|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menjadi Bejana Kemuliaan |
|
Menjadi Bejana Kemuliaan |
|
Sabtu, 04 Juni 2016 | Tema: Kesatuan Tubuh Kristus |
|
|
|
|
|
Menjadi Bejana Kemuliaan |
|
2 Timotius 2:20-21 |
|
|
|
|
|
|
Emas adalah lambang kemuliaan, oleh karenanya emas disebut logam mulia. Seorang raja atau ratu mendapat panggilan “Yang Mulia”. Mereka memakai mahkota emas sebagai lambang dari kedudukannya yang dimuliakan. Dari dulu sampai sekarang logam emas menduduki peringkat tertinggi dibandingkan dengan yang lain seperti perak atau tembaga. Emas sudah teruji tidak luntur terkena benda apapun dan harganya semakin hari semakin tinggi.
Dalam Perjanjian Lama, emas dijadikan salah satu bahan untuk pembuatan kemah suci selain perak, tembaga dan bahan-bahan lainnya [Keluaran 25]. Di ruang kudus diletakkan meja roti sajian yang disalut dan dibingkai dengan emas murni. Pada keempat kakinya dipasang gelang-gelang dari emas murni. Di atas meja ditaruh pinggan, cawan, kendi dan piala yang semuanya terbuat dari emas murni.
Semua perkakas itu digunakan untuk korban persembahan curahan, yaitu darah anak domba yang harus dibuat dari emas murni, bukan dari tanah liat. Mengapa? Karena tanah liat merupakan lambang dari manusia yang bersifat fana dan telah rusak oleh dosa, tetapi Tuhan telah mengangkat kita yang fana menjadi kekal dalam kemu...selengkapnya » |
Emas adalah lambang kemuliaan, oleh karenanya emas disebut logam mulia. Seorang raja atau ratu mendapat panggilan “Yang Mulia”. Mereka memakai mahkota emas sebagai lambang dari kedudukannya yang dimuliakan. Dari dulu sampai sekarang logam emas menduduki peringkat tertinggi dibandingkan dengan yang lain seperti perak atau tembaga. Emas sudah teruji tidak luntur terkena benda apapun dan harganya semakin hari semakin tinggi.
Dalam Perjanjian Lama, emas dijadikan salah satu bahan untuk pembuatan kemah suci selain perak, tembaga dan bahan-bahan lainnya [Keluaran 25]. Di ruang kudus diletakkan meja roti sajian yang disalut dan dibingkai dengan emas murni. Pada keempat kakinya dipasang gelang-gelang dari emas murni. Di atas meja ditaruh pinggan, cawan, kendi dan piala yang semuanya terbuat dari emas murni.
Semua perkakas itu digunakan untuk korban persembahan curahan, yaitu darah anak domba yang harus dibuat dari emas murni, bukan dari tanah liat. Mengapa? Karena tanah liat merupakan lambang dari manusia yang bersifat fana dan telah rusak oleh dosa, tetapi Tuhan telah mengangkat kita yang fana menjadi kekal dalam kemuliaan-Nya. Suatu saat ketika hidup kita di bumi berakhir, tubuh kita yang fana akan kembali ke tanah, tetapi kita yang percaya kepada Kristus, Sang Anak Domba yang darah-Nya telah dicurahkan, akan diubah dalam sekejap menjadi tubuh kemuliaan yang kekal [1 Korintus 15:51-53].
Rasul Paulus menasihatkan untuk menjadi perabot dari emas atau perak untuk maksud yang mulia, bukan perkakas dari kayu atau tanah. Jika kita menyucikan diri dari hal-hal yang jahat, kita akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai Tuan kita dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia [2 Timotius 2:50-51]. Siapkah kita menjadi bejana kemuliaan-Nya?
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|