|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. (2 Korintus 9:7) |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Persepuluhan, Keadilan & Kasih |
|
Persepuluhan, Keadilan & Kasih |
|
Selasa, 10 Februari 2015 | Tema: Love In Action |
|
|
|
|
|
Persepuluhan, Keadilan & Kasih |
|
Lukas 11:42 |
|
|
|
|
|
|
“Persepuluhan itu penting, Ben!”, kata Sambey kepada Benay yang sudah 3 bulan tidak memberikan persepuluhan. “Betul Sam! Penting untuk membuat Pdt. Itong kaya”, sindir Benay dengan mimik serius. Sambey tersenyum geli lalu menjelaskan bahwa Tuhan memerintahkan persepuluhan bukan untuk memperkaya para pendeta. Perpuluhan dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan hidup suku Lewi (Bilangan 18:21-24; Maleakhi 3:10). Suku Lewi dikhususkan untuk melayani di Bait Allah dan mereka tidak mendapatkan bagian atas tanah Kanaan. Sehingga mereka tidak mungkin bekerja dan oleh karenanya tidak mempunyai penghasilan. Selain untuk suku Lewi, persepuluhan dimaksudkan juga untuk orang asing, anak yatim, dan janda (Ulangan 26:12-13). Jadi jelas, persepuluhan yang disebut Tuhan sebagai milik-Nya itu, sebenarnya adalah sarana keadilan dan kasih Tuhan. Melalui persepuluhan, Tuhan ingin memelihara hidup orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan penghasilan.
Benay manggut-manggut mendengarkan penjelasan Sambey, lalu menyimpulkan, “Itu berarti, orang yang mengembalikan persepuluhan tetapi tidak tahu mengasihi dan berlaku semena-mena pada sesamanya pasti tidak diperkenan Tuhan.” “Tepat, Ben! termasuk...selengkapnya » |
“Persepuluhan itu penting, Ben!”, kata Sambey kepada Benay yang sudah 3 bulan tidak memberikan persepuluhan. “Betul Sam! Penting untuk membuat Pdt. Itong kaya”, sindir Benay dengan mimik serius. Sambey tersenyum geli lalu menjelaskan bahwa Tuhan memerintahkan persepuluhan bukan untuk memperkaya para pendeta. Perpuluhan dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan hidup suku Lewi (Bilangan 18:21-24; Maleakhi 3:10). Suku Lewi dikhususkan untuk melayani di Bait Allah dan mereka tidak mendapatkan bagian atas tanah Kanaan. Sehingga mereka tidak mungkin bekerja dan oleh karenanya tidak mempunyai penghasilan. Selain untuk suku Lewi, persepuluhan dimaksudkan juga untuk orang asing, anak yatim, dan janda (Ulangan 26:12-13). Jadi jelas, persepuluhan yang disebut Tuhan sebagai milik-Nya itu, sebenarnya adalah sarana keadilan dan kasih Tuhan. Melalui persepuluhan, Tuhan ingin memelihara hidup orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan penghasilan.
Benay manggut-manggut mendengarkan penjelasan Sambey, lalu menyimpulkan, “Itu berarti, orang yang mengembalikan persepuluhan tetapi tidak tahu mengasihi dan berlaku semena-mena pada sesamanya pasti tidak diperkenan Tuhan.” “Tepat, Ben! termasuk kalangan imam/pendeta yang menyalahgunakan persepuluhan untuk memperkaya diri, pasti akan dimurkai Tuhan”, kata Sambey.
Persepuluhan diperintahkan Tuhan tentu untuk ditaati. Tetapi ketaatan dalam memberikan dan memanfaatkan persepuluhan tidak boleh mengabaikan maksud Tuhan di balik perintah-Nya itu. Tuhan yang mahakaya, pencipta dan pemilik alam semesta dengan segala isinya, sampai menyebut persepuluhan sebagai milik-Nya. Bukan karena Tuhan itu serakah atau merasa masih kurang kaya, melainkan Dia memaksudkannya agar melalui persepuluhan terpeliharalah hidup orang-orang yang tidak mungkin bekerja dan mendapatkan penghasilan. Pada zaman kita sekarang ini, mereka itu adalah para pendeta yang melayani penuh waktu, janda-janda tua yang tidak mempunyai sanak-famili, orang-orang lanjut usia yang tidak mempunyai keluarga, anak yatim-piatu, dll. Dengan demikian persepuluhan adalah wujud keadilan dan kasih Tuhan bagi manusia. Sehingga memberikan dan memanfaatkan persepuluhan haruslah disertai dengan rasa kasih dan keadilan sebagaimana yang Tuhan inginkan.
Jemaat yang terkasih. Sekarang mengertilah kita mengapa Tuhan mencela orang-orang Farisi yang sangat teliti dalam memberikan persepuluhan. Tuhan mencela mereka karena mereka memberikan persepuluhan tetapi mengabaikan keadilan dan kasih. Itu berarti mereka memberikan persepuluhan dengan maksud untuk kepentingan diri sendiri. Entah itu ingin terlihat rohani atau lebih dimotivasi untuk mendapatkan berkat. Hendaklah kita tidak meniru sikap mereka itu! Supaya kita tidak turut dicela oleh Tuhan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|