menyadari posisi kita sebagai penyalur berkat bagi lingkungan melalui setiap tugas, pekerjaan dan masalah yang kita hadapi. Amin. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|