|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Hendaklah kita menjadi pendengar firman dan sekaligus sebagai pelaku firman. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Pendengar dan Pelaku Firman |
|
Pendengar dan Pelaku Firman |
|
Sabtu, 11 Maret 2017 |
|
|
|
|
|
Pendengar dan Pelaku Firman |
|
Yakobus 1:22 |
|
|
|
|
|
|
Yakobus 1:22 menyatakan “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” Ayat ini tidak bermaksud mengadakan pembedaan antara pelaku dan pendengar firman. Kata-kata ‘...dan bukan pendengar saja’ menunjukkan bahwa siapa pun orang Kristen tidak hanya berhenti pada mendengar firman saja. Memang mendengar firman adalah awal yang benar, tetapi belum selesai sebab kalau hanya sampai di situ saja, firman Tuhan berkata ‘..kamu menipu diri sendiri’. Kepala manggut-manggut, wajah berseri, mulut tertawa, mata terbelalak lebar ketika mendengarkan firman sebagai bentuk umpan balik. Pertanda bahwa firman telah ditangkap dengan baik, pengkhotbah pun lega. Tetapi ketika keluar dari kebaktian semua yang didengarnya dengan cepat terlupakan, dan kembali hidup dalam kebiasaan lama yang tidak sesuai firman yang didengarnya, itulah menipu diri sendiri.
Tetapi ada juga ekstrim kedua: ketika jam ibadah, kagak pernah dengerin firman. Kalaupun duduk maka melakukan aktivitas lain. Ada saja yang dilakukan. Tetapi kalau soal angkat-angkat kursi, angkut-angkut barang, persiapan bagian perlengkapan dalam acara program gereja jangan tanya tiada duanya, rajin luar biasa. Tipe seperti ini sangat disukai b...selengkapnya » |
Yakobus 1:22 menyatakan “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” Ayat ini tidak bermaksud mengadakan pembedaan antara pelaku dan pendengar firman. Kata-kata ‘...dan bukan pendengar saja’ menunjukkan bahwa siapa pun orang Kristen tidak hanya berhenti pada mendengar firman saja. Memang mendengar firman adalah awal yang benar, tetapi belum selesai sebab kalau hanya sampai di situ saja, firman Tuhan berkata ‘..kamu menipu diri sendiri’. Kepala manggut-manggut, wajah berseri, mulut tertawa, mata terbelalak lebar ketika mendengarkan firman sebagai bentuk umpan balik. Pertanda bahwa firman telah ditangkap dengan baik, pengkhotbah pun lega. Tetapi ketika keluar dari kebaktian semua yang didengarnya dengan cepat terlupakan, dan kembali hidup dalam kebiasaan lama yang tidak sesuai firman yang didengarnya, itulah menipu diri sendiri.
Tetapi ada juga ekstrim kedua: ketika jam ibadah, kagak pernah dengerin firman. Kalaupun duduk maka melakukan aktivitas lain. Ada saja yang dilakukan. Tetapi kalau soal angkat-angkat kursi, angkut-angkut barang, persiapan bagian perlengkapan dalam acara program gereja jangan tanya tiada duanya, rajin luar biasa. Tipe seperti ini sangat disukai banyak orang karena semua dikerjakan dengan baik. Banyak acara kelar dan setiap kali ada acara gereja selalu saja ada tipe seperti ini. Salahkah? Tidak! Tetapi tidak cukup berhenti sampai di situ saja.
Lalu bagaimana? Tentu saja pada saat-saat tertentu kita harus bisa bersikap seperti Maria, yaitu duduk tenang mendengar firman Tuhan, tetapi di lain waktu kita harus bisa bersikap seperti Marta. Artinya kita juga memiliki semangat mengerjakan banyak hal, namun demikian harus ada urutan yang tepat. Yang pertama, kita harus bersedia bersikap seperti Maria, yaitu mendengar firman Tuhan. Dan kedua, kita harus berusaha keras untuk melakukan apa yang kita dengar, yaitu firman Tuhan itu. Dengan demikian hal ini bukan satu pilihan di antara dua, tetapi dua-duanya harus kita lakukan, yaitu mendengar firman dan kemudian kita melakukannya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|