|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Berbagi kasih bukan mengikuti orang lain atau mengikuti kalender tahun gerejawi, tapi berbagi kasih adalah panggilan hidup yang harus kita hidupi setiap waktu”.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Musim Berbagi Kasih |
|
Musim Berbagi Kasih |
|
Sabtu, 03 Januari 2015 | Tema: Lebih Baik Dari Kemarin |
|
|
|
|
|
Musim Berbagi Kasih |
|
Markus 11:12-14 |
|
|
|
|
|
|
Biasanya pada bulan Desember yang telah kita tinggalkan kemarin ada banyak orang-orang yang ‘tergerak’ dalam berbagi kasih. Karena Tuhan Yesus sudah mengasihi manusia lewat kelahiran dan kematian-Nya, maka sudah seharusnya manusia mengikuti jejak-Nya untuk membagikan kasih mereka pada orang-orang di sekelilingnya. Hal yang serupa juga terjadi pada beberapa perayaan tahun gerejawi, misalnya pada saat Paskah; demikian juga dengan perayaan-perayaan umum seperti Valentine Day, hari Kemerdekaan, hari raya keagamaan, dll. Memberi dan diberi merupakan hari yang sangat menyenangkan bagi banyak orang, di mana sang penerima dapat menerima barang-barang dengan cuma-cuma. Demikian juga dengan pemberi, mereka dapat memanfaatkan momen yang sangat istimewa tersebut untuk berbagi kasih.
Namun demikian, ternyata Tuhan mengecam tindakan dermawan orang-orang yang memberi dengan musiman. Mereka hanya memberi tatkala ada momen-momen tertentu yang mengharuskan mereka ikut berpartisipasi dalam memberi. Kesadaran memberi itu muncul dari motivasi yang keliru, misalnya: kesombongan, ketamakan, dan ingin dipuji orang (Matius 6:2). Dan Tuhan mengajarkan bahwa berbagi kasih itu bukan hanya kita lakukan pada saat-saat tertentu atau momen-momen tertentu. Sepeti pohon ara, Tuhan Yesus menuntut agar...selengkapnya » |
Biasanya pada bulan Desember yang telah kita tinggalkan kemarin ada banyak orang-orang yang ‘tergerak’ dalam berbagi kasih. Karena Tuhan Yesus sudah mengasihi manusia lewat kelahiran dan kematian-Nya, maka sudah seharusnya manusia mengikuti jejak-Nya untuk membagikan kasih mereka pada orang-orang di sekelilingnya. Hal yang serupa juga terjadi pada beberapa perayaan tahun gerejawi, misalnya pada saat Paskah; demikian juga dengan perayaan-perayaan umum seperti Valentine Day, hari Kemerdekaan, hari raya keagamaan, dll. Memberi dan diberi merupakan hari yang sangat menyenangkan bagi banyak orang, di mana sang penerima dapat menerima barang-barang dengan cuma-cuma. Demikian juga dengan pemberi, mereka dapat memanfaatkan momen yang sangat istimewa tersebut untuk berbagi kasih.
Namun demikian, ternyata Tuhan mengecam tindakan dermawan orang-orang yang memberi dengan musiman. Mereka hanya memberi tatkala ada momen-momen tertentu yang mengharuskan mereka ikut berpartisipasi dalam memberi. Kesadaran memberi itu muncul dari motivasi yang keliru, misalnya: kesombongan, ketamakan, dan ingin dipuji orang (Matius 6:2). Dan Tuhan mengajarkan bahwa berbagi kasih itu bukan hanya kita lakukan pada saat-saat tertentu atau momen-momen tertentu. Sepeti pohon ara, Tuhan Yesus menuntut agar berbuah tidak hanya pada musimnya, tetapi saat tidak musim sekalipun pohon ara itu harus tetap berbuah (ayat 13, 20).
Berbagi kasih bukan kita lakukan hanya pada momen-momen saat orang-orang berlomba berbagi kasih tetapi harus kita lakukan setiap saat, termasuk di awal tahun ini dan seterusnya. Tuhan mengajarkan kepada kita bukan mengasihi secara musiman, bukan memberi secara musiman, tetapi setiap saat kita harus berbagi kasih. Bukan hanya kepada orang-orang yang dapat mengembalikan kasih yang kita berikan pada mereka, tetapi juga dengan orang-orang yang mungkin tidak dapat berbagi dengan kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|