|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Salah satu hal yang harus dilakukan sebagai umat yang kudus adalah memperkatakan perkataan yang baik untuk membangun sesama. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Dkn. Rachmat Sugianto |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Perkataan Yang Baik |
|
Perkataan Yang Baik |
|
Senin, 30 Mei 2016 | Tema: Umat Yang Kudus |
|
|
|
|
|
Perkataan Yang Baik |
|
Efesus 4:29 |
|
|
|
|
|
|
Salah satu peribahasa dalam bahasa Jawa berbunyi: “Ajining diri saka ing lathi”. Peribahasa itu mengandung makna bahwa seseorang dihargai itu berdasarkan ucapannya. Setiap perkataan yang keluar dari mulut kita menjadi salah satu kriteria bagi orang lain dalam menilai kita. Bahasa yang santun, ucapan yang meneduhkan, dan perkataan yang membangun, menjadikan orang lain memberikan penilaian yang positif. Sedangkan perkataan yang kasar, penuh dengan caci-makian, bahkan ucapan yang kotor justru akan membuat orang lain sakit hati, marah, jengkel sehingga membuat penilaian yang negatif terhadap kita.
Jemaat di Efesus diingatkan oleh rasul Paulus tentang pentingnya hidup sungguh-sungguh di dalam Tuhan. Salah satu sikap hidup benar di hadapan Tuhan yang disampaikan rasul Paulus adalah memperkatakan perkataan yang membangun. Efesus 4:29 berkata: “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Ini merupakan ciri manusia baru di dalam Kristus Yesus. Ketika jemaat Efesus menerima Yesus sebagai Tuhan lewat pengajaran rasul Paulus, salah satu sikap hidup yang harus diubah adalah dalam hal perkataan. Melalui perkataan yang keluar dari mulut menj...selengkapnya » |
Salah satu peribahasa dalam bahasa Jawa berbunyi: “Ajining diri saka ing lathi”. Peribahasa itu mengandung makna bahwa seseorang dihargai itu berdasarkan ucapannya. Setiap perkataan yang keluar dari mulut kita menjadi salah satu kriteria bagi orang lain dalam menilai kita. Bahasa yang santun, ucapan yang meneduhkan, dan perkataan yang membangun, menjadikan orang lain memberikan penilaian yang positif. Sedangkan perkataan yang kasar, penuh dengan caci-makian, bahkan ucapan yang kotor justru akan membuat orang lain sakit hati, marah, jengkel sehingga membuat penilaian yang negatif terhadap kita.
Jemaat di Efesus diingatkan oleh rasul Paulus tentang pentingnya hidup sungguh-sungguh di dalam Tuhan. Salah satu sikap hidup benar di hadapan Tuhan yang disampaikan rasul Paulus adalah memperkatakan perkataan yang membangun. Efesus 4:29 berkata: “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Ini merupakan ciri manusia baru di dalam Kristus Yesus. Ketika jemaat Efesus menerima Yesus sebagai Tuhan lewat pengajaran rasul Paulus, salah satu sikap hidup yang harus diubah adalah dalam hal perkataan. Melalui perkataan yang keluar dari mulut menjadi tanda apakah jemaat sudah menjadi manusia baru atau tetap menjadi manusia lama. Perkataan kotor hanya akan menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk bertumbuh, tetapi perkataan yang baik akan membangun dalam segala hal.
Jemaat terkasih, untuk menjadi umat yang kudus, mari kita belajar dari apa yang rasul Paulus sampaikan kepada jemaat di Efesus, yaitu menggunakan perkataan yang baik untuk membangun sesama kita. Perkataan yang baik akan menguatkan, membangun, bahkan memberikan kedamaian bagi yang mendengarnya. Dalam keadaan yang tidak menguntungkan diri kita sekalipun, belajarlah untuk tidak menggunakan kata-kata yang menyakiti orang lain. Karena perkataan yang keluar dari mulut kita merupakan nilai yang tercermin dalam hidup kita. Orang lain memperhatikan setiap ucapan demi ucapan kita. Sehingga jikalau keluar perkataan kotor, perkataan makian, atau bahkan perkataan penghinaan, bukankah kita sudah menjadi batu penghalang bagi orang lain? Pantaskah kita disebut umat yang kudus sementara perkataan kita merendahkan orang lain? Mari menggunakan setiap perkataan yang manis, yang baik, dan penuh dengan kasih, sehingga orang yang mendengar dipenuhi dengan damai dan sukacita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|