|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Dengan tekad yang kuat, komitmen tinggi dan pertolongan Roh Kudus, kita akan dimampukan merajut mimpi indah pada waktunya. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Merajut Mimpi Indah |
|
Merajut Mimpi Indah |
|
Selasa, 15 November 2016 | Tema: Mencapai Kedewasaan Sesusi Kepenuhan Kristus |
|
|
|
|
|
Merajut Mimpi Indah |
|
2 Korintus 5:9-10; Mazmur 73 |
|
|
|
|
|
|
Suatu realitas yang pasti bahwa setiap manusia, juga orang percaya, akan berakhir hari-hari hidupnya di bumi ini. Pada saat itu tiba, orang akan pindah dari kehidupan fana di bumi ke dalam masa kekekalan yang sangat dahsyat. Terminalnya hanya ada dua, di Langit Baru Bumi Baru bersama dengan Tuhan Yesus atau binasa di api kekal. Orang akan menjumpai bahwa dirinya telah keluar dari suatu mimpi [Mazmur 73:19-20]. Isi mimpi tersebut pada hakekatnya adalah apa yang telah dilakukannya selama hidup di bumi ini [2 Korintus 5:10].
Masing-masing orang bisa merajut mimpi di mana Tuhan bisa memberi predikat pada saat ‘terbangun’ di kekekalan, apakah rupa kita dipandang hina atau mulia [Mazmur 73:20, Matius 25:21]. Hidup di dunia ini [yang sangat singkat dibanding kekekalan] adalah satu-satunya kesempatan untuk merajut mimpi. Untuk itu perlu memperhatikan dua hal:
Pertama, Jangan hidup seperti orang fasik [Mazmur 73:6, 9, 11, 12] yang berkalungkan kecongkakan, berpakaian kekerasan, melawan, meremehkan Tuhan dan suka membual, serta terbelenggu oleh kekayaan dunia. Orang yang meremehkan Tuhan biasanya merasa kuat secara fin...selengkapnya » |
Suatu realitas yang pasti bahwa setiap manusia, juga orang percaya, akan berakhir hari-hari hidupnya di bumi ini. Pada saat itu tiba, orang akan pindah dari kehidupan fana di bumi ke dalam masa kekekalan yang sangat dahsyat. Terminalnya hanya ada dua, di Langit Baru Bumi Baru bersama dengan Tuhan Yesus atau binasa di api kekal. Orang akan menjumpai bahwa dirinya telah keluar dari suatu mimpi [Mazmur 73:19-20]. Isi mimpi tersebut pada hakekatnya adalah apa yang telah dilakukannya selama hidup di bumi ini [2 Korintus 5:10].
Masing-masing orang bisa merajut mimpi di mana Tuhan bisa memberi predikat pada saat ‘terbangun’ di kekekalan, apakah rupa kita dipandang hina atau mulia [Mazmur 73:20, Matius 25:21]. Hidup di dunia ini [yang sangat singkat dibanding kekekalan] adalah satu-satunya kesempatan untuk merajut mimpi. Untuk itu perlu memperhatikan dua hal:
Pertama, Jangan hidup seperti orang fasik [Mazmur 73:6, 9, 11, 12] yang berkalungkan kecongkakan, berpakaian kekerasan, melawan, meremehkan Tuhan dan suka membual, serta terbelenggu oleh kekayaan dunia. Orang yang meremehkan Tuhan biasanya merasa kuat secara finansial dan memiliki relasi dengan “orang penting”. Pengalaman dapat meloloskan diri dari berbagai kesulitan hidup membentuk cara berpikir meremehkan keadaan dan juga meremehkan Tuhan. Bagi mereka uang adalah segalanya. Mencari kepuasan diri dengan berbagai fasilitas materi dan hormat dari manusia. Dari kacamata dunia bisa saja tampak sebagai orang baik dan wajar, tetapi di mata Tuhan, tidak layak menjadi anggota keluarga Kerajaan Bapa. Tuhan Yesus berkata bahwa hidup manusia tidak tergantung pada kekayaannya [Lukas 12:15], dan orang yang mengandalkan kekayaannya, sukar masuk sorga [Matius 19:23]. Demikian juga dengan orang yang miskin harta yang ingin jadi kaya dengan harapan bahwa kekayaannya dapat membahagiakan hidupnya.
Kedua, Terus berjuang mengenakan hidup baru yang sesungguhnya. Percaya kepada Yesus adalah belajar suatu gaya hidup baru yang berkualitas tinggi yang diteladankan-Nya Falsafah hidupnya adalah “Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Bapa yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya” [Yohanes 4:34]. Hidup baru di dalam Kristus tidak cukup dengan menjadi aktivis gereja, melakukan hukum/norma, bermoral baik di mata manusia, namun yang melakukan segala hal sesuai dengan kehendak Allah. Dengan mengenakan gaya hidup baru seperti Tuhan Yesus, kita akan bisa menjadi “saksi-Nya”, membawa keselamatan bagi orang yang belum percaya. [GL]
Pokok Renungan:
Dengan tekad yang kuat, komitmen tinggi dan pertolongan Roh Kudus, kita akan dimampukan merajut mimpi indah pada waktunya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|