|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jadilah pelaku Firman dengan menabur banyak kebajikan. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Penuhi Hati Dengan Benih Firman |
|
Penuhi Hati Dengan Benih Firman |
|
Rabu, 04 Maret 2015 | Tema: Menebar Benih Kebaikan |
|
|
|
|
|
Penuhi Hati Dengan Benih Firman |
|
Yakobus 1:21-22 |
|
|
|
|
|
|
Di dalam diri kita ada potensi-potensi besar yang bisa membuat kita berkembang atau bertumbuh. Pusatnya ada di dalam hati kita masing-masing. Nah, apa yang tersimpan di dalam hati itulah yang akan mendorong kita untuk melakukan sesuatu. Hati kita diibaratkan sebagai lahan yang subur [berpotensi] untuk mendorong dan mengerjakan banyak hal. Tergantung benih apa [motivasi apa] yang ada di dalam hati kita. Jika di dalam hati kita tertanam benih-benih, yaitu firman Tuhan [ayat 21b], dan kita tidak saja mengetahui Firman tetapi juga melakukannya [ayat 22], maka benih Firman itu berkuasa untuk menyelamatkan jiwa kita [ayat 21b].
Dan ketika kita sudah menjadi dewasa iman karena senantiasa menerima firman Tuhan, maka saatnya kita juga menabur berbagai kebaikan dan kebenaran dari firman Tuhan kepada orang lain. Oleh sebab itu sudahkah hati kita terlebih dulu dipenuhi benih Firman? Sebab apa yang kita tabur adalah apa yang kita terima dari Tuhan. Janganlah kita mengumbar hawa nafsu untuk memuaskan kedagingan sesaat, sebab itu kekotoran dan kejahatan yang hanya menyesatkan dan menghancurkan jiwa manusia [ayat 21a]. Tetapi jadilah pelaku Firman dengan menabur banyak kebajikkan...selengkapnya » |
Di dalam diri kita ada potensi-potensi besar yang bisa membuat kita berkembang atau bertumbuh. Pusatnya ada di dalam hati kita masing-masing. Nah, apa yang tersimpan di dalam hati itulah yang akan mendorong kita untuk melakukan sesuatu. Hati kita diibaratkan sebagai lahan yang subur [berpotensi] untuk mendorong dan mengerjakan banyak hal. Tergantung benih apa [motivasi apa] yang ada di dalam hati kita. Jika di dalam hati kita tertanam benih-benih, yaitu firman Tuhan [ayat 21b], dan kita tidak saja mengetahui Firman tetapi juga melakukannya [ayat 22], maka benih Firman itu berkuasa untuk menyelamatkan jiwa kita [ayat 21b].
Dan ketika kita sudah menjadi dewasa iman karena senantiasa menerima firman Tuhan, maka saatnya kita juga menabur berbagai kebaikan dan kebenaran dari firman Tuhan kepada orang lain. Oleh sebab itu sudahkah hati kita terlebih dulu dipenuhi benih Firman? Sebab apa yang kita tabur adalah apa yang kita terima dari Tuhan. Janganlah kita mengumbar hawa nafsu untuk memuaskan kedagingan sesaat, sebab itu kekotoran dan kejahatan yang hanya menyesatkan dan menghancurkan jiwa manusia [ayat 21a]. Tetapi jadilah pelaku Firman dengan menabur banyak kebajikkan, bukan supaya kita memperoleh keuntungan balik dari orang lain, melainkan dengan hati yang ikhlas. Ingatlah bahwa Firman yang ada di hati kita akan membantu kita untuk melakukan banyak kebajikan.
Masalahnya adalah apakah yang menguasai hati kita? Jika yang menguasai adalah benih firman Tuhan, maka kita akan dituntun untuk melakukan banyak hal kebajikan untuk memberkati banyak orang. Tetapi jika keegoisan tetap menguasai hati kita, maka selamanya apa yang kita pikirkan dan lakukan hanya hitung-hitungan bagaimana supaya tetap menguntungkan diri kita sendiri. Menabur sedikit, tetapi berhasrat mendapatkan kembali berlipat-lipat adalah hal yang tidak fair. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|