|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Hidup kudus dan tidak bercacat akan berdampak bagi orang yang belum percaya untuk bisa menemukan Tuhan yang benar, dan bagi sesama saudara seiman menemukan sosok teladan |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menjadi Berkat Melalui Hidup Kudus dan Tidak Bercela |
|
Menjadi Berkat Melalui Hidup Kudus dan Tidak Bercela |
|
Jumat, 24 Juli 2015 | Tema: Diberkati Untuk Menjadi Berkat |
|
|
|
|
|
Menjadi Berkat Melalui Hidup Kudus dan Tidak Bercela |
|
Efesus 1:4, 1 Petrus 2:9 |
|
|
|
|
|
|
Visi Tuhan dalam penebusan salib Kristus adalah supaya umat-Nya kudus dan tidak bercacat. Umumnya orang mengkaitkan hal ini dengan orang yang aktif dalam kegiatan keagamaan, meninggalkan lingkungan masyarakat dan hidup “menyendiri” di suatu biara atau suatu komunitas kecil. Bila demikian, betapa mudahnya menjadi orang saleh dalam lingkungan yang jauh dari pergumulan hidup di tengah buasnya dunia.
Pada dasarnya hidup kudus dan tidak bercacat bukan hanya menyangkut hal rohani, yang ditandai oleh moralitas yang baik. Tetapi terlebih bertalian dengan berbagai aspek hidup tanpa batas. Yang termasuk orang kudus atau saleh bukan terbatas pada rohaniawan dengan berbagai jabatan yang melekat pada dirinya. Kita semua sebagai orang percaya yang benar adalah “bangsa yang kudus ...” [1 Petrus 2:9].
Kehidupan yang kudus dan tidak bercacat harus termanifestasi dalam segenap aspek hidup di tengah pergumulan menghadapi dunia dan manusia lain. Contoh konkrit berupa: cara belajar atau bekerja [rajin, tekun], pola makan, tutur kata dalam...selengkapnya » |
Visi Tuhan dalam penebusan salib Kristus adalah supaya umat-Nya kudus dan tidak bercacat. Umumnya orang mengkaitkan hal ini dengan orang yang aktif dalam kegiatan keagamaan, meninggalkan lingkungan masyarakat dan hidup “menyendiri” di suatu biara atau suatu komunitas kecil. Bila demikian, betapa mudahnya menjadi orang saleh dalam lingkungan yang jauh dari pergumulan hidup di tengah buasnya dunia.
Pada dasarnya hidup kudus dan tidak bercacat bukan hanya menyangkut hal rohani, yang ditandai oleh moralitas yang baik. Tetapi terlebih bertalian dengan berbagai aspek hidup tanpa batas. Yang termasuk orang kudus atau saleh bukan terbatas pada rohaniawan dengan berbagai jabatan yang melekat pada dirinya. Kita semua sebagai orang percaya yang benar adalah “bangsa yang kudus ...” [1 Petrus 2:9].
Kehidupan yang kudus dan tidak bercacat harus termanifestasi dalam segenap aspek hidup di tengah pergumulan menghadapi dunia dan manusia lain. Contoh konkrit berupa: cara belajar atau bekerja [rajin, tekun], pola makan, tutur kata dalam berbicara dan bercanda, penggunaan waktu, disiplin waktu, kesetiaan memenuhi janji, cara berpakaian, kebersihan, dll. Yang tidak tampak lebih mendasar antara lain berupa: berbagai motif dalam pikiran, sikap hati, cita-cita, keinginan, dll. Dimulai dari perkara kecil sampai perkara besar.
Untuk mencapai hidup kudus dan tidak bercacat memang tidak mudah, perlu melatih diri dengan serius dan refleksi diri atau memeriksa diri setiap hari. Setiap hari berusaha merajut karya indah bagi Tuhan melalui segala perbuatan kita. Bapa sudah menganugerahkan sarana supaya kita bisa terus dibentuk menjadi umat yang kudus dan tidak bercela. Melalui pengudusan oleh darah Tuhan Yesus, pimpinan Roh Kudus, kebenaran Injil yang memperbarui pikiran dan penggarapan Bapa dalam setiap pergumulan hidup sehari-hari [Roma 8:28], kita dibentuk menjadi umat yang kudus dan tidak bercacat. Untuk itu kita tidak boleh berhenti bertumbuh.
Kehidupan yang kudus dan tidak bercacat pasti membawa keteduhan bagi sesama, menjadi saksi dan berkat bagi orang lain. Berarti menghormati dan menghargai pengorbanan Kristus, yang akhirnya layak dimuliakan bersama dengan Tuhan Yesus di Kerajaan Bapa di sorga. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|