|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Hendaklah perkataanmu jangan hambar.” |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Mulut Yang Membawa Berkat! |
|
Mulut Yang Membawa Berkat! |
|
Rabu, 29 Juli 2015 | Tema: Diberkati Untuk Menjadi Berkat |
|
|
|
|
|
Mulut Yang Membawa Berkat! |
|
Ibrani 13:15 |
|
|
|
|
|
|
Seorang nenek begitu setia beribadah kepada Tuhan dalam usianya yang semakin bertambah. Sang nenek terus berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam keadaan hujan atau panas dan tubuh tuanya yang sudah seringkali mengalami sakit, sang nenek tidak melupakan hari minggu untuk tetap beribadah. Nenek tersebut berpikir bahwa melalui ibadah, ia bertemu dengan Tuhan. Tetangga begitu tertarik dengan apa yang dilakukan sang nenek. Sampai suatu ketika tetangga yang awalnya tidak mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, akhirnya menjadi percaya karena melihat kehidupan sang nenek .
Seringkali kita berpikir bahwa menjadi berkat berarti kita harus mengeluarkan rupiah dari dompet atau dari saku kita. Tidak salah memang, namun melalui kehidupan ini, kita bisa menjadi berkat bagi siapa saja ataupun dengan cara apapun termasuk melalui bibir kita. Penulis surat Ibrani mengingatkan supaya kita mempunyai ucapan bibir yang memuliakan Allah. Tentu orang yang mendengar kita memuji dan memuliakan Allah karena kebaikan-Nya akan senang mendengarnya. Seperti halnya yang dilakukan Paulus dan Silas sekalipun di dalam penjara [Kisah Para Rasul 16:25]. Begitu juga ucapan syukur yang ki...selengkapnya » |
Seorang nenek begitu setia beribadah kepada Tuhan dalam usianya yang semakin bertambah. Sang nenek terus berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam keadaan hujan atau panas dan tubuh tuanya yang sudah seringkali mengalami sakit, sang nenek tidak melupakan hari minggu untuk tetap beribadah. Nenek tersebut berpikir bahwa melalui ibadah, ia bertemu dengan Tuhan. Tetangga begitu tertarik dengan apa yang dilakukan sang nenek. Sampai suatu ketika tetangga yang awalnya tidak mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat, akhirnya menjadi percaya karena melihat kehidupan sang nenek .
Seringkali kita berpikir bahwa menjadi berkat berarti kita harus mengeluarkan rupiah dari dompet atau dari saku kita. Tidak salah memang, namun melalui kehidupan ini, kita bisa menjadi berkat bagi siapa saja ataupun dengan cara apapun termasuk melalui bibir kita. Penulis surat Ibrani mengingatkan supaya kita mempunyai ucapan bibir yang memuliakan Allah. Tentu orang yang mendengar kita memuji dan memuliakan Allah karena kebaikan-Nya akan senang mendengarnya. Seperti halnya yang dilakukan Paulus dan Silas sekalipun di dalam penjara [Kisah Para Rasul 16:25]. Begitu juga ucapan syukur yang kita ucapkan saat kita menghadapi masalah dan tantangan, tentu akan memberi semangat baru bagi mereka yang mendengarnya.
Saat kita belajar mengucap syukur dalam segala keadaan tidak saja memperkenankan hati Tuhan [1 Tesalonika 5:18], tetapi juga bisa membuat orang yang mendengarnya mendapatkan harapan baru. Oleh sabab itu mari kita, khususnya melalui perkataan, menjadi berkat bagi orang lain, sehingga seperti perintah Tuhan supaya Abraham yang diberkati menjadi berkat, demikianlah juga kita yang menikmati berkat Abraham juga menjadi berkat bagi sesama dalam kehidupan kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|