|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Fokus seorang pejuang adalah terwujudnya sebuah harapan walaupun harus berkorban segalanya. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Ribkah E. Christanti |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Pejuang Kebenaran |
|
Pejuang Kebenaran |
|
Senin, 11 Agustus 2014 | Tema: No Fear |
|
|
|
|
|
Pejuang Kebenaran |
|
Mazmur 15:1-5 |
|
|
|
|
|
|
Sebuah buku berjudul “Orang-orang Hebat: Dari Mata Kaki ke Mata Hati” mengisahkan 20 tokoh hebat yang menggugah hati dan jiwa. Betapa tidak, mereka rela melawan arus, melanggar tradisi, bahkan mengingkari sumpah jabatan demi menolong sesama yang sangat membutuhkan. Satu di antara orang hebat itu adalah drg. Aloysius Giyai, seorang dokter sekaligus direktur RSUD Abepura, Papua. Dia adalah seorang dokter dari keluarga miskin yang berjuang keras atas nama kemanusiaan. Dia “membalas dendam” kemiskinannya dengan mengabdikan hidup untuk orang-orang miskin. Dia berani mengambil resiko karena melanggar aturan birokrasi orang-orang miskin mendapatkan pelayanan kesehatan gratis. Alhasil, justru bukan tindakan disiplin dari Depkes yang ia terima, melainkan pujian. Tidak hanya itu saja, ia mendapatkan penghargaan dari Gubernur JP Salossa karena keberaniannya demi kemanusiaan itu.
Ternyata dalam Alkitab juga banyak mengisahkan tokoh-tokoh yang berani menentang aturan dan melanggar tradisi demi sebuah kebenaran yang dikehendaki Tuhan. Sebut saja Rasul Paulus yang berjuang memberi pengajaran tentang hidup benar sebagai orang percaya di tengah masyarakat yang terindoktrinasi pengajaran tentang Hukum Taurat dan tradisi, seperti sunat, dll. Dalam kiprahnya, sangat banyak tantangan yan...selengkapnya » |
Sebuah buku berjudul “Orang-orang Hebat: Dari Mata Kaki ke Mata Hati” mengisahkan 20 tokoh hebat yang menggugah hati dan jiwa. Betapa tidak, mereka rela melawan arus, melanggar tradisi, bahkan mengingkari sumpah jabatan demi menolong sesama yang sangat membutuhkan. Satu di antara orang hebat itu adalah drg. Aloysius Giyai, seorang dokter sekaligus direktur RSUD Abepura, Papua. Dia adalah seorang dokter dari keluarga miskin yang berjuang keras atas nama kemanusiaan. Dia “membalas dendam” kemiskinannya dengan mengabdikan hidup untuk orang-orang miskin. Dia berani mengambil resiko karena melanggar aturan birokrasi orang-orang miskin mendapatkan pelayanan kesehatan gratis. Alhasil, justru bukan tindakan disiplin dari Depkes yang ia terima, melainkan pujian. Tidak hanya itu saja, ia mendapatkan penghargaan dari Gubernur JP Salossa karena keberaniannya demi kemanusiaan itu.
Ternyata dalam Alkitab juga banyak mengisahkan tokoh-tokoh yang berani menentang aturan dan melanggar tradisi demi sebuah kebenaran yang dikehendaki Tuhan. Sebut saja Rasul Paulus yang berjuang memberi pengajaran tentang hidup benar sebagai orang percaya di tengah masyarakat yang terindoktrinasi pengajaran tentang Hukum Taurat dan tradisi, seperti sunat, dll. Dalam kiprahnya, sangat banyak tantangan yang dihadapi. Tidak jarang pengajarannya ditentang, bahkan dia juga difitnah dan dianiaya demi menyatakan kebenaran. Tidak jauh berbeda dengan Rasul Paulus, Tuhan Yesus justru lebih dulu mengalami hal yang sama. Demi menebus dosa manusia, Ia rela menjadi manusia Yesus. Namun manusia justru menolak-Nya karena mengajarkan hal-hal yang dikehendaki Bapa yang tidak lazim dilakukan oleh orang-orang pada umumnya. Akibatnya, fitnahan pengakuan sebagai Mesias yang dinantikan bangsa Israel, ditimpakan atasnya.
Dari tokoh-tokoh yang kita baca di atas sepertinya tidak ada untungnya melawan arus. Bahkan sebuah ungkapan yang menyatakan: ”Jujur Ajur” (orang yang jujur akan hancur) sepertinya sangat dipegang teguh oleh orang yang nyaman dengan kenyamanan fana. Namun bagi orang-orang yang tersentuh jiwanya oleh karya Roh Kudus, mau mensyukuri kasih karunia dan membagikan kasih karunia melalui perbuatan, akan berjuang sekuat tenaga demi tegaknya sebuah kebenaran. Mereka akan rela untuk berkorban secara fisik maupun psikis mereka. Tidak tumbang ketika ditentang, tidak mundur ketika terbentur. Dan hasilnya, Tuhan akan memuliakan mereka dengan cara-Nya yang tak terpikirkan.
Jadi jika saat ini di lingkungan Anda masih ada tradisi nenek moyang yang bertentangan dengan ajaran Firman (berdoa minta berkah pada arwah nenek moyang, orang kristen nyadran di kuburan, dll); kebiasaan-kebiasaan sosial yang tidak benar namun dianggap wajar (korupsi, selingkuh, kumpul kebo, kehidupan malam, mabuk, merokok, kawin cerai, dll); beranikah Anda mengambil sikap yang berbeda dengan orang kebanyakan? |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|