|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus. (Galatia 6:14)
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Monumen Kemerdekaan |
|
Monumen Kemerdekaan |
|
Rabu, 16 April 2014 | Tema: The Glory of Sacrifice |
|
|
|
|
|
Monumen Kemerdekaan |
|
Kolose 1:9-23 |
|
|
|
|
|
|
Patung Liberty tampak menjulang tinggi di atas pelabuhan New York. Lebih dari seratus tahun patung wanita agung yang memegang tinggi-tinggi obor kemerdekaan. Pada alas Patung Liberty itu tertulis kalimat Emma Lazarus yang sangat menyentuh: ”Datanglah kepadaku hai orang-orang yang letih dan miskin, rakyat yang merindukan udara kebebasan, dan orang-orang yang terbuang dari masyarakat. Kirimkanlah kepadaku para tunawisma dan orang-orang yang terlantar: Aku telah meninggikan lampuku di sisi gerbang emas!”
Sebuah monumen lain juga menjulang tinggi di sepanjang sejarah untuk menawarkan kemerdekaan rohani bagi orang-orang yang diperbudak di seluruh dunia. Monumen tersebut adalah salib Romawi di mana Yesus disalibkan 2.000 tahun yang lalu. Mulanya pemandangan tersebut tampak menjijikkan, hina dan tidak pantas untuk dilihat. Berabad-abad sebelum Yesus lahir, salib digunakan sebagai alat untuk menyiksa dan membunuh. Sebagai contoh, pada tahun 519 SM, Raja Darius I dari Persia menyalibkan 3.000 musuh di Babel. Hukuman mati seperti ini kemudian dipakai bangsa Roma untuk menghukum orang asing dan budak. Namun sejak Yesus Kristus memikul dosa manusia di Kalvari, kayu salib mendapat arti yang baru. Di Kalvari, melalui “darah salib K...selengkapnya » |
Patung Liberty tampak menjulang tinggi di atas pelabuhan New York. Lebih dari seratus tahun patung wanita agung yang memegang tinggi-tinggi obor kemerdekaan. Pada alas Patung Liberty itu tertulis kalimat Emma Lazarus yang sangat menyentuh: ”Datanglah kepadaku hai orang-orang yang letih dan miskin, rakyat yang merindukan udara kebebasan, dan orang-orang yang terbuang dari masyarakat. Kirimkanlah kepadaku para tunawisma dan orang-orang yang terlantar: Aku telah meninggikan lampuku di sisi gerbang emas!”
Sebuah monumen lain juga menjulang tinggi di sepanjang sejarah untuk menawarkan kemerdekaan rohani bagi orang-orang yang diperbudak di seluruh dunia. Monumen tersebut adalah salib Romawi di mana Yesus disalibkan 2.000 tahun yang lalu. Mulanya pemandangan tersebut tampak menjijikkan, hina dan tidak pantas untuk dilihat. Berabad-abad sebelum Yesus lahir, salib digunakan sebagai alat untuk menyiksa dan membunuh. Sebagai contoh, pada tahun 519 SM, Raja Darius I dari Persia menyalibkan 3.000 musuh di Babel. Hukuman mati seperti ini kemudian dipakai bangsa Roma untuk menghukum orang asing dan budak. Namun sejak Yesus Kristus memikul dosa manusia di Kalvari, kayu salib mendapat arti yang baru. Di Kalvari, melalui “darah salib Kristus”, Sang Juruselamat melepaskan kita dari penghakiman dan mendamaikan kita dengan Allah (Kolose 1:20,21).
Rasul Paulus mengerti benar tentang arti salib. Sebelum bertobat, Paulus telah melakukan banyak hal yang membuatnya mendapatkan kepuasan dan kebanggaan pribadi (2 Korintus11:16-12:13). Namun Paulus telah meninggalkan semua itu, sehingga kepada jemaat di Galatia ia menulis, “Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus” (Galatia 6:14). Bila kita mengerti apa yang telah Yesus perbuat bagi kita di atas kayu salib, niscaya kita akan menjadi rendah hati. Sebab segala usaha kita sia-sia adanya; Dialah yang telah mengerjakan segalanya!
Sang Juruselamat yang telah bangkit mengundang semua orang untuk datang dan percaya kepada-Nya dengan sikap rendah hati. Dengan percaya bahwa Dia telah mati di kayu salib untuk menggantikan kita yang berdosa, maka kita akan menerima pengampunan. Ketika kita menerima Kristus sebagai Juruselamat, maka beban dosa yang berat akan terlepas dari jiwa kita yang letih karena dosa. Kita pun bebas untuk selamanya. Sudahkah kita menerima Undangan Salib Kristus itu? |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|