|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Hendaklah kita menjadi pelaku firman dengan perkataan yang membangun dan dengan tindakan nyata. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menjadi Pelaku Firman |
|
Menjadi Pelaku Firman |
|
Jumat, 02 Juni 2017 |
|
|
|
|
|
Menjadi Pelaku Firman |
|
Lukas 11:28; Yakobus 1:22 |
|
|
|
|
|
|
Ada salah satu stasiun televisi yang menayangkan program senam untuk kebugaran tubuh. Ada yang menarik untuk diperhatikan, yaitu bahwa yang menjadi instruktur senam tersebut selalu mengingatkan pemirsa televisi untuk tidak hanya melihat gerakan-gerakan senam yang ditayangkan atau mendengar musik pengiringnya karena tidak akan ada pengaruhnya apa-apa bagi kebugaran tubuh. Para pemirsa diajak untuk melakukan senam juga di rumah masing-masing.
Pada suatu waktu Tuhan Yesus berkata kepada seorang perempuan, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” [Lukas 11:28]. Apa maksud pernyataan Yesus itu? Sebagaimana contoh di atas, seseorang tidak akan memiliki tubuh yang bugar apabila hanya melihat tayangan senam, demikian pula orang tidak akan berbahagia apabila hanya mendengarkan firman saja. Firman itu harus disimpan dan diwujudnyatakan dalam kehidupan setiap hari. Selaras akan hal ini Yakobus menegaskan kepada keduabelas suku yang ada diperantauan: “Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja” [Yakobus 1:22]. Mengapa Yesus dan Yakobus sangat menekankan pentingnya menjadi pelaku firman? Sebab firman yang didengar, tetapi tidak segera disimpan dalam hati akan cenderung mudah terlupakan. Sebaliknya, ap...selengkapnya » |
Ada salah satu stasiun televisi yang menayangkan program senam untuk kebugaran tubuh. Ada yang menarik untuk diperhatikan, yaitu bahwa yang menjadi instruktur senam tersebut selalu mengingatkan pemirsa televisi untuk tidak hanya melihat gerakan-gerakan senam yang ditayangkan atau mendengar musik pengiringnya karena tidak akan ada pengaruhnya apa-apa bagi kebugaran tubuh. Para pemirsa diajak untuk melakukan senam juga di rumah masing-masing.
Pada suatu waktu Tuhan Yesus berkata kepada seorang perempuan, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya” [Lukas 11:28]. Apa maksud pernyataan Yesus itu? Sebagaimana contoh di atas, seseorang tidak akan memiliki tubuh yang bugar apabila hanya melihat tayangan senam, demikian pula orang tidak akan berbahagia apabila hanya mendengarkan firman saja. Firman itu harus disimpan dan diwujudnyatakan dalam kehidupan setiap hari. Selaras akan hal ini Yakobus menegaskan kepada keduabelas suku yang ada diperantauan: “Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja” [Yakobus 1:22]. Mengapa Yesus dan Yakobus sangat menekankan pentingnya menjadi pelaku firman? Sebab firman yang didengar, tetapi tidak segera disimpan dalam hati akan cenderung mudah terlupakan. Sebaliknya, apabila segera disimpan dan dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, akan mudah terpatri dalam ingatan dan akan hidup dalam kehidupan kita. Apabila firman itu telah hidup dalam hati dan pikiran kita, segenap pola pikir dan perilaku kita akan sangat dipengaruhi oleh firman itu.
Berbicara menjadi pelaku firman, janganlah kita seperti para Farisi dan ahli Taurat. Mereka menyangka telah melakukan firman ternyata bukan, mereka hanya menekankan adat-istiadat nenek moyang [Markus 7:8]. Ada banyak orang menyangka telah melakukan firman ternyata pola pikirnya sendiri yang dianggapnya sebagai firman. Asal mencomot ayat-ayat dalam Alkitab untuk mendukung ide pikirannya sendiri, mereka menganggap itu firman. Kalau sudah seperti itu menganggap diri sudah benar, orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya salah semua. Kaum radikalisme terjadi berangkat dari cara pandang yang salah terhadap firman Allah. Bisakah dalam tubuh gereja muncul kelompok radikal kristen? Tentu saja bisa! Ketika mereka memaksakan ayat-ayat Alkitab untuk mendukung idenya sendiri, yang tidak sesuai dengan pandangannya dianggap sesat. Dari situlah awal terjadi perpecahan gereja. Yakobus mengajar kita bagaimana cara menjadi pelaku firman yang baik, yaitu melalui perkataan yang membangun dan dengan tindakan nyata: cepat untuk mendengar atau antusias untuk menerima firman dan pengajaran dan lambat berkata-kata, lambat marah dan mengekang lidah [Yakobus 1:17-27]. Maksudnya menghayati firman dengan lebih dalam.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|