|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Karunia-karunia rohani itu dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia selama-lamanya.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menjadi Lebih Utuh |
|
Menjadi Lebih Utuh |
|
Jumat, 22 Juli 2016 | Tema: Melayani Sesusi Dengan Karunia |
|
|
|
|
|
Menjadi Lebih Utuh |
|
Efesus 4:11-12 |
|
|
|
|
|
|
Munculnya pelangi setelah hujan merupakan peristiwa alam yang mempesona. Dengan tampilan tujuh warna-warni, tentu akan menarik setiap orang untuk melihatnya. Bukan hanya anak-anak yang mengagumi keindahannya, tetapi juga orang dewasa. Bahkan tidak sedikit yang ingin mengabadikannya menggunakan kamera. Tetapi coba bayangkan jika pelangi yang muncul setelah hujan kehilangan satu, dua atau tiga warnanya. Tentunya akan berkurang keindahannya dan tidak akan semenarik ketika setiap warna tergaris tegas melengkung di angkasa. Mengapa kurang indah? Karena pada dasarnya setiap warna tersebut saling menyempurnakan dan membuat lebih utuh.
Prinsip menyempurnakan dan membuat lebih utuh itulah yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaat Efesus [tentunya juga kepada kita] ketika ia menjabarkan tentang karunia rohani yang berbeda-beda yang dianugerahkan oleh Allah. ‘Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.’ Kata memperlengkapi menegaskan prinsip tersebut. Artinya, Allah menghendaki bahwa karunia-karunia yang diberikan-Nya dimanfaatkan dan dipergunakan dalam kerangka menyempurnakan dan ...selengkapnya » |
Munculnya pelangi setelah hujan merupakan peristiwa alam yang mempesona. Dengan tampilan tujuh warna-warni, tentu akan menarik setiap orang untuk melihatnya. Bukan hanya anak-anak yang mengagumi keindahannya, tetapi juga orang dewasa. Bahkan tidak sedikit yang ingin mengabadikannya menggunakan kamera. Tetapi coba bayangkan jika pelangi yang muncul setelah hujan kehilangan satu, dua atau tiga warnanya. Tentunya akan berkurang keindahannya dan tidak akan semenarik ketika setiap warna tergaris tegas melengkung di angkasa. Mengapa kurang indah? Karena pada dasarnya setiap warna tersebut saling menyempurnakan dan membuat lebih utuh.
Prinsip menyempurnakan dan membuat lebih utuh itulah yang disampaikan oleh Paulus kepada jemaat Efesus [tentunya juga kepada kita] ketika ia menjabarkan tentang karunia rohani yang berbeda-beda yang dianugerahkan oleh Allah. ‘Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.’ Kata memperlengkapi menegaskan prinsip tersebut. Artinya, Allah menghendaki bahwa karunia-karunia yang diberikan-Nya dimanfaatkan dan dipergunakan dalam kerangka menyempurnakan dan membuat gereja-Nya lebih utuh. Bukan untuk kepentingan dan membangun nama besar pribadi; bukan untuk memuluskan agenda dan tujuan pribadi; bukan juga untuk menegaskan rasa superioritas [merasa diri lebih tinggi, lebih hebat, lebih suci, lebih dekat ataupun lebih dipakai Tuhan] dalam pekerjaan Tuhan.
Allah rindu setiap jemaat mengalami peningkatan pemahaman dan pengenalan akan Dia. Allah ingin setiap jemaat mengalami pembaruan moral dan perubahan hidup di dalam Dia. Allah merindukan agar setiap jemaat mencapai kedewasaan iman dan berbuah nyata di dalam Dia. Ia mendambakan jemaat-Nya terus disempurnakan dan menjadi lebih utuh. Allah menginginkan kita menjadi indah seperti pelangi sehingga kita mempesona dan menarik dunia untuk datang kepada-Nya dan mengagumi kemuliaan-Nya. Untuk itulah Ia memberikan karunia-karunia rohani yang berbeda-beda kepada kita. [AB]
Pokok renungan:
Karunia-karunia rohani itu dari Dia, oleh Dia dan bagi Dia selama-lamanya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|