|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kristus telah menguduskan kita. Berarti Dia telah memisahkan kita dari dunia ini untuk dipersekutukan dengan diri-Nya dan Allah, Bapa kita. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Pisahkanlah Dirimu |
|
Pisahkanlah Dirimu |
|
Kamis, 12 Mei 2016 | Tema: Umat Yang Kudus |
|
|
|
|
|
Pisahkanlah Dirimu |
|
2 Korintus 6:1 |
|
|
|
|
|
|
Pemisahan dari yang jahat adalah dasar dalam hubungan Allah dengan umat-Nya. Pemisahan ini meliputi dua dimensi: pertama, memisahkan diri secara moral dan rohani dari dosa dan dari segala sesuatu yang bertentangan dengan Yesus Kristus, kebenaran dan Fiman Allah. Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dalam satu persekutuan yang akrab dan intim melalui penyerahan diri, penyembahan, dan pelayanan.
Pemisahan ini menghasilkan suatu hubungan di mana Allah menjadi Bapa Sorgawi kita yang hidup bersama kita sebagai Allah kita; dan sebaliknya kita menjadi anak-anakNya laki-laki dan perempuan [2 Korintus 6:17-18]
Dalam Perjanjian Lama, pemisahan merupakan tuntutan Allah bagi umat-Nya. Mereka harus menjadi kudus, berbeda dan terpisah dari semua bangsa lain supaya menjadi milik Allah sendiri. Allah menghukum dan membuang mereka ke Asyur dan Babilonia karena mereka bersikeras ingin menyesuaikan diri dengan penyembahan berhala dan gaya hidup yang fasik dari bangsa-bangsa di sekitar mer...selengkapnya » |
Pemisahan dari yang jahat adalah dasar dalam hubungan Allah dengan umat-Nya. Pemisahan ini meliputi dua dimensi: pertama, memisahkan diri secara moral dan rohani dari dosa dan dari segala sesuatu yang bertentangan dengan Yesus Kristus, kebenaran dan Fiman Allah. Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dalam satu persekutuan yang akrab dan intim melalui penyerahan diri, penyembahan, dan pelayanan.
Pemisahan ini menghasilkan suatu hubungan di mana Allah menjadi Bapa Sorgawi kita yang hidup bersama kita sebagai Allah kita; dan sebaliknya kita menjadi anak-anakNya laki-laki dan perempuan [2 Korintus 6:17-18]
Dalam Perjanjian Lama, pemisahan merupakan tuntutan Allah bagi umat-Nya. Mereka harus menjadi kudus, berbeda dan terpisah dari semua bangsa lain supaya menjadi milik Allah sendiri. Allah menghukum dan membuang mereka ke Asyur dan Babilonia karena mereka bersikeras ingin menyesuaikan diri dengan penyembahan berhala dan gaya hidup yang fasik dari bangsa-bangsa di sekitar mereka.
Dalam Perjanjian Baru, Allah memerintahkan orang percaya untuk memisahkan diri dari: sistem dunia yang jahat dan tindakan kompromi yang tidak kudus; dari orang-orang dalam jemaat yang berbuat dosa dan menolak untuk bertobat; dari guru, jemaat dan kepercayaan palsu yang mengajarkan hal yang salah dan menyangkal kebenaran Alkitabiah.
Maksud dari pemisahan ini adalah agar sebagai umat Allah kita dapat bertekun dalam keselamatan, iman, dan kekudusan; kita hidup semata bagi Allah sebagai Tuhan dan Bapa kita; menginsafkan dunia yang tidak percaya ini akan kebenaran dan berkat-berkat Injil. Penolakan orang percaya untuk memisahkan diri dari yang jahat pasti akan mengakibatkan hilangnya persekutuan dengan Allah, penerimaan oleh Bapa, dan hak-hak kita sebagai anak.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|