|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kerendahan hati untuk menyadari keterbatasan atau kekurangan kita adalah modal awal untuk bertumbuh. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Rini Handoyo |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Menyadari Keterbatasan |
|
Menyadari Keterbatasan |
|
Selasa, 11 Oktober 2016 | Tema: Bertumbuh Dalam Segala Hal Ke Arah Kristus |
|
|
|
|
|
Menyadari Keterbatasan |
|
Mazmur 119:130 |
|
|
|
|
|
|
Priscilla Sitienei adalah seorang murid yang istimewa. Priscilla duduk di bangku SD Leaders Vision Preparatory School di Rift Valley, Kenya. Yang membuat Priscilla istimewa berada di sekolah itu adalah karena usianya yang jauh melebihi usia rata-rata murid Sekolah Dasar. 90 tahun, itulah usia Priscilla Sitienei ketika masuk di sekolah itu. Bukan hanya menjadi murid tertua, dia bahkan sekelas dengan cicit-cicitnya. Semangatnya untuk belajar membuat anak-anak di desa itu yang tidak mau bersekolah termotivasi untuk mengikuti jejaknya. Ketika ditanya apa alasan nenek itu ingin bersekolah, jawabnya: “Saya ingin bisa membaca Alkitab, dan ingin menginspirasi anak-anak agar mendapatkan pendidikan.” [Sumber dari harian Suara Merdeka, Sabtu, 24 Januari 2015]
Usia tidak membatasi Priscilla untuk belajar dan kerinduannya untuk membaca Alkitab. Keinginan mengerti janji-janji Firman Tuhan, membuat semangatnya menyala, mengalahkan rasa malas yang menghinggapi. Priscilla memiliki keinginan yang kuat untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan melalui pembacaan Firman-Nya.
Kerendahan hati untuk menyadari keterbatasan atau kekur...selengkapnya » |
Priscilla Sitienei adalah seorang murid yang istimewa. Priscilla duduk di bangku SD Leaders Vision Preparatory School di Rift Valley, Kenya. Yang membuat Priscilla istimewa berada di sekolah itu adalah karena usianya yang jauh melebihi usia rata-rata murid Sekolah Dasar. 90 tahun, itulah usia Priscilla Sitienei ketika masuk di sekolah itu. Bukan hanya menjadi murid tertua, dia bahkan sekelas dengan cicit-cicitnya. Semangatnya untuk belajar membuat anak-anak di desa itu yang tidak mau bersekolah termotivasi untuk mengikuti jejaknya. Ketika ditanya apa alasan nenek itu ingin bersekolah, jawabnya: “Saya ingin bisa membaca Alkitab, dan ingin menginspirasi anak-anak agar mendapatkan pendidikan.” [Sumber dari harian Suara Merdeka, Sabtu, 24 Januari 2015]
Usia tidak membatasi Priscilla untuk belajar dan kerinduannya untuk membaca Alkitab. Keinginan mengerti janji-janji Firman Tuhan, membuat semangatnya menyala, mengalahkan rasa malas yang menghinggapi. Priscilla memiliki keinginan yang kuat untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan melalui pembacaan Firman-Nya.
Kerendahan hati untuk menyadari keterbatasan atau kekurangan kita adalah modal awal untuk bertumbuh. Mazmur 119:130, “Bila tersingkap, firman-firmanMu itu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.” Jelas bahwa dengan membaca, menerungkan, mempelajari Firman Nya, kita, orang-orang yang merasa kurang [bodoh], akan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, berpengertian, dan berhikmat. Dan hikmat-Nya akan menjadikan kita bertumbuh dengan baik secara rohani, memperbaiki karakter menjadi seperti Kristus. Efeknya akan terasa dalam pelayanan kita, dalam hubungan dengan sesama, yang pada akhirnya dalam segala hal akan menjadi lebih baik.
Jangan menjadikan keterbatasan menjadi alasan untuk tidak bertumbuh. Apapun kondisi, keadaan, situasi dan usia kita, janganlah menghalangi keinginan untuk bertumbuh. Seperti Priscilla, kitapun bisa memakai cara yang sederhana untuk menumbuhkan iman kita, yaitu dengan kerinduan akan pembacaan Firman Tuhan supaya kita menjadi orang-orang yang berpengertian, dan bukan orang yang bodoh.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|