|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Merendahkan Diri dan Ditinggikan |
|
Merendahkan Diri dan Ditinggikan |
|
Minggu, 13 April 2014 | Tema: The Glory of Sacrifice |
|
|
|
|
|
Merendahkan Diri dan Ditinggikan |
|
Filipi 2:1-11 |
|
|
|
|
|
|
Filipi 2:1-11
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (Ayat 6-7)
Kejatuhan manusia yang pertama kali adalah kesombongan. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena mereka ingin mencari kemuliaan bagi diri mereka sendiri. Mereka tertarik oleh bujuk rayu Iblis (dalam bentuk ular), agar mereka makan buah pengetahuan baik dan jahat supaya mereka bisa menjadi seperti Allah (Kejadian 3:5). Pikiran mereka dipengaruhi Iblis sehingga mereka menginginkan kesetaraan dengan Allah, punya hak untuk menentukan apa yang baik dan jahat menurut pikirannya sendiri.
Nabi Yesaya menyerukan bahwa kita sekalian sesat seperti domba dan masing-masing kita mengambil jalannya sendiri (Yesaya 53:6). Kecenderungan untuk berjalan menuruti kehendaknya sendiri dan tidak mengikuti jalan yang ditentukan Allah selalu mun...selengkapnya » |
Filipi 2:1-11
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (Ayat 6-7)
Kejatuhan manusia yang pertama kali adalah kesombongan. Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena mereka ingin mencari kemuliaan bagi diri mereka sendiri. Mereka tertarik oleh bujuk rayu Iblis (dalam bentuk ular), agar mereka makan buah pengetahuan baik dan jahat supaya mereka bisa menjadi seperti Allah (Kejadian 3:5). Pikiran mereka dipengaruhi Iblis sehingga mereka menginginkan kesetaraan dengan Allah, punya hak untuk menentukan apa yang baik dan jahat menurut pikirannya sendiri.
Nabi Yesaya menyerukan bahwa kita sekalian sesat seperti domba dan masing-masing kita mengambil jalannya sendiri (Yesaya 53:6). Kecenderungan untuk berjalan menuruti kehendaknya sendiri dan tidak mengikuti jalan yang ditentukan Allah selalu muncul dalam hati manusia. Kecenderungan manusia selalu memberontak terhadap ketetapan Allah.
Tetapi Yesus Kristus, Adam yang kedua dan terakhir, memulai sebuah babakan baru dalam sejarah kehidupan manusia. Dia mengajarkan sebuah jalan hidup yang baru: Jalan hidup ketaatan. Melakukan kehendak Bapa di Surga. Walaupun harus dengan merelakan kesetaraan dengan Allah dan mengosongkan diri. Menjadi manusia, bahkan mengambil posisi paling rendah. Diperlakukan dengan sewenang-wenang oleh para penguasa dunia. Sebenarnya Dia dapat saja menunjukkan kuasa-Nya sebagai Anak Allah untuk membalas semua perlakuan manusia terhadap-Nya. Tetapi Dia tidak memilih jalan itu. Dia bersedia direndahkan dan menanggung penderitaan, demi melaksanakan kehendak Bapa.
Jalan hidup yang penuh ketaatan inilah yang dibenarkan oleh Allah Bapa. Yesus ditinggikan dan dimuliakan. Di dalam nama-Nya bertekuk lutut segala kuasa baik yang ada di langit dan di bumi. Jalan hidup ketaatan adalah jalan hidup kemenangan. Tapi semuanya menuntut harga yang mahal, yaitu PENGORBANAN. Amin. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|