|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Pencitraan Atau Tindakan Nyata? |
|
Pencitraan Atau Tindakan Nyata? |
|
Minggu, 08 Februari 2015 | Tema: Love In Action |
|
|
|
|
|
Pencitraan Atau Tindakan Nyata? |
|
Yakobus 2:14-26 |
|
|
|
|
|
|
Yakobus 2:14-26
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? (ayat 14)
Dari mengamati perilaku para pemimpin di negeri ini kita bisa mendapatkan pelajaran yang menarik. Ada pemimpin yang berusaha mengangkat pamornya dengan teknik yang disebut ”pencitraan”. Dia sengaja mengatur penampilan, gaya bicara, bahasa tubuhnya agar memberi kesan bahwa dia adalah seorang pemimpin yang dapat diandalkan dan sekaligus peduli pada nasib bangsa. Pencitraan ini sengaja diekspose di media massa agar semua orang melihat dan mendapat kesan seperti yang diinginkannya. Tetapi di pihak lain, ada pemimpin yang tidak banyak mengatur gaya penampilan atau gaya bicaranya, namun dengan sepenuh hati bekerja untuk kepentingan rakyat.
Nas Firman di atas berbicara mengenai bagaimana iman diwujudkan. Apakah iman diwujudkan dengan sekedar berkata-kata atau dengan perbuatan yang ...selengkapnya » |
Yakobus 2:14-26
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? (ayat 14)
Dari mengamati perilaku para pemimpin di negeri ini kita bisa mendapatkan pelajaran yang menarik. Ada pemimpin yang berusaha mengangkat pamornya dengan teknik yang disebut ”pencitraan”. Dia sengaja mengatur penampilan, gaya bicara, bahasa tubuhnya agar memberi kesan bahwa dia adalah seorang pemimpin yang dapat diandalkan dan sekaligus peduli pada nasib bangsa. Pencitraan ini sengaja diekspose di media massa agar semua orang melihat dan mendapat kesan seperti yang diinginkannya. Tetapi di pihak lain, ada pemimpin yang tidak banyak mengatur gaya penampilan atau gaya bicaranya, namun dengan sepenuh hati bekerja untuk kepentingan rakyat.
Nas Firman di atas berbicara mengenai bagaimana iman diwujudkan. Apakah iman diwujudkan dengan sekedar berkata-kata atau dengan perbuatan yang nyata? Mewujudkan iman dengan sekedar berkata-kata itu sama dengan ”pencitraan”. Tujuannya adalah supaya orang mendapat kesan bahwa dia adalah seorang yang beriman, punya hati yang baik, punya belas kasihan. Padahal yang namanya pencitraan di dalam dirinya tidak seperti yang dikatakannya. Hanya untuk membuat orang terkesan saja.
Tuhan menginginkan kita menjadi pelaku-pelaku Firman. Tujuan kita mengerti dan memahami Firman bukan supaya kita pandai berkata-kata. Bukan juga supaya kita pandai menasihati orang lain. Tujuannya adalah supaya kita mengerjakan apa yang diperintahkan Tuhan.
Firman Tuhan berkata: ”Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (ayat 26) Iman yang hidup adalah iman yang dinyatakan dalam perbuatan. Tetapi iman itu akan mati jika dibungkus dengan kata-kata yang kosong. Kitalah yang bisa memutuskan apakah iman itu akan kita kembangkan agar hidup dan menggairahkan hidup kita, ataukah kita biarkan mati. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|